Keesokan harinya, siswapun latihan seperti biasanya tak terkecuali dengan Zahra, Zahra yang mulai memakai niqob tampak tak semangat. Lalu Ahon menghampiri Zahra, "Ra, ke kelas yuk, ada mau Kaka omongin." Kata Ahon. Zahra pun mengikuti langkah Ahon yang menuju ke kelas. "Ra, marah ya sama Kaka?" Kata Ahon, "Untuk apa?" Kata Zahra. "Ra, jangan kita kaka bercanda yah, Kaka serius sama Ara." Kata Ahon. "Udahlah kak, gak usah bahas itu lagi. Sekali sakit tetap sakit juga." Kata Zahra. "Pergi ta'lim yuk, temanya bagusnih, halalkan atau tinggalkan." Kata Ahon. Zahra yang penasaran dan tertarik dengan judul kajian itu pun mengangguk pertanda setuju dengan Shin, sepulang latihan mereka pun menuju ke masjid untuk kajian, mereka mengendarai motor dengan sendiri-sendiri. Sesampainya di masjid Zahra pun mencari teman yang bisa ia ajak untuk cerita, "Afwan kak, bisa ana duduk di samping Kaka?" Kata Zahra ke seorang wanita bercadar tersebut, "tafadhol ukh." Kata wanita bercadar itu dengan senyuman yang nampak dari raut wajah dan matanya. "Kaka namanya siapa?" Kata Zahra, "Nama ana Fatimah." Kata Fatimah. "Wah nama yang indah." Kata Zahra yang sedikit canggung, "Alhamdulillah ukh." Kata Fatimah. Ternyata, Fatimah adalah sepupu Ahon, Ahon sudah cerita ke Fatimah tentang rasa dan hubungan antara Ahon dan Zahra. "Datang sama kak Ahon yah?" Kata Fatimah, "kok kenal yah, dasar buaya!" Dalam hati Zahra, "Hehe iya.." kata Zahra. "Oh, Ahon itu sepupu aku dia sering cerita ke aku kalo dia sayang banget sama kamu, kamu jangan souzon kalo dia gak tanggung jawab, dia mau kalo kalian sama-sama saling perbaiki diri, dia mau nuntut Zahra jadi wanita yang Sholehah, jarang loh Ahon cerita tentang wanita ke aku." Kata Fatimah yang membuat Zahra salah tingkah. "Hehe, iya kak. Aku gak ngerti soalnya dia udah ngebaperin terus langsung hilang tanpa sebab. Tapi sekarang Ara paham kok alasannya berkat kaka, makasih yah kak." Kata Zahra, "Iya, santai aja sama aku." Kata Fatimah, "Kak, bisa gak setiap ada kajian gini ngabarin aku, aku mau belajar sedikit demi sedikit, hehe." Kata Zahra, "masyaa Allah bisa banget ukh, save nomor aku nanti aku masukin di grup akhwat." Kata Fatimah, Zahra pun memberikan nomornya ke Fatimah dan mereka pun fokus memperhatikan kajian.
Sepulang kajian, Zahra yang malu bertemu dengan Ahon karena salah paham ternyata sudah pulang ke rumahnya, "Oii, kamu tunggu Zahra yah?" Kata Fatimah, "Iya, mana dia?" Kata Ahon, "Udah pulang! Kamu sih lambat." Kata Fatimah, "udah pulang? Kok gak nungguin aku." Kata Ahon, "coba tanya sama rumput yang bergoyang. Haha.." kata Fatimah terkekeh. "Ada-ada aja kamu Fat." Kata Ahon, "Makanya balas chatnya, jangan sok cool loh." Kata Fatimah, "Ya udah, aku pulang dulu." Kata Ahon, "Iya ati-ati di jalan." Kata Fatimah dan Ahon pun langsung bergegas pulang tanpa merespon Fatimah. "Dasar!" Kata Fatimah dengan wajah yang kesal.
"Assalamu'alaikum dek." Kata Ahon lewat pesan. "Wa'alaykumussalam warohmatullah wabarokatuh." Kata Zahra, "Dek, Kaka minta maaf yah udah cuekin adek." Kata Ahon, "Gak kak, Ara yang harusnya minta maaf udah salah paham." Kata Zahra. "Dek, Kaka boleh telfon?" Kata Ahok, "silahkan kak." Kata Zahra, mereka pun saling basa basi, dan tak sadar hingga Zahra ketiduran. "Halo, halo, dek? Udah tidur yah. " Kata Ahon yang menunggu respon dari Zahra, "Aku sayang kamu dek, semoga semuanya di mudahkan hingga masa bahagia itu tiba." Kata Ahon yang mengira Zahra tidur, Zahra yang sempat sadar dari tidurnya mendengar ucapan itu membuat Zahra senyum-senyum sendiri.
Pagi hari, ia melihat Hpnya, ternyata telfon Masi tersambung, Ahon ternyata ikut tertidur saat Zahra tak meresponnya. Zahra yang membiarkan telfon terus tersambung pun bergegas ke sekolah. Ia pun melaksanakan aktivitas seperti biasanya, lalu saat latihan tiba, Zahra tidak membawa HP dan Ahon pun memperlihatkan layar HPnya yang ternyata telfon Masi terhubung, "Udah 13 jam dek hehe." Kata Ahon, "Ya Allah kak, kenapa gak di matiin." Kata Zahra, "Takut kamunya marah, hmmm.." kata Ahon yang membuat Zahra serasa ingin jungkir balik, tapi demi menjaga image Zahra tetap bersikap cuek ke Ahon, "Apasih kak, mati in aja, aku latihan dulu kak." Kata Zahra dan bergegas bergabung ke lapangan untuk latihan. Sepulang dari latihan Ahon pun kembali melambaikan tangannya dengan menggenggam HP di tangannya, yah, rupanya dia memberikan isyarat kepada Zahra bahwa telfon Masi terhubung, Zahra yang tak membawa HP pun penasaran, seberapa lama mereka telfonan.
Sesampai di rumah, Zahra mencari HP nya di kamar, tapi tak ketemu, sampai akhirnya neneknya masuk ke dalam kamar dengan Hp Zahra di tangannya.
_______________________________________
Wah, greget nih, apa yang akan neneknya katakan setelah melihat Zahra menggunakan cadar yah, akankah dia memberikan HP kepada Zahra atau menyita HP nya.Malang kali nasib kau, Ara...
_______________________________________
Jangan lupa di vote yah sister dan share ke teman yang lain biar aku makin semangat nih lanjutin ceritanya..❤️😊
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAHKU WANITA BERCADAR
DiversosAzzahra Barrah Zaiqa, nama gadis cantik dan baik hati. Biasanya di panggil Zahra. Dia seorang gadis yang tekun bela diri dan mempunyai lima sahabat yang bernama Nunu, Mumun, Ilmi, dan Indah. Dia juga punya partner latihan bernama Umi. Perjuangan seo...