[11] Mendadak--

293 33 3
                                    

Galaxy Tsuji International School, 09.00



Vivi, Jessi dan Zee berjalan menuju gedung kelas 12. Mereka diberi perintah untuk memberikan 3 tumpuk buku ke anak-anak kelas 12.

"Setdah, ini buku isi nya apaan sih? Berat bener." keluh Zee.

"Tulisan lah." sahut Jessi.

"Apa kaga pegel ya tangan nya nulis buku setebel ini?" tanya Zee.

"Kan pake komputer, Ajijii. Otak lo ketinggalan dimana sih?" balas Jessi.

Vivi hanya diam, dia fokus menatap ke depan. Retina mata nya tak sengaja menangkap seorang gadis yang sedang berjalan di pinggir lapangan yang tengah dipakai oleh anak-anak Basket. Dia melihat ada bola Basket yang menuju kearah gadis tersebut.

Vivi memberikan tumpukan buku nya pada Jessi yang di sebelah nya. "Titip bentaran." dia berlari secepat kilat.

"Hey! Awas!" teriak salah satu Abas.

"Aaaa!!!"

Vivi menarik lengan gadis tersebut hingga mereka berdua jatuh dengan posisi Vivi berada di bawah sedangkan gadis itu di atas.

"Sorry." ucap gadis itu sambil berdiri dan membersihkan seragam nya.

Vivi ikut berdiri. "Gapapa, lain kali lo jalan nya di teras gedung aja, jangan di pinggir lapangan apalagi lapangan nya lagi di pake." ucap nya.

Gadis itu tersenyum. "Thanks karena udah nolong gue."

Vivi terpaku pada senyum manis gadis tersebut.

"Chika!" seru salah satu siswi membuat nya tersadar. Dia melihat ada siswi berkulit putih menghampiri gadis yang bernama Chika itu.

"Chik, lo gapapa? Gue denger tadi lo mau kena Basket, kepala lo gapapa kan? Kaga kena geger otak kan? Kaga kena amnesia kan?"

"Duh, Ara. Gue gapapa, gausah lebay deh." balas Chika.

Ara melihat kearah Vivi yang sedaritadi menatap mereka berdua. "Lo pasti Vivi kan? Anak IPA 1?" Vivi hanya mengangguk. Ara mengulurkan tangan nya.

"Gue Ara, ini Chika." Vivi meraih uluran tangan Ara.

"Gue Vivi, lo kenal gue darimana?"

"Siapa yang ga kenal sama Jawara Catur nya GTIS sih?" balas Ara, Vivi hanya terkekeh sambil menganggukkan kepala nya saja.

"Bisa aja."

"Woy! Badrun! Buruan!!" teriak Jessi membuat Vivi menoleh sekilas.

"Gue ke temen-temen gue dulu. Semoga kita bisa temenan baik." ucap Vivi lalu beranjak pergi namun lengan nya ditahan oleh Chika.

"Makasih tadi lo nolongin gue."

Vivi tersenyum tipis. "Sama-sama, lain kali ati-ati kalo jalan. Inget pesan gue tadi. Gue nyusul mereka dulu." Vivi pun pergi.

Chika merasa ada yang mengalir di dada nya saat melihat senyum tipis dan suara lembut Vivi. Dia tau, sangat tau, bahwa Jawara Catur GTIS itu sangat dingin, jarang tersenyum dan selalu bernada jutek.

"Lo suka sama dia, Chik?" tanya Ara.

"Ih, apaan sih, Ra? Ya engga lah, kan tadi baru pertama kali ketemu."

"Ya dia yang baru pertama ketemu lo, tapi lo kan sering liat dia."

"Ngaco ah, buruan ke kelas yuk."

Fight(Er) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang