Siang ini Vun dan Hira hanya berdiam diri didalam kost Vun. Vun tadi mengajak Hira ke kostnya karena bosan dirumah kontrakan Hira.
Dan sekarang keduanya tengah sibuk dengan ponsel masing-masing sampai Hira menendang pelan betis Vun, "Mpun Mpun"
Vun melirik Hira, "Gue mau cerita, tapi lo keep ya?"
Vun mengangguk. Diantara mereka berlima, memang Vun-lah yang sering menjadi tempat cerita. Walaupun sering membuat emosi, Vun bisa memberikan solusi atau paling tidak menjadi pendengar yang baik.
"Bang Riyan confess ke gue. Dia bilang dia suka gue udah lama, dari awal kita masuk seni katanya. Trus gue jujur dong, kalo gue juga pernah tertarik sama dia, tapi gue tahan karena gue segen" tentang Hhira yang menyukai Riyan pun hanya Vun lah yang mengetahuinya.
"Trus respon Bang Riyan apa?"
"Dia nanya, cuman pernah aja atau sekarang masih ada. Disitu gue bingung, Mpun. Jujur aja, gue suka deg degan kalo Bang Riyan ngejapri ya apalagi Bang Riyan ngejapri ngomongin masalah itu"
Vun yang mengerti maksud Hira ini mengangguk, "Jangan buru-buru kasih tau Bang Riyan gimana perasaan Hira sekarang. Pastiin dulu kalo Hira juga tulus ke Bang Riyan. Bang Riyan ada bilang mau jadiin Hira pacar ga?"
Hira mengangguk, "Tapi katanya tunggu perasaan gue jelas aja biar diresmiin. Dia juga gak buru-buru sih, santai tapi pasti aja katanya"
"Trus Hira sendiri sekarang ngerasa gimana? Masih suka atau?"
"Ya kalau suka masih, Mpun tapi mungkin gimana ya? Gue ngerasa, rasa gue ke Bang Riyan itu gak sama besarnya sama rasa Bang Riyan ke gue" jelas Hira
"Hira yakinin dulu hatinya ke Bang Riyan, Mpun gak maksa harus sama Bang Riyan, tapi Bang Riyan tuh boleh kok dikasih kesempatan. Baik juga orangnya"
"Trus lo tau gak? Tadi pagi gue bilang kalo gue udah sampe dikontrakan trus dia bilang 'istirahat dulu, nanti siang kalo gak capek kita ketemu ya?' Gue tanya bilang, 'Aku bareng Mpun boleh, Bang?' trus katanya 'Oh iya, Abang juga bareng Iko sama Irsyad kok'" Hira menceritakan isi chatnya bersama Riyan
"Lah terus kenapa belum siap-siap? Ini udah siang loh"
"Ya lo nya diajakin gak mau" Hira bersungut menatap Vun
"Jadi? Udah dibatalin ke Bang Riyannya?" Hira menggeleng
"Aduh pinter banget temennya Mpun" Vun membuka lemari bajunya dan melemparkan sepasang bajunya kepada Hira, "Ganti baju cefffatt"
"Bentar mandi dulu" Hira melangkahkan kakinya ke kamar mandi namun langsung ditahan oleh Vun
"Ga sempat, udah ganti baju aja. Tuh pake"
Hira memandang ragu baju yang terletak di atas tempat tidur Vun, "Muat?"
Vun mengangguk, "Mpun salah ukuran kemarin pas beli di olshop, itu kebesaran"
Vun bohong. Padahal ia sengaja membeli baju itu untuk kado ulang tahun Hira yang tinggal sebentar lagi.
Hira langsung mengganti piyama yang dipakainya dengan baju yang dikeluarkan Vun tadi. Ternyata benar, baju itu pas ditubuhnya.
"Hijabnya?" Vun mengambil jilbab berwarna hitam dari rak didekat cermin, "Nih"
"Hijab lo banyak, tapi kaga dipake. Buat apa heh?" komentar Hira karena jilbab di rak gadis itu memang banyak dan bervariasi.
Vun hanya mengedikkan bahunya.
Hira berdiri didepan cermin untuk memasang jilbabnya dan melihat pantulan Vun yang masih menggunakan celana dan baju tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MPUN
General Fiction"Nama kamu siapa?" "Vunya, bisa dipanggil Pun atau Mpun, tapi si manis juga boleh" _____________________________________________ "Kak Pun, bantuin bongkar tenda boleh?" "Oh, boleh kok. Ya Allah semoga tendanya cepat selesai aamiin. Udah kan?" Ya be...