[7] Bercerita

336 31 7
                                    

Yori akhirnya diperbolehkan pulang setelah sejak pagi tadi dia merengek pulang. Masalah dirinya diculik itu tidak di perpanjang kembali karena dia yang meminta.

Yona, Shania, Aya, Shani, Gracia, Celine, Lulu dan Oniel sendiri tadi malam segera ke Rumah sakit saat Brielle memberitahu bahwa Yori diculik. Setelah dibawa pulang oleh Mira, Yori langsung diperiksa kembali oleh Acha yang mengatakan kondisi nya mulai stabil.

Sekarang, gadis kawaii itu tengah duduk di ayunan di taman belakang rumah nya. Sambil memperhatikan kelinci, burung dan kucing-kucing nya bermain, Yori terus mengayunkan ayunan nya dengan perlahan.

"Viyo.." panggil seseorang dari belakang membuat nya menoleh.

"Kenapa, Kak?" tanya Yori.

"Lagi apa?"

"Lagi main ayunan aja,"

"Mau makan?"

Yori menggeleng. "Belum laper, Kak. Eh iya, Kak, Viyo mau nanya deh."

"Hm? Nanya apa?" Yona mengambil kursi lipat dan diletakkan di sebelah Yori.

"Em.. Kok selama ini Viyo ga pernah liat Ka Shania? Emang sih, Viyo kedua kali nya kesini tuh waktu seminggu lalu. Tapi kenapa waktu itu ga ada?"

"Hm... Gimana ya? Gini gini, Shania itu, dia jarang banget keluar kamar nya. Viyo tau? Kamar nya itu super duper luas nya. Di kamar nya ada perpustakaan mini, kamar mandi, meja makan, meja belajar juga. Dan Viyo tau? Kamar nya Shania itu dihubungkan dengan taman."

"Hah? Dihubungkan dengan taman? Gimana?"

"Jadi, ada pintu dan jendela kaca sebagai perbatasan antara tempat tidur nya Shania dan taman. Taman nya taman kecil doang kok, disana cuman ada kolam ikan plus air mancur dan kandang burung peliharaan Shania. Kalo Viyo masuk ke sana, nanti bakalan kerasa kalo Viyo ada di taman belakang, bukan kamar Shania." Yori menganga mendengar cerita Yona.

"Jadi itu yang bikin Ka Shania jarang keluar kamar?" Yona mengangguk.

"Dan dia juga tiap hari baca buku mulu. Makanya sekarang pake kacamata."

"Aaa.. Jadi pengen ke kamar nya Ka Shania deh. Pasti nyaman banget disitu,"

Yona tersenyum, tangan terulur untuk mengelus kepala Yori. "Nanti kapan-kapan kesana ya. Karena kamar nya Shania juga ada penjagaan super ketat."

"Eh tapi, Viyo mau nanya lagi deh, Kak."

"Hmm? Mau nanya apa lagi?"

"Tapi.... Kakak janji jangan marah ya?"

Yona mengerutkan dahi nya. "Kakak ga bisa janji, kalo ga tepatin janji nya, nanti Kakak yang dosa. Emang Viyo mau nanya apa?" ucap nya lembut.

Yori menjadi gugup sendiri. Dia takut membuat Kakak pertama nya itu marah atau sedih. "Em... Viyo... Viyo mau nanya... Kita ini sebenernya berapa bersaudara?"

Senyum di wajah Yona mulai pudar. Benak nya berpikir, Kenapa adik nya ini bisa menanyakan hal seperti itu? Apa Viyo mengetahui semua nya?.

"Kita? Kita ya.... 19 bersaudara. Viyo, Kakak, Lidya, Ka Vivi, Christy, Shani, Gracia, Aya, Shania, Celine, Lulu, Oniel, Jessi, Mira, Zee, Brielle, Fiony, Ariel sama Fia." jawab Yona.

Yori turun dari ayunan, dia berdiri tepat di depan Yona. "Kakak jangan bohong. Kita semua emang bersaudara. Tapi yang Viyo maksud itu, kita berdua dan Ka Vivi. Marga kita bertiga sama, begitu juga dengan Ka Aya sama Christy yang arti nya mereka berdua atau kita bertiga itu saudara kandung. Jawab, Kak... Kita sebenarnya berapa bersaudara? Marga Ginanjar itu sebenarnya berapa bersaudara?"

Fight(Er) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang