[16] Persiapan

208 31 4
                                    

Kondisi Yori masih belum membaik meski sudah melakukan operasi pembersihan racun. Shani, Aya, Gracia dan Celine melatih Vivi dan saudara-saudara nya dengan keras untuk fight nanti. Mereka mengajarkan semua teknik dalam pertarungan. Mulai dari melempar granat, menyelinap, menyerang dari atas dan lain lain.

Fiony yang memang tidak kebagian untuk ikut fight, memutuskan untuk menemani Yori di kamar rawat nya meskipun gadis kawaii itu masih betah menutup mata nya. Fiony memandangi wajah kawaii Yori, dirinya merasa kasihan pada gadis di depan nya ini. Seorang gadis yang harus nya bisa menikmati masa muda, malah harus menerima kenyataan bahwa dirinya diincar oleh sekelompok mafia.

Pintu kamar terbuka dan masuk lah Vivi juga Mira sambil membawa sebuah plastik warna putih. Vivi meletakkan plastik itu di meja dekat Fiony.

"Itu isi nya ada martabak, donat sama susu kotak. Lo makan sekarang, kasian perut lo dari semalem belum diisi." ucap Vivi. Fiony hanya mengangguk dan mulai memakan martabak.

"Kalo gue liat-liat, kok lo sama Viyo kaga ada mirip-mirip nya ya, Drun. Baru sadar gue," ucap Mira.

Vivi memutar bola mata nya malas. "Viyo itu muka nye mirip mendiang nyokap gue, makanye ada kawaii-kawaii gitu. Kalo gue sama Kak Yona, mirip mendiang bokap gue mak--"

"Makanya muka lo sangar, gitu ya?" potong Mira, dia menyengir saat Vivi menatap nya datar.

"Trus, Kakak kamu yang satu lagi? Waktu itu Kak Yona pernah bilang kan kalo dia punya adik lagi selain kamu sama Viyo." tanya Fiony.

Vivi menghela nafas nya, "Boro-boro mirip apa ngga nye. Muka nye aje gue kage inget."

"Btw, besok jadi fight kan?" tanya Mira yang diangguki Vivi dan Fiony. "Lah, si Ajiji juga ulang tahun tuh ntar besok."

"Lah, iya juga." gumam Vivi.

"Jadi gimana?" tanya Fiony.

"Ya gak gimana-gimana lah. Besok kita fight, ya harus kita jalanin." itu suara Zee yang baru saja masuk. "Lagian juga, gue bukan bocah lagi kali. Ga dirayain juga gapapa,"

"Iya dah, yang udah tua alias bukan bocah." celetuk Vivi.

Zee menoleh kearah Yori. "Yor, kamu kok ga bangun-bangun? Perasaan Kak Acha udah bersihin racun nya dari tubuh kamu deh. Bangun dong,"

"Mungkin karna tubuh dia masih kecil kali ya? Makanya pas kena anak panah langsung kayak ngasih respon nya shock gitu. Apalagi Kak Acha bilang, racun nya hampir kena jantung. Untung medis disini kerja nya cepet," ucap Mira.

"Gue kasian sama Viyo. Dia gatau masalah antara Kaze sama Arashi, dia gatau apa-apa tentang masalah itu. Tapi dia dijadiin incaran utama Kaze Gang. Seharusnya gue ga kasih Kak Yona saran kabur ke Indonesia, harus nya kita menetap di Jepang." lirih Vivi.

Mira menyentuh bahu Vivi. "Drun, lo jangan ngomong gitu lah. Kita semua kan di didik dari kecil nya kan bareng-bareng. Kita diajarin berantem, kita diajarin cara biar jadi mafia hebat. Bukan salah lo ngasih saran buat kabur ke Indonesia. Toh, di Jepang pun, anggota Kaze Gang lebih banyak daripada kita."

"Eh tapi gue barusan dapet kabar kalo Kak Yona jalin ke kerabatan antar mafia." ucap Zee.

"Mafia yang mana?" tanya Fiony.

"Yakuza."

Uhukk... Uhukk...


Mira yang tengah minum itu tersedak saat mendengar jawaban Zee. "Asli lo?! Yakuza?!"

Zee mengangguk. "Bahkan tadi gue tanya, Kak Yona jawab nya iya."

"Yakuza kan organisasi kriminal yang terkenal di Jepang. Kerjaan mereka ya tindakan kriminal. Tapi setau aku, istri sama anak perempuan mereka bakal mereka jadiin semacem pelacur gitu. Istri sama anak perempuan nya bakal di perkosa tanpa dibayar. Ibarat nya, istri sama anak perempuan nya dijadiin kesenangan sendiri buat mereka gitu. Kenapa Kak Yona jalin ke kerabatan sama Yakuza? Aku kira cuma sama Triad." ucap Fiony.

Fight(Er) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang