[5] Who Is He?

347 35 10
                                    

Tsuji Hospital, 11.00 WIB



Vivi and the genk duduk di kursi tunggu Rumah sakit. Mereka sama-sama diam, berharap kesembuhan dan kondisi baik-baik saja nya Yori.

Tak lama, datang lah Yona, Lidya, Aya, Shani, Gracia, Ariel, Celine dan Kepala Sekolah GTIS.

"Gimana? Gimana keadaan Viyo?" tanya Yona.

"Dokter nya belum keluar, Kak." jawab Fia.

Yona mendekati Vivi, dia memegang kedua bahu Vivi membuat Adik nya itu mendongak. "MANA? MANA JANJI KAMU, VIVI?! MANA JANJI KAMU YANG BAKAL JAGAIN VIYO DI SEKOLAH?! MANA?!! KENAPA VIYO BISA SAMPE MASUK RUMAH SAKIT?! KENAPA?!! JAWAB!!" bentak nya membuat Vivi kembali menunduk.

"Kak, lo sabar dulu. Gimana Vivi bisa jawab kalo lo nya aja emosi gini, tenangin diri lo." ucap Lidya.

"Aku gatau kejadian nya kaya gimana, Kak. Tapi tadi waktu istirahat, Viyo izin ke toilet, dia gamau dianter atau di temenin. Setelah nya, kita gatau apa-apa." jawab Vivi.

"Kecuali waktu kita samperin ke toilet karena dia lama banget, kita ketemu sama tiga siswi sok tenar di sekolah. Mereka bilang kalo mereka abis nyiram Viyo pake air dingin dan ngunci Viyo di toilet." lanjut Zee membuat Yona menoleh.

"Siapa? Siapa tiga siswi itu? Biar Kakak kasih mereka pelajaran." ucap Yona.

"Tenang, Kak. Aku udah tau siapa pelaku nya dan siapa tiga siswi itu. Orang tua mereka bertiga adalah Donatur terbesar di sekolah, ya... Seenggak nya itu terbesar nya setelah perusahaan FG Groups dan Tsuji Kanahashi Groups." ucap Kepala Sekolah.

"Donatur terbesar? Tn. Harahap, Tn. Rama dan Tn. Brian?" tanya Yona.

Kepala Sekolah mengangguk, "Betul, Kak."

"Kak, aku saranin, lebih baik kita jangan gegabah dulu. Kan kasus pembullyan gini baru kali ini, gimana kalo kita biarin dulu? Nanti kalo mereka malah ngelunjak, baru kita bertindak." usul Gracia.

"Tapi, Gre, mau itu baru kali ini atau udah lama, itu sama aja. Mereka itu siswi sekolah, kenapa harus melakukan pembullyan? Lagian kan, GTIS itu sekolah khusus perempuan yang paling terkenal se-Indonesia dan Jepang." balas Yona.

"Ya.. Emang apa salah nya kalo kita kasih dia kesempatan lagi?" tanya Aya.

"Ah, gimana kalo kita tunggu keputusan dari Viyo aja? Kalo Viyo minta mereka dihukum, yaudah hukum. Tapi kalo Viyo gamau mereka di hukum, ya... Yaudah." sahut Shani.

"Iya, Kak. Mending kita tunggu keputusan dari Viyo aja." ucap Ariel.

Tak lama, Dokter wanita yang cantik keluar dari ruang rawat Yori.

"Acha, gimana keadaan Viyo?" tanya Yona.

"Viyo baik-baik aja, Kak. Dia cuma demam karena kena air dingin yang berlebih, belum lagi trauma yang kembali menghantui pikiran nya. Tapi tenang aja, beberapa hari kedepan, Viyo bakalan sembuh." jawab Acha, salah satu Dokter terbaik di Tsuji Hospital. Namun dia tidak bergabung bersama Arashi Gang karena dia ingin menekuni dunia Kedokteran.

Yona bernafas lega mendengar nya. "Kita boleh masuk?"

Acha mengangguk. "Boleh, boleh. Aku permisi ke ruangan dulu." Acha pun pergi menuju ruangan nya.



Di dalam...



Yona duduk di kursi sebelah bangsal Yori. Tangan nya menggenggam jemari mungil Yori yang terdapat selang infus disana. Mata Yori terpejam.

"Cepet sembuh, Dek.." lirih Yona.

"Kak, aku sama yang lain mau beli makanan dulu ya." izin Vivi.

Fight(Er) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang