lose you

98 14 3
                                    

5 menit sebelum penerbangan , semua sibuk dengan kepentingan nya masing masing , dan Mammon hanya sibuk termenung dalam lamunan nya , entah memikirkan apa.

Oikawa datang , wajahnya tertunduk membuat poni coklat nya terjuntai ke bawah , seraya membuka pintu kabin dengan perlahan.

Melangkah perlahan mengarah ke tempat duduk Mammon yang ada di paling ujung kabin.

"dia gak ada mon..." Ujar Oikawa belum berani mendongak.

"GIM--" Teriak Mammon , namun tertahan karena ada panggilan telefon yang masuk.

Mammon menjawab telepon itu dengan kasar , dan pergi ke sudut ruangan.

"halo leader" Ujar seseorang di sebrang telepon sana seraya terkekeh.

"fokus saja dengan penerbangan mu , jangan percayakan siapapun" Lanjut nya dengan tertawa kecil , namun terdengar berat.

"DIMANA JAY??!" Teriak Mammon yang sudah tidak sanggup menahan emosi nya.

"Kenapa? siapa dia? teman mu? apa cuma seorang sampah dan bajingan yang mau membatalkan penerbangan kita?" Jawab nya tenang , tapi benar benar dalam.

"JAGA MULUT MU BAJINGAN! PERSETAN! TIDAK ADA YANG MAU MELAKUKAN PENERBANGAN MU! KITA BATALKAN HARI INI!" Mammon benar benar sudah tidak mampu menahan emosi nya , tangan nya meninju dinding kabin , membuat semua pasang mata terfokus ke arah nya.

"aku tidak salah memilih mu menjadi leader , tapi ingat satu hal , jika kamu batalkan penerbangan kali ini , ku pastikan teman mu mati seperti sampah itu , siapa dia? tuan taylor? dia lemah"

Sambungan telepon itu terputus sepihak , mata Mammon menatap kosong ke arah depan , badan nya lemas dan terjatuh ke belakang.

Untuk pertama kali nya , sosok leader menangis di depan kawan nya.

Sontak membuat Bradley kaget dan mendekat ke arah nya , Oikawa masih diam tidak berkutik , serta yang lain hanya menatap kebingungan.

"Penerbangan dilakukan 3 menit lagi , seluruh awak kapal di harap memasuki ruang selanjut nya , dan mengenakan segala persiapan dan keamanan yang sudah di ajarkan selama pelatihan"

Suara wanita itu terdengar lagi untuk ketiga kali nya.

"Mon , kita berangkat tanpa dia" Ucap Oikawa menahan nangis , dia tersenyum ke arah mammon walau itu tidak cukup mampu membuat Mammon menjadi baik baik saja.

"LO GILAA?! LO GILA APA TOLOL SIH WA?! JAY MATI LO MAU DIEMIN AJA?" Teriak Mammon dan segera bangkit , mendorong keras bahu Oikawa.

Hanip menutup mulut nya , tekejut setengah mati mendengar apa yang di katakan Mammon.

"LO PIKIR KITA HARUS APA?! IKUTAN MATI KAYA DIA?! KITA SEMUA HARUS MATI KAYA DIA?! REALISTIS DONG LU! LU MAU BUNUH KITA JUGA!?" Oikawa menjambak rambut nya , duduk di kursi , sekarang dia menangis.

Yang lain masih diam tak berkutik , mereka bingung , bingung dengan hal mengejutkan yang baru saja di dengar oleh mereka.

Jay Taylor , tewas.

"Oikawa , kita berangkat aja ya?" Ujar dilly seraya tersenyum , walau sudah terlihat jelas wajah nya memerah , menahan amarah dan kesal , tapi dia tidak bodoh , dia tidak mau kehilangan sahabat nya lagi.

Dilly menekan tombol merah di samping pintu ruang penerbangan , menciptakan suara decitan dari pintu tersebut.

Hening , menyisakan suara isak tangis Mammon yang ia tahan , dia menutup mulut nya memaksa untuk berhenti menangis , tapi gagal.

Mereka perlahan masuk ke dalam dan duduk di kursi masing masing , segera bergegas memakai tabung oksigen dan perlengkapan yang lain.

Mammon mengatifkan seluruh tombol penerbangan dengan tangan bergetar , Bradley sesekali membantu nya dan menatap nya nanar.

Mereka sudah lepas landas sejak 2 menit yang lalu , perjalanan membutuhkan waktu 18 jam , dan hanip hanya sibuk memandangi layar ponsel nya.

Layar ponsel itu menampilkan foto Jay yang sedang meniup balon bewarna pink , sedang mempersiapkan ulang tahun hanip yang ke 17 , membuat hanip sesekali tersenyum masam.

Sekarang dia meninggalkan hanip.

meninggalkan hanip untuk selama nya

bukan lagi meninggalkan hanip pergi sendirian ke Indomaret.

buka lagi meninggal hanip yang sedang membaca buku di perpustakaan

bukan lagi meninggalkan hanip yang sedang sibuk memasak di dapur.

sekarang dia meninggal Hanip yang sedang sibuk dalam penerbangan nya hari ini.

*****

3 jam yang lalu.

"Mendingan gw membugil , ye ga? badan gw kan bagus nih pasti hanip sukak" Ujar jay dengan senyum Yadong nya.

Oikawa tidak menggubris ucapan Jay dan berlari kecil menuju teman teman nya yang sudah berada jauh di depan.

Jay memberhentikan langkah nya , berbalik arah dan segera pergi ke kamar asrama milik mereka.

"Dimana ya kemarin?" Ujar Jay pada diri nya sendiri ketika sampai di kamar nomor 502 milik nya.

"Cari ini?" Ujar wanita berusia 32 tahun di ambang pintu kamar milik nya , seraya memegang perangko coklat.

Wajah Jay memerah , kini dia panik.

"Kenapa diam?Aku tau anda pintar , tapi anda memang bodoh menjaga rahasia ya" Lanjut nya dengan menyungging senyum masam di bibir nya.

"Jay Taylor , Manusia gila , kau ini gila , jangan bertingkah seperti orang waras" Ujar wanita itu seraya mendekat ke arah Jay yang sudah mematung sedari tadi.

"Psychopat , apa kamu lupa dengan perintah ku?! Bunuh teman teman mu! dan kau? kau justru mencintai gadis aneh itu? siapa nama nya? hanip? bodoh!" Nada wanita itu meninggi , membuat Jay memalingkan wajah , enggan melihat nya.

Setelah percakapan dingin itu , dua pria berbadan besar datang dan menarik lengan Jay kasar , sontak membuat nya berontak dan melawan.

Satu pukulan mentah mengenai pipi kanan nya , membuat nya tersungkur ke lantai , sebelum ia bangkit , tinjuan lain nya melayang tepat di pipi kiri nya dan membuat darah segar mengalir dari hidung nya.

Pandangan nya memburam tapi ia tetap bersi keras untuk meraih perangko coklat dari genggaman wanita itu.

"cukup" Ujar wanita itu seraya mengangkat tangan nya , dua pria itu berhenti melakukan aktifitas nya untuk membunuh Jay.

"Kau tidak lebih dari seorang sampah , pantas ibu mu meninggalkan mu pada ku , ternyata dia muak merawat anak setan seperti mu" Ujar nya sarkas seraya memutar mata nya.

"di-am..." Jawab Jay yang sudah bersimbah darah sedari tadi , pukulan yang di layangkan ke perut nya membuat nya tidak bisa berhenti untuk memuntahkan darah dari mulut nya.

"Habisi dia" Lanjut wanita itu , seraya meninggalkan mereka bertiga.

Dua pria itu menyeret Jay untuk masuk ke dalam lif dan pergi ke lantai dasar.

Entah lah apa yang mereka lakukan. Semua nya terlalu buram dan gelap.

Yah aku lagi agak kesel sama Jay , jadi ku coba bunuh dia di sini. ehe

HAPPY READING!







AMONG USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang