Mr. Dominant

26.4K 554 10
                                    







Aku menggigit bibir bawah dan berusaha menatap laki-laki dihadapanku dengan tatapan sensual. Ini menjijikan, tapi umpanku kali ini sepertinya lagi-lagi termakan, jadi aku harus bertahan sedikit lebih lama untuk mendapatkan yang aku mau.

"Aku permisi sebentar."

"Oh, okay."

Tersenyum semanis mungkin, aku membawa diriku mengarah ke toiet. Aku bukannya ingin benar-benar menggunakan toilet untuk hal yang seharusnya, tapi aku akan melakukan sesuatu yang lebih menyenangkan.

"You here."

Tidak sampai lima menit aku harus menunggu ternyata. Umpanku berhasil mengaitnya.

"Yeah, dan kamu memilih untuk ninggalin Ami?"

"Kamu lebih sexy dari dia. Aku nggak tahan lihat tatapan kamu. Ami nggak akan sadar apa yang kita lakukan dibelakangnya. Aku nggak sabar untuk menikmati tubuhmu sayang"

Senyum menjijikan muncul dari bibir laki-laki yang sejak tadi menatapku dengan pandangan senonohnya. Padahal aku memakai dress yang cukup tertutup dan sama sekali tidak menampakkan lekuk tubuhku. Apanya yang sexy? Laki-laki ini pasti memiliki masalah pada matanya.

"Benarkah? Tapi sepertinya kamu yang tidak paham situasi sekarang ini."

Aku tertawa pongah dan melangkahkan kakiku ke Ami yang sepertinya tidak disadari keberadaannya oleh calon tunangannya yang langsung menampakkan raut pucat. Ah, mulutnya saja yang besar sok-sokan mau berselingkuh. Ternyata nyalinya tidak sebesar itu.

"Perkataanmu benar-benar tepat Dam, karena yang kamu kira dibelakangku nyatanya ku lihat dengan mataku sendiri. Kamu tidak perlu kawatir harus berpura-pura menyukaiku lagi, sampai sini saja hubungan kita. Aku sudah tidak tahan lagi melihatmu."

Tanpa basa basi lagi aku dan Ami meninggalkan restoran yang menjadi saksi bisu bagaimana laki-laki bisa terlalu serakah dan tergoda hal-hal kecil yang membuat mereka kehilangan hal yang lebih besar. Rasanya aku baru saja keluar dari tempat pertarungan sampai mobil Ami yang membawa kami berdua meninggalkan restoran.

Belum satu bulan perkenalan Ami dengan Adam karena perjodohan yang dibuat keluarga mereka. Adam sepertinya sudah lelah disuruh menikah oleh orangtuanya dan akhirnya menerima saja perjodohan itu. Apalagi dengan Ami yang bukan hanya anak konglomerat tetapi juga seorang publik figur, Ami pasti bisa mendongkrak namanya agar lebih terkenal lagi di masyarakat. Saking terlalu percaya dirinya dia berpikir bisa dengan mudahnya membuat Ami jatuh cinta hanya karena gombalan-gombalan dan menawarkan untuk bertunangan langsung saja.

Ami mungkin tidak ingin langsung percaya dan meminta bantuanku sedikit menggodanya dengan pertemuan hari ini yang direncana yaitu mengenalkan sahabat baik Ami, tapi nyatanya yang kami temukan hanya kedok Adam yang bersikap sok baik dan ternyata suka main di belakang.

"Thanks Da. Maap jadi ngerepotin ehehe."

"Kek sama siapa aja sih Mi, emang bener tu orang harus dijauhin dari kamu, tatapannya ngga senonoh banget, padahal ngga jauh beda sama kita kan umurnya, tapi dipikiranku dia dan kek om-om mesum. Ngeri."

"Nah kan, aku juga ngga ngerti bisa-bisanya bonyok pada ketipu wajah dia."

"Yang penting secepatnya kamu kasih tau gimana perilaku asli dia ke ortu, tadi ngga lupa di video kan."

"Aman kok."

"Udah sampe nih, aku langsung ya, maaf ya nggak bisa nemenin lama, siapa tau kan kamu patah hati ehehe"

"Patah hati apanya, seneng banget dah ngga ada hubungan sama itu laki."

Aku hanya tertawa dan langsung keluar dari mobil, melambai sedikit menunggu Ami keluar dari area rumahku dan tidak lagi terlihat baru memasuki rumah.

i am [One Shoot Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang