nerd?

31.8K 711 7
                                    




"Va, lu kenal dia?"

"Hmm?"

"Ini."

Titan mengulurkan hpnya yang sedang menampilkan satu postingan cowok berkacamata di aplikasi instagram. Kayaknya sih orangnya terkenal karena likersnya lumayan banyak. Tapi setelah memutar otak tetep aja aku nggak tau dia siapa. Mukanya nggak familiar.

Aku menggeleng pelan, benar-benar tidak memiliki bayangan tentang siapa cowok itu.

"Engga, siapa emangnya?"

"Hilih, gua kira lo tau soalnya lu follow instagram dia."

Pandanganku mengarah ke wajah Titan dan hpnya bergantian lalu meringis.

"Masa sih?"

"Iya nih, makannya gua tanya."

Dengan cekatan Titan menunjukkan bagian pengikut dari akun bernama Agirama Wiguna yang ternyata memang ada aku.

"Entah juga sih, kalo ada yang follow gua terus ada limaan lebih orang yang gua ikutin follow dia juga ya gua follow back."

"Kok gitu sih."

"Ya lu tau kan gua suka susah ngapalin orang. Jadi siapa tau ternyata kenalan trus gua lupa gitu. Emang dia siapa sih? Biasanya juga lu nggak ada tanya-tanya orang gitu."

"Hehe, i- iya sih. Cuman, ini dia tuh si Agi, si kutu buku peringkat satu paralel sekolah kita."

"Haaah, berarti nggak salah kan ya gua follow back dia."

"Cuman, masalahnya, ini tuh, si Agi, selain keluarganya dia lu doang satu-satunya cewek yang dia follow. "

"Eh, Anjir?!"

~

Lima belas menit sudah lewat. Puji syukur kukuku yang baru ku bawa ke salon untuk di cat masih utuh tanpa cacat karena aku terus-terusan menggigitinya. Sayangnya orang yang kutunggu sejak tadi belum juga terlihat batang hidungnya.

Rasanya hari-hariku sebelum kemarin itu berjalan baik-baik aja sampai tiba-tiba aneh banget karna banyak yang kirim chat dan dm dari orang-orang yang nggak kukenal nanyain kedeketanku sama the smartest boy in the school.

Satpam sekolah yang seringnya mengomeliku karena sering datang terlambat aja sampe melongo tadi liat aku udah dateng kurang dari jam enam. Kalau aja nggak demi nemuin cowok kutu buku yang selalu dateng di jam nggak wajar saking paginya dan belom pernah kulihat, nggak akan deh aku mau nyetel alarm jam empat demi nggak bangun kesiangan.

Dengan tergesa aku berlari kecil dan langsung menarik cowok jangkung berkacamata yang baru saja berjalan memasuki gerbang sekolah. Dari beberapa foto yang kulihat di akun instagramnya, cowok yang sedang kutarik ini adalah Agi.

Karena tidak tahu tempat mana yang lebih privacy untuk membicarakan hal aneh yang terjadi, akhirnya aku melangkah ke arah uks. Disana pasti tidak ada orang di jam-jam ini, dan yang penting disana bersih dan terang, tidak seperti di gudang sekolah yang katanya angker itu, belum lagi kalau ada hewan-hewan mengerikan.

"Ayo bicara"

Berusaha terlihat tenang, aku bersedekap di depan pintu yang baru saja kukunci. Kenapa sih tidak ada yang pernah bilang kalau menarik seorang cowok itu melelahkan. Tapi ini bukan saatnya memperlihatkan kelemahanku. Aku harus terihat mengintimidasi agar semuanya mudah.

Dengan sok kuat aku mendongak menatap mata Agi dan berusaha nebak apa yang lagi dipikirinnya sekarang ini. Cowok yang tinggiku hanya sebahunya ini dari tadi hanya diam, aku kan jadi nggak punya petunjuk apapun tentang maksud dia.

i am [One Shoot Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang