Vun memasuki area kampus dengan terburu-buru. Gadis itu membawa banyak berkas yang isinya laporan dari berbagai organisasi yang diikutinya dikampus dan sebuah kantong plastik.
Padahal tasnya hanya diisi satu binder dan yang menunggunya juga tidak ada, mata kuliah pagi ini dimulai jam 9 nanti dan ini masih pukul 7.30.
Kalau ditanya apa alasan gadis itu terburu-buru, jawabannya, "Biar keliatan jadi mahasiswa sibuk dong hehe"
Iya, dia mau pamer ke orang-orang kalau dia itu sibuk. Sekedar informasi saja, semua berkas yang dibawa Vun itu berkas-berkas lama atau pun yang sudah tidak terpakai lagi. Ya namanya juga pamer.
Bulir keringat berkeluaran didahinya. Vun berjalan kaki dari kost sampai ke kampus. Vun sengaja tidak menaiki angkutan umum, sekalian jogging sih katanya.
Saat ini, gadis itu berjalan menuju masjid dikampusnya untuk menemui Nilva dan Fayza. Karena biasanya pagi-pagi begini keduanya melaksanakan sholat dhuha dan sarapan dihalaman masjid. sudah paham kan maksud dan tujuan Vun apa? Iya, numpang sarapan.
"Helloo ma prennn. Lagi apa nii?" sapanya sok ramah
"Udah sini duduk. Belum sarapan kan?" tanya Nilva lembut
"Iya, Bunda. Mpun lapar sekali," ujarnya dan meletakkan plastik yang tadi dibawanya "Apaan tu, Mpun?" Fayza mengambil kantongan yang diletakkan Vun tadi, "Roti sama susu? Buat sarapan kamu?" tanya Fayza lagi.
Vun menggelengkan kepalanya sebagi jawaban, "Untuk kalian berdua. Pas kan? Dua roti, dua susu"
"Trus kamu?" tanya Fayza mengernyitkan alisnya
"Mpun makan nasi kalian aja. Mpun gak bisa sarapan pake roti sama susu"
"Loh kenapa?"
"Nanti mata Mpun jadi biru. Liat tuh bule-bule tiap hari sarapan roti, matanya biru kan?" Dan Vun mendapat sebuah tabokan dari sendok yang digenggam oleh Fayza.
Vun hanya tertawa dan melanjutkan sarapannya dengan memakan bekal Nilva. Setelah dirasa kenyang, Vun mengambil botol minum Fayza dan meminum isinya.
"Nil, ntar ke kelasnya bareng yah?" ajak Vun dan dibalas anggukan oleh Nilva
"Titip tas yah? Mpun mau ke dalam dulu"
Vun berjalan ke arah tempat wudhu wanita dan menemukan Hira disana. Hira yang menyadari kehadiran Vun melirik sinis pada gadis itu.
Bukannya tersinggung atau marah, Vun malah mendekati Hira dan melemparkan senyum jenakanya, "Haii sayangnya Mpun"
"Sapa elu?" ketus Hira
"Ih jutek, padahal Mpun tadi bawa roti sama susu loh" Hira menatap Vun ragu "Dih, gak percaya ya sama Mpun? Yaudah liat aja nanti abis sholat" Hira mengangguk mencoba percaya pada gadis disebelahnya ini.
Setelah sholat, Vun dan Hira keluar bersama dari masjid dan menemui Nilva dan Fayza. Hira langsung menagih janji Vun, "Mana, Mpun?"
"Tuh," Vun menunjuk ke kotak susu dan bungkus roti yang teletak ditempat sampah terdekat
"ANJ- ASTAGHFIRULLAH" Hira mendesah frustasi. Raut menyesal terpatri diwajahnya. Harusnya dari awal ia menyadari ucapan Vun.
Nilva dan Hira hanya menyaksikan keduanya dengan seksama.
"Kenapa? Kan Mpun bener, Mpun bawa roti sama susu"
"Ya buat gue mana?" Hira menuntut haknya
"Mpun kan gak bilang bawa untuk Hira. Mpun bilang bawa susu sama roti 'kan?" ujar Vun tanpa merasa berdosa
KAMU SEDANG MEMBACA
MPUN
General Fiction"Nama kamu siapa?" "Vunya, bisa dipanggil Pun atau Mpun, tapi si manis juga boleh" _____________________________________________ "Kak Pun, bantuin bongkar tenda boleh?" "Oh, boleh kok. Ya Allah semoga tendanya cepat selesai aamiin. Udah kan?" Ya be...