74. LAGI

422 82 139
                                    

"Kita pernah berbicara hingga lupa waktu sebelum akhirnya kamu dan aku dibunuh rasa canggung sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita pernah berbicara hingga lupa waktu sebelum akhirnya kamu dan aku dibunuh rasa canggung sekarang."

~Hana Anatasya

*****

74. LAGI

Sekolah sudah kembali dibuka sejak beberapa minggu yang lalu. Kini semua murid Dream High School kembali menimba ilmu dengan semangat yang baru. Kelas dua belas telah digantikan oleh angkatan ke lima belas, yaitu angkatan Jun dan Hana.

Banyak adik kelas yang kembali meramaikan sejumlah kantin, lapangan maupun perpustakaan.

Hana kembali masuk ke dalam ekstrakurikuler basket tanpa izin David. Dirinya nekad masuk basket karena menurutnya, ini adalah nilai keterampilan yang harus Hana raih.

Hana tahu ekstrakurikuler bukan hanya basket, tapi ia sengaja mengikuti kembali hobinya itu karena memang hanya itu yang Hana bisa.

Gadis itu memang terlihat tidak sesegar dulu. Ia sering kali sakit semenjak kehilangan semangatnya. Mode dingin kembali diterapkan, Hana jadi suka diam dibanding bicara.

Semenjak pingsan di ulang tahun Stephanie kemarin, Hana dirawat beberapa hari di rumah sakit. Sungguh, penyakit Hana akan semakin parah kalau terus-terusan stress.

Daniel mendekati Hana. "Gue senang lo gabung lagi di basket."

Hana tidak menjawab sebab itu bukan pertanyaan, kan?

Ia malah terus memperhatikan Jun yang berada jauh sendirian di tepi lapangan itu. Tidak ada lagi sapaan yang dilontarkan Jun kepada Hana atau sebaliknya. Jun juga cenderung diam karena di ekstrakurikuler basket ini sudah tidak ada Erza dan Dean lagi.

"Kenapa sih lo suka banget sama dia? Dia kan udah ngekhianatin lo," ujar Daniel.

"Yang gak wajar itu kalau gue suka sama lo," jawab Hana masih memandang Jun.

"Jelas-jelas Jun udah ketahuan buruknya, sedangkan gue sama sekali gak pernah lakuin hal buruk. Apa karena lo dengar pendapat orang lain, jadi lo percaya?" tanya Daniel.

Hana menoleh cepat. "Gue sama sekali gak peduli sama lo."

Tatapan tajam itu semakin membuat Daniel muak. Padahal Daniel pun sama sekali tidak mengharapkan Hana, melainkan mengharapkan David hancur.

"Tapi gue peduli!" tekad Daniel. "Gue akan lakuin apapun demi dapatin lo, sekalipun David terancam.."

Hana menatap lekat Daniel dengan tatapan sinis. "Terancam jadi Kakak ipar gue," sambung Daniel.

"Apa sebenarnya masalah lo sama Bang David?" tanya Hana.

"Gak ada."

Hana mendengus sebal. Mana mungkin mereka tidak ada masalah sementara Hana selalu disuruh menjauhi Daniel! Hana memilih pergi dan menemui tasnya dibanding terus-terusan di dekat Daniel.

ATMOSFER [TAMAT✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang