c) as your girlfriend

437 43 37
                                    

Musim dingin adalah salah satu musim yang dibenci jungkook, laki-laki berusia 22 tahun yang masih mengemban pendidikannya di universitas. Dengan mengambil jurusan ekonomi dan bisnis, jungkook berharap dapat lulus dengan baik karena setelahnya ia akan menggantikan sang ayah di perusahaan turun-temurun milik keluarga mereka.

Kembali ke musim dingin. Saat ini adalah hari keempat musim dingin, teramat dingin dengan salju dimana-mana hingga semua orang memutuskan untuk berada dirumah saja dan bergelung dibawah selimut tebal mereka sembari menyesap coklat panas mereka. Namun disinilah jungkook. Di sebuah cafe kecil yang tak jauh dari apartemennya.

Kekasihnya tiba-tiba saja meminta bertemu di cafe yang juga merupakan tempat pertama mereka bertemu. Tidak biasanya, namun jungkook tak sabar melihat wajah kekasihnya yang sudah lama tak ia lihat karena sang kekasih yang menjadi anggota BEM itu terlampau sibuk dua minggu belakangan, dan jungkook jelas memakluminya.

Dengan jaket tebal dan beanie di kepalanya, jungkook duduk di salah satu meja kosong didalam cafe yang hangat. Dua coklat panas sudah tersedia diatas meja karena jungkook sudah memesannya terlebih dahulu, namun agaknya minuman disebrangnya mulai mendingin dan kekasihnya belum juga menunjukkan tanda-tanda akan datang.

Tapi, di detik yang sama, lonceng diatas pintu masuk cafe berbunyi tanda ada orang yang masuk. Jungkook menoleh dan tersenyum kala melihat perawakan yang sangat ia kenali. Belum lagi wangi bunga mawar yang khas, sudah pasti itu kekasihnya. Gadis dengan tubuh mungil itu berjalan menghampirinya dengan padding berwarna putih juga beanie berwarna serupa. Lihat, bahkan tanpa membuat janji, keduanya seolah tahu apa yang akan dikenakan pasangan masing-masing.

Tentu saja, 3 tahun lamanya menjalin hubungan, membuat baik jungkook maupun kekasihnya mengetahui kepribadian masing-masing dengan teramat baik. Jungkook tak juga melepas senyumannya bahkan ketika kekasihnya sudah tiba dihadapannya dengan tangan yang bergerak membersikan beanie nya dari serpihan salju.

"Maaf aku telat", ucapnya pelan dengan senyum tak enak hati karena telah membuat kekasihnya menunggu cukup lama padahal dirinya yang meminta untuk bertemu karena rasa rindu yang tak terbendung.

Jungkook tersenyum dan mengangguk kecil, tak masalah baginya harus menunggu berapa lama pun. Tangannya bergerak mengusap kedua tangan kekasihnya bermaksud memberikan kehangatan. "Nggapapa sayang. Kamu pelan-pelan kan nyetirnya?"

Kekasihnya, yoongi. Gadis cantik yang ambisius dan terkenal di kampusnya. Beruntung jungkook bisa mendapatkannya lebih dulu ketika keduanya bahkan masih SMA. Selama menjadi kekasih yoongi, jungkook merasa bahwa yoongi adalah orangnya. Orang yang tepat, yang akan menemani hari-harinya di masa depan.

Yoongi mengangguk dan balas mengusap tangan jungkook. "Iya aku pelan-pelan ko, aku juga nggak berani. Licin banget jalanan"

"Lagian kenapa nggamau aku jemput sih?", tanya jungkook sembari mengarahkan tangan yoongi menuju mulutnya untuk ia kecup, yang menimbulkan senyum manis di wajah kekasihnya. Jungkook tipe laki-laki romantis, yoongi mengakuinya, telak.

"Ya cafe nya kan deket rumah kamu, masa iya aku nyuruh kamu muter balik? Lagian aku udah disini kan", terang yoongi lantas melepaskan tangannya karena ia sejak tadi tak sabar untuk meneguk coklat panas didepannya. Yoongi mendesah lega kala rasa hangat melewati tenggorokannya.

Sementara, jungkook menunggu sang kekasih dengan sabar karena siang tadi yoongi mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin ia bicarakan. Barulah, setelah yoongi puas mencicipi coklat panas andalan cafe ini, yoongi menatap kekasihnya dengan raut tak terbaca membuat jungkook mengernyitkan keningnya. "Ada apa sayang? Mau ngomong apa?"

Yoongi melipat bibirnya kedalam, sedangkan tangannya bergerak acak diatas meja. Ragu mengerubungi hatinya. Namun yoongi berdehem guna membersihkan tenggorokkan, "Kamu masih sayang aku?", tanyanya hati-hati.

Imagine Yoongi AsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang