part 10

54 21 6
                                    

Kedatangan Putri membuat perhatian semua orang yang sedang asik menonton Televisi.

Awalnya Putri pikir semua sudah tertidur pulas nyatannya mereka ada masih berkumpul diruang keluarga.

"Dari mana kamu?" Tanya Nenek sinis.

"Rumah sakit." Jawab Putri malas.

"Anak gadis jam segini baru pulang, diantar cowok lagi!"

"Who care? Mau Putri pulang jam berapapun dan mau sama siapapun itu bukan urusan Nenek! Dari pada Nenek capek-capek nyomelin aku setiap aku pulang mending Nenek jaga diri baik-baik nanti kalau nenek sakit aku gak bisa makan." Ujar Putri sengaja, entah mengapa tiba-tiba semua itu terucap dari bibirnya.

"Putri jaga ucapan kamu!" Kali ini El berani membentak dirinya membuat Putri tersenyum sinis.

"Buat apa? Toh Nenek gak pernah menjaga ucapannya. Putri juga punya batas rasa sabar!"

El merasa kecewa, tak menyangka Putri akan bersikap seperti itu.

Putri melanjutkan langkahnya, ia merasa aneh dengan dirinya sendiri karena perkataannya itu yang memang teramat sangat tidak sopan.

Putri membanting pintu kamarnya dan langsung terduduk lemas di balik Pintu dengan wajah yang ia lengelamkan di atas lututnya.

"Putri! Open the door now!" Teriak Zero membuat Putri terbangun dari duduknya dan membuka pintu kamar.

Putri bisa melihat kilat marah yang terpancar dari mata Zero.

"Lo keterlaluan Put! Nenek kerja buat ngebiayain kehidupan kita, dan sekarang apa balasannya?"ucap Zero dengan mata yang merah dan nada yang tinggi.

"Buat Lo iya kak, buat gue engga! Selama ini gue berdiri sendiri tanpa pasilitas yang Nenek sediakan." Nada bicara Putri mulai meninggi.

Plakk...

Satu tamparan mendarat dengan mulus di pipi Putri.

"Keluar!" Teriak Putri frustasi membuat El datang menghampiri mereka.

"Apa-apaan ini main tampar aja?" Ujar El.

"Putri itu udah so dalam hal apapun, tata Krama nya udah engga di pake dan dia pantas di kasih kekerasan." Ucap Zero kesal.

"Iya benar kok Putri pantas di tampar! Lebih baik semua nya keluar biar Putri sendiri." ujar Putri dengan nada pelan karena ia tak sanggup untuk berbicara lebih nyaring lagi.

Putri menutup pintu kamar dan menjatuhkan badannya di kasur.

Rasa sakit di kepala mulai terasa, apalagi tamparan kakak nya itu.

Air matanya mengalir begitu saja entah apa yang ada dalam pikiran Putri.

Namun sedikitpun Putri tidak pernah mengeluh atas apapun itu.

"Apa yang udah Lo ucapin tadi benar-benar salah Put. Tapi kenapa semua itu bisa gue ucapin dengan bengitu lantangnya?" Ujar  dalam hatinya.

"Zero, Putri itu adik Lo. Seharusnya Lo bisa mengerti apa yang saat ini dia rasakan, bukan malah asal tampar!" Bentak El kepada Zero.

"Karna dia adik gue, jadi gue harus ngasih dia pelajaran buat engga ngelakuin hal yang tadi dia lakuin. Dia itu jadi keras El. "

"Yang keras itu dia apa Lo?" Pertanyaan El membuat Zero terdiam.

Perdebatan mereka terdengar ke dalam kamar Putri dan tentu saja membuat perhatian Nenek yang di bawah langsung naik ke atas  menghampiri mereka.

"Hanya karna Putri kalian berdebat?" Ujar Nenek yang merasa sangat frustasi.

Kepala Putri menjadi semakin sakit mendengar perdebatan itu. Ia langsung bangkit dan menemui mereka.

"Cukup! Putri salah dan Putri minta maaf." Teriak Putri membuat semua melirik ke arah nya.

Sejenak Putri memejamkan matanya, meneteskan air mata dan menahan rasa sakit.

"Iya kamu salah! Setiap kamu pulang ada aja masalah, Dulu ibunya sekarang anaknya." Ucap Nenek sinis membuat emosi Putri menjadi.

"Gak usah bawa-bawa Ibu!" Ucap Putri dengan tatapan tajam.

"Gak tau diuntungkan ya kamu, Udah Nenek kasih semuanya tapi apa balasannya? Jika bukan karna ayah kamu Nenek gak sudi buang-buang uang cuman buat hidup kamu!" Dengan nada tinggi membuat Putri tersenyum sinis.

"Nenek bilang kasih semuanya? Yang Nenek kasih itu uang dan kekayaan bukan kasih sayang!"

"Putri!" Bentak Zero.

Plakkk

Satu tamparan mengenai Putri.

"Tampar aja lagi Nek, semua ini gak ada apa-apanya sama yang nenek ucapkan."

Zero dan El hanya terdiam seakan tidak percaya dengan Putri, entah mengapa Putri menjadi anak yang keras.

"Andai waktu bisa diulang, Putri engga bakal mau hidup sama Nenek, Hidup ini mewah tapi sayang nya engga Indah!" Ucap Putri dengan suara gemetar dengan menahan rasa sakit kepalanya.

El yang melihat Putri  jelas menahan Rasa sakit.

"Silahkan kamu keluar dari rumah ini dan rasakan  bagaimana kehidupan di luar sana Putri! Mau jadi gembel kamu di luar seperti Ibumu?"

"Nek apa-apaan ini? Cukup!" Saut El yang sudah melihat Putri semakin kesakitan.

El merasa kecewa dengan Putri namun rasa kecewanya itu tidak bisa mengalahkan rasa sayang nya.

"Kalian dengarkan tadi yang di ucapkan Putri? Kalian tidak perlu mengasihani, biarkan dia mengurus dirinya sendiri!" Ujar Nenek marah dan pergi ke dalam kamar.

"Put.."

Pembicara El di potong 

"Biarin Putri pergi sekarang." Sembari mengusap air mata nya.

"Mau kemana Lo?" Tanya Zero dengan nada berat membuat langkah Putri terhenti dan menatap Zero datar.

"Bukan urusan Lo!" Jawab Putri datar dan pergi begitu saja.

El hanya menghela nafas berat melihat Putri yang mulai keras. Ia tau ini semua karena orang-orang di sekitarnya.

Putri melangkahkan kakinya menyusuri rumah sakit tempat Gio dirawat, Entah mengapa hatinya  berkata untuk pergi ke rumah sakit.

Dengan cepat ia mendorong pintu ruangan membuat seseorang yang ada di dalam ruangan tersebut mendongak ke arah pintu.

"Put." Sambut Raja yang langsung bangkit dari tempat
Duduk.

"Gimana keadaan Gio saat ini?" tanya Putri.

"Ngapain malem-malem disini?" Mengalihkan pembicaraan.

"Gak boleh ya gue datang kesini?"

"Bukan gitu Put hmmm."

Raja melihat kondisi Putri seperti orang yang sakit apalagi matanya yang merah dan pipinya yang memar.

"Lo baik-baik aja kan?" Tanya Raja.

"Gue gak papa Raja." Sembari tersenyum.

"Ijinkan gue jagain Gio yah ja."dengan nada lemas

"Iya Put,Lo bisa tidur di kursi sana biar gue disini put." Jawab Raja.

Nenek lampir: "Ca besok Lo jemput Putri ke Rumah sakit Megaraya no 02 lantai dua, dia sekarang ada disini sama gue. Kayanya dia ada masalah." 

Satu pesan terkirim kepada Ica.


Mulai aktif ya Bund🤣

Bagaimana perubahan Putri menurut kalian, apa akan berakhir bahagia atau tidak?

BERDIRI SENDIRI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang