Start

63 11 14
                                    

Dilly POV

Aku duduk di samping jendela di ruang storage , menatap ke langit luar yang bewarna navy dengan beberapa corak bintang , persis seperti motif hoodie ber merk Gracias yang ku beli di shopee dua bulan lalu.

Tak ada yang bisa ku lakukan , aku hanya menunggu Oikawa membagikan tugas kepada anak kapal hari ini , dan selebih nya tidak ada yang bisa kita lakukan.

Mammon dan Bradley pergi ke arah ruang lower engine , entah memeriksa apa.

Hanip , bamri dan Pampam menikmati secangkir kopi kapucino yang baru saja ku buat 20 menit yang lalu , dan Silly sibuk mengobrak abrik ruang admin , memainkan kartu yang berulang kali gagal ia gesek.

Titan pergi ke ruang komunikasi , mungkin ingin mengamankan sistem komunikasi agar tetap terhubung? entah lah , aku juga tidak terlalu paham.

Yang ku tau hanya tentang nama nama obat yang tersusun rapih di loker kerja ku. 

Aku kembali menatapa keluar jendela , memikirkan apa yang Jay lakukan sekarang , kematian Jay masih aku ragukan , tidak mungkin dia mati secepat itu , dan tidak mungkin seorang Jay mati sekonyol itu.

Aku tau dia konyol , bodoh dan menyebalkan , tapi hanya orang bodoh yang mau membunuh nya.

Jay adalah aset , setidak nya begitulah yang dikatakan Mr.Imam kepada wanita cantik berusia 32 tahun , wanita yang tidak terlalu tinggi tapi proporsi badan nya masih bisa di bilang bagus.

Aku tak sengaja mendengar kata kata itu di ruang perpustakaan guru , Ku urung kan niat untuk mencuri novel Tere liye series komet dan kembali ke kamar asrama.

Aset.

Aku memang tidak mengerti apa yang di maksud Aset oleh Mr. Imam , tapi yang ku tahu tidak ada aset yang tidak berguna.

Oh ya aku ingat ketika Jay menceritakan tentang ibu nya yang pergi meninggalkan ayah nya , berselingkuh dengan wanita , sesama wanita.

Bagaimana rasa nya di selingkuhi oleh istri sendiri yang nyata nya ia berselingkuh dengan gender yang berbeda?

Ingin tertawa , tapi ini terlalu miris untuk di jadikan lelucon.

Jay memang menceritakan kisah ini dengan tingkah bodoh nya seraya terkekeh tanpa alasan , seolah - olah ini hanya lelucon yang di buat buat dan sama sekali tidak menyakit kan.

Tapi aku tau bagaimana ia menahan air mata nya , dan berbohong kalau air mata itu keluar karena cerita ini begitu lucu dan pantas di tertawakan sampai menangis.

Dan bodoh nya , Mammon , Oikawa dan Hanip tertawa , terutama Oikawa yang tertawa paling kencang.

Kemudian Ayah nya terkena anxiety disorder atau tekanan yang di hasilkan karena rasa panik yang berlebihan , Jay yang waktu itu masih berusia 12 tahun hanya mampu memandangi ayah nya di balik lemari dan bersembunyi , menghindari gelas kaca yang di lempari oleh ayah nya tanpa arah.

Dari sekian banyak lemparan gelas kaca , salah satu nya mengenai mata sebelah kiri nya , yang memaksa nya untuk tranfusi mata dari sosok asing yang ia temui di rumah sakit di Jakarta.

Seorang kakek tua yang berasal dari Belanda. Waktu itu ia menghampiri Jay yang sedang terdiam di lorong rumah sakit , mata anak itu di perban , entah rasa sakit nya seperti apa , yang jelas jika ia menangis rasa sakit nya akan jauh lebih meningkat.

Kakek itu hanya tersenyum , mengusap rambut Jay dengan halus , kemudian menggandeng nya.

Entah lah , inti nya ia menerima transfusi mata dari orang asing , dan itu lah alasan mengapa mata sebelah kiri Jay bewarna Hijau abu abu , irish mata dari kakek waktu itu. 

Setelah kematian ayah nya sebulan setelah ia operasi , ia hidup dengan wanita 32 tahun yang sudah ku ceritakan tadi.

Jay tidak pernah cerita apa apa tentang wanita itu , jadi aku tidak bisa menjelaskan nya lebih jauh.

****

Author Keren POV

Oikawa memencet tombol emergency room , memaksa seluruh anak kapal untuk segera bergegas pergi ke ruang cafetaria.

Silly berteriak karena tidak suka mendengar suara alarm emergency yang mengagetkan nya saat bermain di ruang admin , membuat hanip terkekeh.

"Kapal bagian belakang udah aman" Ujar Bradley memulai diskusi.

"Bagian kapal yang belakang yang mana deh?" Tanya Hanip bingung. .

"Security , lower engine , electrical , medbay , dll itu kapal bagian belakang  , ruang cafetaria , sama storage itu ruang tengah , kalo ruang depan itu admin , shield , comunication , navi sama O2 dll" Jawab Oikawa panjang lebar.

"Silly ikut kak Bradley ya?" Tanya Bradley sambil tersenyum manis.

"Ogah" Jawab Silly ketus , seraya memutar bola mata nya.

"anak dajjal" Batin Bradley , ia tetap mempertahankan senyum nya , walau sekarang senyum nya terlihat sedikit lebih masam.

Oikawa membagikan lempengan logam , peta yang di lengkapi fiture Hologram otomatis untuk menunjukan letak task yang harus di kerjakan oleh tiap anak kapal.

Hanip nampak excited , ia memperhatikan setiap detail alat kecil itu , tak henti henti nya berkata 'Jinjja ? Jinjja? Jinjja?' , Peranakan Belanda yang sok sok an menjadi uni korea.

Berbeda dengan Bradley yang menyenggol pantat Mammon diam diam , sontak membuat pria itu kaget dan menepis tangan Bradley dengan kasar.

"Lu mau cabul sama gw?!" Bisik Mammon penuh penekanan , agar silly si anak di bawah umur tidak mendengar percakapan mereka.

"Bukan anjing , itu kode woy kode" Balas Bradley seraya berbisik juga.

"Silly ikut gw aja ya?" Lanjut Bradley meneruskan kata kata nya , mereka masih berbisik bisik.

"hah?! mau cabul lu?!" Alis Mammon terpaut sempurna , wajah nya bersungut sungut , menatap jijik lawan bicara nya.

"Bangke , ga gitu , nanti kalo dia di bunuh , gimana dong?" Tanya Bradley , memasang ekspresi sok khawatir.

"Jangan percaya sama siapa siapa goblok , bisa aja kecil kecil gitu impost  ye ga? wkwk" Jawab Mammon seraya terkekeh , melirik gadis kecil itu sekilas.

Semua anak kapal pergi meninggalkan ruang Cafetaria , kecuali Titan dan Hanip yang sedang mengotak atik task di ruangan itu.

****

let's play the game till game over :)

AMONG USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang