Part 6

1.1K 127 30
                                    

"MAU MATI YA?!" Suzy dengan cepat menarik Joohyuk mundur dan menolak kepala Han Jimin keras, hingga membuat perempuan itu tertidur atau pingsan?. Suzy tidak peduli dan tidak akan minta maaf untuk itu.

"Kita. Pulang." Ujarnya penuh penekanan. Joohyuk hanya menggaruk kepala setelah mencerna situasi barusan dan mengikuti Suzy yang sudah berjalan keluar dengan langkah cepat.

***

"Suzy?" Joohyuk menghela nafas berat ketika Suzy daritadi mengacuhkannya. Walaupun pemuda itu sudah memanggil nama perempuan itu puluhan kali, Suzy tetap tidak bergeming dan terus memandang keluar jendela. Mereka bahkan sudah berada di basement apartement Joohyuk, karena kalau mereka kembali ke apartement Suzy akan memakan waktu yang cukup lama. Menghela nafas sekali lagi Joohyuk bergerak keluar dan membuka pintu bagian kanan kemudi dan mengangkat Suzy tanpa mempedulikan tatapan protes dari perempuan itu.

"Ini di mana?" Suzy menatap sekeliling setelah Joohyuk mendudukannya di Sofa, dan menemukan tempat asing nan rapi tidak seperti apartementnya –ehem.

"Akhirnya kau bersuara" Suzy mendelik, pemuda itu pikir kenapa dia sampai bungkam begini. "Jawab saja pertanyaanku"

"Aku menculikmu puas?"

"kenapa jadi kau yang marah" Suzy sedikit berteriak ketika Joohyuk menekan suaranya begitu.

"Aku? Yang benar saja." ujar Joohyuk tidak terima, sembari membuka hoodie hitam kebesaran miliknya dan menyisakan kaos putih polos.

"Itu tadi kau membentakku."

"Baiklah, aku salah maafkan aku." Suzy memutar bola mata kesal. "Tidak akan. Sebelum kau jelaskan yang tadi."

"Aku janji akan ceritakan semuanya, tapi nanti. sekarang kita harus tidur sudah hampir fajar." Joohyuk beranjak dan mengulurkan tangannya pada Suzy. Namun ditepis perempuan itu. Suzy beranjak dan berjalan ke salah satu kamar.

"Kau yakin akan tidur di sana? Tidak di kamarku?." Ucapan Joohyuk membuat Suzy berbalik dan berdecih.

"Jadi yang mana kamarmu?" pertanyaan Suzy membuat Joohyuk terkekeh. Dengan langkah cepat dia berjalan mendekati Suzy, mengacak rambut perempuan itu pelan sebelum menarik tangan Suzy menuju kamarnya.

***

"Joohyuk-ie.. Kau sudah tidur?"

"belum" Suzy membalikkan badannya yang awalnya memunggungi Joohyuk.

"Kemarikan wajahmu." Joohyuk mengernyit, namun menurut juga. Suzy meraih wajah Joohyuk, mengusap bibir pemuda itu pelan dengan jari lentik miliknya. Sentuhan ringannya mampu membuat darah Joohyuk berdesir.

Sedangkan Suzy masih mengusap bibir itu tanpa memperdulikan ekspresi sayu Joohyuk.

"Sepertinya tidak akan hilang kalau hanya diusap"

"Apa–

Joohyuk mengerjap ketika Suzy memagut bibirnya pelan. Suzy bahkan melumatnya.

"Apa masih terasa?" Suzy kembali mengusap bibir Joohyuk yang sedikit basah akibat ulahnya.

"Maksudmu?"

"Bibir Ha– ehmm" Joohyuk dengan cepat membungkam bibir penuh milik Suzy sebentar dan menatap mata perempuan itu dalam. Sumpah demi apapun Ia tidak merasakan apapun kalau itu yang Suzy maksud. Pemuda itu kembali menunduk memberikan kecupan-kecupan seringan bulu di kedua bilah bibir semerah cherry milik Suzy.

"Tidak ada rasa, sama sekali." Joohyuk berbisik tepat dibibirnya sebelum memagutnya lembut. Ia mengangkat tangan kanannya, membawa telapak tangan besar nan hangat miliknya ke pipi merona Suzy, mengusapnya sayang.

"Balas aku, sayang" tanpa diminta dua kali, Suzy ikut tenggelam dalam ciuman hangat yang keduanya sama-sama rindukan.

***

Suzy menggeliat merenggangkan tubuhnya, lalu tersenyum secerah matahari ketika mendapati wajah polos sepolos bayi milik kekasihnya yang hanya kelihatan separuh karena pemuda itu tertidur telungkup. Ini sesuai maunya yang ingin melihat pemuda itu di pagi yang cerah miliknya atau siang? Entahlah Suzy tidak yakin karena mereka baru tertidur setelah makan-memakan untuk waktu yang bisa dibilang tidak sebentar dan tidak mungkin sekarang masih pagi karena tidurnya sangat nyenyak. Mengingatnya membuat Suzy terkekeh dan menutup wajahnya malu.

Suzy menatap punggung lebar Joohyuk, lalu ide jahil muncul. Ia menaiki punggung pemuda itu dan tidur telungkup diatasnya. Lalu terkikik ketika Joohyuk mengerang.

"nghh Suzy?"

"Aku lapar." Bisiknya tepat di telinga pemuda itu. membuat Joohyuk merinding. Dengan perlahan Joohyuk berbalik tak lupa memegangi tubuh Suzy sehingga perempuan itu beralih berada di atas tubuh depannya.

Joohyuk membenarkan rambut Suzy yang sedikit kusut. "Memangnya bibirku belum cukup?" pertanyaan Joohyuk membuat Suzy melotot dan memukul bibir tipis pemuda itu. "Dasar mesum, perutku yang lapar tahu." Joohyuk tertawa melihat pipi Suzy merona seperti tomat. Tangan Joohyuk tergoda untuk membelainya. "Kita pesan saja ya" Suzy mengangguk dan membenamkan kepalanya di dada bidang Joohyuk, sedangkan pemuda itu meraih handphonenya dan memesan makanan.

***

"Han Jimin noona menyukaiku"

Suzy dengan cepat menoleh kesamping dan meletakkan remot tv yang dipegangnya. lalu menatap Joohyuk dengan ekspresi yang sulit terbaca. "Dia memberitahumu?"

"Ya dan tidak? Dia meracau karena mabuk seperti semalam."

"Jadi semalam bukan kali pertama kau menjemputnya saat mabuk? Wah sudahlah aku tidak mau dengar apapun lagi" Suzy cemberut dan menutup kedua telinganya. Joohyuk dengan cepat mengambil kedua tangan Suzy.

"Kau harus dengar agar tidak ada kesalahpahaman" dan Joohyuk kembali bercerita, bahwa manager Han Jimin selalu meminta bantuannya untuk menjemput Han Jimin saat mabuk atau Han Jimin yang memintanya untuk antar jemput dan dia melakukannya dengan sukarela karena menghormati Han Jimin sebagai senior yang telah banyak membantunya dalam beracting.

"Kau harus berhenti merasa berhutang budi padanya, kemampuanmu meningkat karena usahamu bukan karena siapapun. Karena kau sudah bekerja keras Joohyuk-ie." Ucapan Suzy membuat Joohyuk terenyuh. Ya dia sudah bekerja keras.

"Terimakasih Suzy" Joohyuk merebahkan kepalanya di paha Suzy dan memeluk pinggang perempuan itu seraya membenamkan kepala diperut ramping Suzy, menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca siap untuk menangis.

Suzy mengerti, Joohyuk mungkin sudah membawa beban itu sejak lama. Kebaikannya malah dimanfaatkan orang lain. Kasarnya Han Jimin bukan tanggung jawab Joohyuk. Dan pemuda itu tidak punya kewajiban untuk selalu membantunya.

Suzy mengusap sayang rambut Joohyuk dan membubuhkan ciuman singkat di kepalanya.

***

OFF THE RECORDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang