3. Panu

9 0 1
                                    

Mari kita kembali ke masa Putih Biru Satria dan Shanum.

"IKY!"

Merasa namanya dipanggil remaja tersebut menoleh dan tersenyum hangat.

"Eh Shanum, Satria mana?"

Lelaki yang sedang berdiri dengan Shanum ini namanya Rizky, dia sahabat sekaligus teman sebangku Satria.

Karena Satria memanggil Rizky ini dengan sebutan 'Iky' jadi Shanum ikut memanggilnya 'Iky'.

Fyi Shanum dan Satria beda kelas.

Shanum diam diam menyukai Iky.

Menurut Shanum, Iky adalah lelaki sempurna dengan badan yang tinggi, memiliki alis tebal dan bulu mata lentik wajah Iky juga khas seperti orang Arab. Tentu saja wajah Arabnya ini ia dapat dari sang Ayah sedangkan Ibunya sendiri asli Sunda.

"Ih kok malah nanyain Satria si!" ucap Shanum kesal, bagaimana tidak, jelas jelas di depan Iky ini ada cewek cantik tapi Ia malah menanyai keberadaan kembaran laknat itu.

"Hehe maaf, kan biasanya kalian barengan" jawab Iky sambil menggaruk tengkuknya.

"Udah ah dosa ngomongin yang gaada, oh iya ini aku bawain Iky bekel loh dimakan ya" Shanum menyodorkan kotak bekal makan miliknya.

Sebenarnya itu jatah makan Shanum siang ini, tapi demi sang pujaan hati Shanum rela memberikan jatah makan siangnya.

"wadu jadi ngerepotin nih, makasi ya Sha" ucap Iky sambil menerima bekal dari Shanum tak lupa dengan menampilkan senyum manis andalan Iky yang mampu membuat jantung Shanum Dag Dig Dug ser.

"Ga ngerepotin kok,emm kalo gitu aku ke kelas dulu ya dah Iky"

Sementara dilain tempat Satria sedang sibuk menyalin PR Bahasa Inggris milik Siti, ia lupa kalau hari ini ada PR tapi setiap ada PR Ia memang selalu lupa.

"Siti ini apaan si?"

"Faith"

"Oh ok"

"Siti ini apaan si?"

"Stronger"

"Oh ok"

"Siti ini apaan si?"

"Ih Lieur kamu mah, nanya nanya wae!"

*Lieur = Pusing

*Wae = aja

"Ih Siti kenapa malah marah, Aing cuma nanya ini apa"

"Udahlah nyontek ke yang lain aja, banyak bacot kamu mah" Kesal Siti dengan logat khas sundanya, sambil merebut buku yang ada di tangan Satria.

"Orang pelit kuburannya sempit!" ucap Satria tak kalah kesal, mentang mentang Siti ini anak Pramuka tulisannya pun seperti sandi rumput.

Pucuk dicinta Sahabat pun tiba, Satria seperti menemukan emas tak kala matanya melihat Iky sahabatnya yang baru saja masuk kelas.

"Yo man Iky sahabat bagai kepompongku akhirnya datang"

"Nih" seakan sudah mengerti Iky langsung memberikan Satria buku Bahasa Inggrisnya.

"Emang gasalah milih sahabat" Jawab Satria sambil bersiap menyalin PR dari buku Iky.

>>>>><<<<<

Setelah pulang sekolah Shanum langsung pulang kerumah, ia ingin segera rebahan di Kasur empuknya.

Ayah masih dikantor, Ibu sedang merawat Nenek yg sedang sakit, Satria masih disekolah. Jadilah hanya ada Shanum dirumah.

Baru saja Ia memejamkan matanya, sayup sayup ia mendengan suara Satria yang baru pulang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

S A S H ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang