why

55 10 9
                                    

Oikawa mengotak atik lempengan besi pipih di ruang komunikasi , entah lah dia terlihat lebih sibuk dari biasa nya.

Sesekali mendecak karena kesal , kemudian berkomat kamit tanpa alasan , seperti mbah mijan.

Kemudian tangan nya yang gesit mengambil beberapa peralatan , salah satu nya obeng , gunting , dan kabel , untuk apa? ya author ga taw , mungkin dia mawu jadi anak telkom

Dilly datang dengan dua buah susu beruang di tangan nya , dan berdiri tepat di samping oikawa , hanya berdiri dan diam membatu.

"Cieee mawu dong susu nya" Ujar Oikawa , mata nya melirik ke arah dua gunung milik Dilli.

"Stress , Purbasari bengkoang gw lu taro mana kemaren?" Tanya Dilly , to the point.

"Hah? Buat apaan? kok nanya ke gw? emang gw apaan bawa bawa in body care lu" Jawab Oikawa , alis nya terangkat , kemudian melanjutkan aktifitas nya.

"Dih , buat luluran lah , mau gw campur susu beruang nih , mana cepetan?" Rengek dilly seraya mendorong Oikawa pelan.

"Kagaa tauuu dilliiii , awas ah gw lagi sibuk" Decak oikawa.

Dilli berbalik , beranjak meninggalkan oikawa , karena tak kunjung menemukan body care andalan nya.

"eh dil sini deh" Panggil Oikawa.

dilly berjalan ke arah Oikawa dengan muka datar nya , muka mager tingkat dewa.

"Gw mau nanya deh , soal hanip" Ujar Oikawa kikuk , ia menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

Dilly enggan membahas nya , bukan karena dia membenci hanip , tapi karena kenapa harus hanip?

"Hanip masih suka sama Jay ya?" Tanya Oikawa , ia tersenyum ragu.

"ga tau , tanya sendiri lah" Jawab Dilly ketus dan meninggalkan Oikawa sendirian , mengacuhkan panggilan oikawa.

Oikawa bukan tipikel cowok bodoh yang tidak sadar ketika teman perempuan nya diam diam menyukai dia , tapi dia hanya cowok bodoh yang bertanya tentang perempuan lain ke seseorang yang jelas jelas menyukainya.

Di tengah lamunan nya , tiba tiba silly datang ke arah ruang komunikasi , wajah nya panik , sesekali menengok ke belakang , wajah nya pucat dan segera mengumpat di bawah meja komputer.

Oikawa yang melihat itu sontak ikut panik , dan mengecek ke arah luar ruang komunikasi , dia hanya menemukan sosok leader dengan baju merah sedang mengotak atik sesuatu di ruang shield , mammon terlihat sedang mengerjakan task nya.

Oikawa segera menghampiri silly yang masih mengumpat di bawah meja komputer seraya menutupi wajah nya.

"Silly? silly kenapa?" Tanya Oikawa seraya berjongkok.

"Tutup pintu nya! tutup pintu nya!" Teriak silly histeris , jari nya yang mungil tak henti mencakar meja , terlihat beberapa cat pernis mulai terkelupas akibat ulah nya.

ia menelan ludah , Oikawa segera bangkit dan menutup pintu dengan panik , pintu itu tertutup dengan kasar.

Mammon yang sedang sibuk di ruang shield mendengar hal itu , ia segera berlari ke arah ruang komunikasi yang tertutup.

"Hey? Hallo di dalem ada siapa?" Tanya mammon , ia mengetuk pintu dengan ragu ragu.

Oikawa hanya terdiam , ia menjauh dari pintu , sesekali menatapi tingkah silly yang membuat nya waspada terhadap mammon.

lagi lagi silly berteriak histeris tanpa alasan , ia meninju kaki meja , membuat beberapa lebam biru di tangan nya.

Sontak membuat Mammon semakin curiga , ia menggebrak pintu lebih keras.

"SILLY?! SILLY DI DALEM?! BUKA PINTU NYA JINGAN , JAN SENTUH ADEK GW!" Wajah Mammon memerah , ia berlari ke arah cafetaria dan memencet tombol report , kemudian ke ruang pengaturan untuk membuka seluruh pintu yang terkunci secara sistem.

Ia kembali ke ruang komunikasi dan menemukan Oikawa di ujung ruangan dan silly yang tetap mengumpat di balik meja.

"Mon... Bu-bukan begitu--" Ujar Oikawa terbata - bata , keringat nya membajiri pelipis nya.

Mammon menyeret nya keluar dan memukul wajah Oikawa kasar , hampir berulang , syukur nya Pampam datang dan menghentikan aksi anarkis itu.

Hidung Oikawa mengeluarkan darah , dan lebam biru di bawah mata nya.

"TF?! BUKAN GW!" Teriak Oikawa saat Mammon menarik kerah nya kasar , mengarah ke ruang cafetaria.

Pampam mengamankan Silly yang mengumpat di bawah meja.

Semua member berkumpul di ruang cafetaria , titan menatap mata oikawa tajam.

Mammon melepaskan kerah Oikawa , dan mulai menggebrak meja dengan kasar.

"SEE? I CATCH ONE OF 3 IMPOSTORS HERE! WHATCHA THINKIN ABT HIM? oh dang , he just a little bij who want to kill a little kid" Teriak mammon wajah nya merah seraya tersenyum sarkas.

"u cant conclude that bruh" Jawab Pampam sarcasm.

"cuz u like him , thats why u said like that tf" Jawab titan menimpal , entah maksud pembicaraan nya kemana.

"Stfu" jawab pampam tak perduli.

"Mon , lo apain si Oik?" Tanya hanip , biasa saja , sontak membuat Oikawa melirik nya sekilas.

"Karena Oik impostor lah goblok" Jawab bradley , Mammon tetap diam.

"JANGAN SOK TAU LO BAJINGAN , GW BUKAN IMPOSTOR" teriak Oikawa , beranjak memukul Bradley. 

"vote" Ujar Mammon datar , ia mengepalkan tangan nya.

"Gak bisa gitu dong" Ujar Pampam tak terima.

"Vote!" Kini mammon membentak , sesaat setelah ia membentak , ia mendapatkan tamparan yang cukup keras di pipi kiri nya , sontak membuat nya kaget.

"Dil?! what?! apa sih?" Teriak Mammon tak terima.

"Gw baru tau ada leader otak cetek" Ujar Dilly seraya tertawa , sarcasm pertama dilly yang baru di lihat Mammon setelah hanpir 3 tahun bersama.

"Masalah nya apa? jangan maksain kehendak lu  , Hati hati , semakin lo ngedesak , semakin kita percaya kalo lo impostor , be smart kalo mau tetap hidup" Jelas Dilly datar seraya memutari meja di cafetaria , dan menghampiri anak berumur 8 tahun di sudut meja.

Dilly mengusap pipi silly halus , kemudian membisikan sesuatu , entah apa , tapi membuat Silly terkejut dan terdiam.

Mammon dan Oikawa menceritakan kronologi pristiwa masing masing , masih belum di temukan titik cerah , Silly masih bertingkah sama , sesekali teriak histeris dan diam tak berbicara.

Bagian kesehatan yaitu Dilly masih belum mau ambil tindakan terhadap kesehatan mental silly.

Entah apa alasan nya , tapi makin hari ia bertingkah semakin tidak perduli , tidak seperti biasa nya.

Task baru di kerjakan 50% , impostor tidak terlalu banyak berulah akhir akhir , entah mengambil ancang ancang pembunuhan atau bermain halus di belakang.

Inti nya tidak ada yang mati pada hari itu.








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AMONG USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang