PENGHALANG

73 6 1
                                    

"Nek, kenapa HP Ara ada di nenek?" Kata Zahra, "Siapa ini dari tadi nelfon?" Kata nenek, dalam pikiran Zahra mungkin kak Ahon bicara dan neneknya mendengar percakapan mereka, dan Ahon mengira bahwa Zahra membawa HP nya. "Belajar yah kamu sembuyiin nenek sesuatu." Kata nenek dengan wajah yang serius lalu menampar Zahra. Nenek itu orang yang ingin tahu segalanya tentang Zahra. "Maaf nek." Kata Zahra dengan wajah yang sedih dan meneteskan air mata.
"Masuk ke kamar!." Kata nenek. Zahra pun masuk ke kamar tanpa HP, Hp Zahra di sita oleh neneknya.

Sesudah sholat isya, Ahon yang mulai memperbaiki hubungannya dengan Zahra merasa khawatir karena sempat mendengar Zahra di tampar melalui telfonnya yang masi terhubung. Karena rasa khawatirnya yang tak bisa ia atasi, Ahon pun menelfon Zahra dan ternayata yang mengangkat telfonnya adalah neneknya Zahra.
"Assalamu'alaikum." Kata Ahon, "Ya, ini siapa?" Kata neneknya tanpa menjawab salam Ahon. " Saya Ahon, nek. Saya pelatih pencak silat Zahra di sekolah. " Kata Ahon. "Ada perlu apa nelfon Zahra?" Kata Neneknya. "Hmm, Saya mau bahas tentang sekolah di suru pak Amir tadi beritahukan ke Zahra." Kata Ahok yang berbohong karena ingin bicara dengan Zahra.
"Ada orang nelfon di HP kamu, nenek tunggu depan pintu kamar, nanti kalo selesai nelfon kasi HP ke nenek" kata nenek. "Baik nek." Kata Zahra. "Assalamu'alaikum." Kata Ahon, "Wa'alaykumussalam warohmatullah wabarokatuh." Kata Zahra yang kaget karena ternyata yang menelfon adalah Ahon. "Kakak kenapa nelfon." Kata Zahra dengan suara berbisik. Ahon yang paham dengan situasi Zahra pun berkata, "Raa, dengar kakak yah, jadi sekarang gak usah bicara apapun, kakak aja yang bicara. Kalo mau ngerespon bilang aja iya pak" Kata Ahon. "Hmmm.." kata Zahra yang paham maksud Ahon agar Zahra tak di marahi oleh neneknya. "Ada yang mau kakak omongin sama kamu Raa, ini tentang masa depan, Kakak udah gak bisa pendam, besok Kaka tunggu kamu sepulang sekolah di tribun lapangan yah. " Kata Ahon. "Baik pak." Kata Zahra yang melihat neneknya menguping di balik kamar.
"Oh iya pak tapi mungkin saya gak bisa pak soalnya HP saya di pegang sama nenek, mohon jangan rendahin nilai Ara ya pak." Kata Zahra dengan nada yang keras sengaja agar neneknya dengar. Neneknya selalu mencari koneksi dari guru Zahra agar nilai Zahra di tinggikan, padahal tanpa koneksi pun Zahra bisa mencapai nilai yang tinggi karena memang Zahra adalah siswa yang berprestasi. "Nek, ini udah aku pake." Kata Zahra dengan senyuman. Neneknya pun mengambil HP Zahra.

Keesokan harinya, "Raa, ini HP kamu bawa siapa tahu guru kamu nelfon." Kata Nenek. "Makasih nek." Kata Zahra dengan wajah bahagia. Saat hendak mengambil HP Zahra tiba-tiba pesan WhatsApp masuk. "Raa, gimana, nikah mudah aja." Kata Nunu. Neneknya pun bertanya, "maksud pesan itu apa." Kata nenek. "Mungkin salah kirim nek." Kata Zahra. Zahra pun mengambil HP dan bergegas ke sekolah.

Sepulang sekolah, Zahra langsung ke tribun lapangan melihat sosok lelaki yang ia cintai sudah menunggunya. Ahon, dia tiba lebih cepat dari Zahra. "Kak mau ngomongin apa?." Kata Zahra. "Raaa..." Bisik Ahon sambil melototkan mata ke Zahra, "liat Kaka, jangan balik." Kata Ahon. Ternyata banyak pria berkerumunan di lapangan, Ahon tak ingin Zahra melihat pria tersebut. "Kenapa kak?" Kata Zahra. "Takut kamu berpaling." Kata Ahon dengan senyuman yang membuat Zahra tersipu malu. "Oh iya aku mau ngomongin tentang pernikahan, bisa kan nanti malam aku ke rumah Ara?" Kata Ahon yang langsung to the point. "Tapi kak, jangan deh takut sama nenek. " Kata Zahra. "Gak apa-apa raa, jangan takut. Percaya sama Kaka yah. " Kata Ahon meyakinkan Zahra. "Sebaiknya jangan sekarang deh kak." Kata Zahra. "Terus kapan dek?" Kata Ahon. "Nanti aku kabarin juga kalo udah waktunya." Kata Zahra. Zahra sebenarnya sangat ingin tapi rasa takut selalu menghantuinya, dia tidak takut untuk menikah tapi takut kalau keluarganya menolak.
"Kak, nenek nelfon." Kata Zahra dengan wajah cemas. "Ya udah, yuk pulang." Kata Ahon dengan senyuman untuk mengurangi kecemasan Zahra. Ahon yang berjalan lalu Zahra tiba-tiba berbalik, membuat Ahon tak sengaja mengecup jidat Zahra. Mereka pun saling melototkan mata lalu berkata astagfirullah. "Maaf dek, Kaka gak sengaja. Wallahi." Kata Ahon, "Maaf juga kak Zahra yang salah." Kata Zahra. Situasi menjadi canggung. Zahra pun pulang dengan mengendarai sepeda motornya, lalu Ahon ternyata mengikutinya dari belakang, karena takut terjadi sesuatu saat di jalan Ahon memastikan Zahra sampai di rumah dengan selamat. Ahon pun akhirnya mengetahui rumah Zahra.
"Oh jadi disini yah." Kata Ahon

-
Apakah Ahon akan ke rumah Zahra setelah melihat rumahnya? Mulai baper nih dengan kisah Zahra.
_______________________________________
Jangan lupa di vote yah sister dan share ke teman yang lain biar aku makin semangat nih lanjutin ceritanya..❤️😊

Maaf jarang ngepost yah, tugas Mimin lagi numpuk 😭

KISAHKU WANITA BERCADARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang