d) as your student

358 41 34
                                    

Kim namjoon, mahasiswa yang berkuliah di universitas swasta elit Bighit University karena mendapat beasiswa berkat kecerdasannya. Mahasiswa rantau yang tinggal di Jakarta sejak setahun yang lalu, meninggalkan keluarganya di Makassar demi cita-cita yang memang harus ia capai. Putra pertama dari keluarganya yang membanggakan, benar-benar menjalankan tugasnya sebagai anak pertama.

Laki-laki yang gigih dan pekerja keras. Rela menghabiskan masa mudanya untuk bekerja paruh waktu setiap hari. Selain sebagai barista di cafe selama hari senin-jumat, namjoon juga menjadi guru bimbel privat di hari sabtu dan minggu. Karena kepintarannya di kampus, salah satu dosennya bahkan tidak hanya menjadikannya asisten namun juga menawarkan pekerjaan sebagai tutor yang akan mengajari anaknya yang masih berada di bangku SMA.

Namjoon jelas tak melewatkan kesempatan itu. Tanpa pikir panjang, namjoon menyetujuinya, selain mendapat nilai tambahan, dirinya juga dibayar. Double untung, pikirnya. Tidak masalah meski harus selalu menolak ajakan temannya untuk nongkrong. Setelah mengenakan jaket denim yang sudah sedikit pudar, dan menenteng tas ranselnya yang berisi buku-buku yang ia butuhkan untuk mengajar, namjoon mengunci kamarnya dan keluar dari kost-kost annya menuju garasi yang menyimpan kendaraan milik anak kost.

Letak rumah dosennya tak jauh sebenarnya, namun rumahnya berada di kawasan perumahan elit yang membutuhkan akses kartu jika ingin masuk kedalam perumahannya. Pertama kali, namjoon datang dirinya merasa minder bukan main namun ia sudah menetapkan dalam dirinya bahwa ia datang untuk bekerja, tak perlu memikirkan pendapat orang lain.

Kembali ke masa sekarang. Namjoon sudah tiba di halaman rumah dosennya, ia sudah memarkirkan motor matic nya di garasi seperti biasa kemudian masuk kedalam rumah dan disambut oleh istri dari dosennya yang memang sudah mengenal namjoon. Wanita berusia 40 tahunan itu mempersilahkan namjoon untuk langsung menuju kamar putrinya sementara dirinya akan membuatkan minuman dan camilan, seperti biasa.

Namjoon menaiki tangga melingkar menuju lantai dua dan tepat 10 langkah dari tangga, itulah kamar putrinya. Namjoon mengetuk pintu bercat putih didepannya dan tak perlu menunggu lama, pintunya terbuka dan memperlihatkan seorang gadis dengan bando hitam dengan permata dirambutnya yang tergerai bebas.

"Hai kak", sapanya dengan wajah cemberut. Tak seperti biasanya, padahal gadis ini adalah gadis paling ceria yang pernah namjoon temui.

Namjoon masuk dan meletakkan tasnya di kursi yang memang adalah tempat yang dikhususkan untuk namjoon sementara gadis itu duduk diatas ranjangnya setelah memastikan pintu kamarnya terbuka lebar. Namjoon mengamati wajah pucat gadis didepannya. Bukan, bukan sakit namun warna kulitnya memang begitu. Putih bersih seperti seorang putri dari negri dongeng, namjoon tak mengada-ada, percayalah.

"Kak, hari ini skip dulu ya belajarnya?", ucapnya dengan wajah sedih yang kentara, belum lagi tangannya yang saling meremas diatas pangkuan. Untuk ukuran gadis kelas 2 SMA, bukankah ia terlalu menggemaskan.

"Loh kenapa?". Ini tidak bisa dibiarkan, sia-sia bensin namjoon nanti.

Yoongi, nama gadis itu. Cantik, ya?.

"Kak aku lagi galau, nggak mood belajar"

Namjoon melebarkan matanya seolah tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Tapi kemudian namjoon tersenyum, "Siapa sih yang bikin kamu galau sampe gamau belajar gini? Kakak udah dateng kesini tapi kamunya gamau belajar, ntar kakak sedih loh"

Yoongi mendongak dan menatap namjoon sedih, "Kakak"

Jawaban yoongi membuat namjoon untuk kedua kalinya terbelalak dan menunjuk dirinya sendiri, "Kakak? Emang kakak ngapain?"

Yoongi memajukan bibirnya dan mengacungkan ponsel di tangannya, seketika merubah ekspresinya menjadi marah. "Semalem aku lihat di instastory kakak. Kakak itu sebenernya uda punya pacar kan?"

Imagine Yoongi AsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang