S E M B I L A N

21 7 0
                                    

Malam ini dilakukan rapat evaluasi oleh para Dokter dan kali ini Vun dan Razi ikut aktif memberi pendapat maupun menanggapi semua pertanyaan dan pernyataan. Rapat selesai pukul 22:00 dan semua langsung kembali ke tenda masing-masing.

Vun memperhatikan para dokter perempuan mengemasi barang mereka karena besok pagi mereka sudah akan pulang. Karena barang bawaanya memang tidak banyak dan tidak ada yang ia keluarkan jadilah ia hanya melihat saja.

"Oh iya, Kakak-kakak Dokter," semua atensi tertuju pada Vun, "Besok kita masih sarapan disini?" lanjutnya

"Dokter Rinda, gimana tadi kata Pak Kades? Bakalan ada makanan lagi ya dari warga?" tanya Dokter Dina yang dibalas anggukan, "Iya, Dok"

"Berarti barang-barang didapur udah bisa di rapiin ya?" tanya Vun

"Besok aja, Dek, udah malem banget ini, kamu tidur aja" kata Dokter Rahma yang dua malam ini tidur disebelah Vun

"Pun gak ada yang mau dikemas, Dek?"

"Baju Mpun gak banyak, Kak, udah di tas semua juga" Dokter Rinda hanya mengangguk dan kembali menyuruh Vun tidur, "Yaudah, tidur gih, anak kecil gak boleh begadang"

"Baik, orangtua"

Mendengar jawaban Vun atas perkataan Dokter Rinda semua Dokter cantik di tenda itu tertawa.

Vun membaringkan tubuhnya kemudian memejamkan matanya, ia belum mengantuk sebenarnya tapi tidak enak juga melawan orang tua-orang tua disekitarnya ini.

Setelah sepuluh menit tetap pada posisinya, Vun mendengar suara bisik-bisik dan langsung membuka matanya sedikit. Mata Vun menjelajahi isi tenda ini dan mendapati kedua belas perempuan itu tengah duduk melingkar.

Vun menajamkan pendengarannya ketika tidak sengaja mendengar nama Dokter Rafa disebut-sebut. Ya tingkat kekepoan seorang Vunya semakin bertambah jadinya.

"Dokter Rafa jauh banget dari saya," Vun kenal, ini suara Dokter Rinda,

"... dia kayak sesuatu yang bisa dilihat, bisa disayang tapi gak bisa saya gapai" suara Dokter Rinda perlahan mengecil

Vun kaget, Dokter Rinda dan Kak Rafanya?

"Dokter Rafa sedingin itu ya, Dok?" ini suara Dokter Ara kalau tidak salah

Vun ingin tertawa ketika Dokter Rafa memiliki image cool dimata rekan kerjanya

Pertanyaan Dokter Ara dibalas kekehan kecil Dokter Rinda, "Ya begitulah, Dok"

"Tapi, waktu bicara sama Vunya gak gitu kok," wah nama Vun disangkut pautkan "Atau Dokter Rafa punya hubungan ya sama Vunya?" Perkataan Dokter Dina ini hampir saja membuat Vun menyemburkan tawanya, namun ia tahan.

"Bisa jadi sih, Vunya kan deket banget ya sama Dokter Rafa" Vun tidak tahu ini suara siapa tapi semakin membuat perutnya geli, asumsi seperti apa ini.

"Dokter Rafa suka sama anak kecil?" Vun rasa ia sudah memperkenalkan dirinya dan mengatakan bahwa dia sudah kuliah tapi kenapa maish dianggap anak kecil?

"Mungkin deketnya Dokter Rafa sama Vunya itu sebatas pembina sama anggota di Pramuka aja" ini suara Dokter Dina

Mereka masih berbicara mengenai hubungan Dokter Rafa dan Dokter Rinda. Vun kaget sih, ternyata pamong sakanya itu menyukai perempuan juga. Padahal Vun kira selama ini Kak Rafanya memiliki hubungan khusus dengan Iron Man.

Vun juga baru tahu kalau ternyata Dokter Rafa memang cool sekali dipandangan rekan kerjanya, khususnya perempuan. Vun juga baru tahu kalau Dokter Rinda menyukai Dokter Rafa sedari mereka sama-sama menempuh PPDS atau Program Pendidikan Dokter Spesialis di kampus yang sama.

MPUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang