00

16.3K 1.3K 69
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Dahi Oksa berkerut dikala mobil yang ditumpanginya berhenti tepat didepan sebuah rumah megah nan elegan, yang rasanya sedikit familiar baginya. Oksa rasa begitu.

"Pah, mah, kok berhenti disini?"

Mendengar pertanyaan sang putri, Arkan, papa Oksa tersenyum menengok kearah anak gadisnya. "Kita mau ketemu sama seseorang dulu, gapapa kan?" Ucapnya berlalu membuka pintu mobil, diikuti oleh mamanya.

Gadis itu terdiam sejenak, kembali memperhatikan rumah tersebut. Dia merasa seperti tidak asing dengan bangunan ini. Tapi ia yakin sekali baru kali ini berkunjung kesini. Sebenarnya siapa yang ingin ditemui papanya? Oksa mengesampingkan dulu pemikirannya dan ikut menyusul keluar, bagaimana pun juga dia tak mau terkurung dalam mobil.

Pandangan gadis itu mengedar ke area sekitar, menilik halaman rumah yang terlihat sangat luas dan terawat, banyak bunga tumbuh disana. Pemiliknya pasti sangat menyukai bunga, pikirnya.

Selanjutnya mata gadis itu terhenti pada dua orang pasangan suami istri yang telah berada didepan pintu yang entah ia salah lihat atau apa, mereka tampak sedikit terkejut saat melihat kearahnya, tapi setelahnya berganti dengan sebuah senyuman..

Arkan ikut tersenyum dan berjalan menghampiri, mama Oksa merangkul gadis itu yang masih menelisik sekitar, hingga mau tak mau membuat oksa ikut berjalan bersamanya.

"Kamu sehat, sa?"

Oksa mengerjap ketika mendapati pertanyaan dari wanita paruh baya yang masih terlihat cantik sesaat setelah dirinya sampai dihadapan mereka. gadis itu tersenyum kikuk. "Baik tante."

"Gimana? Anakku Makin cantik kan?" celetuk Arkan tertawa sedangkan oksa hanya bisa tersenyum canggung, papanya memang ada-ada saja.

"Iya makin cantik aja." Ucap della tersenyum lembut dan mengelus lembut surai oksa. Tapi anehnya oksa dapat melihat tatapan lain dari sorot mata wanita itu. Ia menggelengkan kepalanya pelan, ini mungkin efek mabuk perjalanan, pikiran oksa jadi terasa kacau begini. Dia rasa begitu.

"Yaudah, masuk yu."

***

Oksa akhirnya bisa bernafas lega setelah selesai menuntaskan hajatnya, ia keluar dari bilik toilet. Dirinya tadi meminta izin untuk pergi ke toilet karena sudah tidak tahan.

Asik menikmati nuansa rumah itu, matanya tiba-tiba terfokus pada bingkai seseorang yang terpajang pada lorong, hingga tanpa sadar membuat langkahnya terhenti.

Dahinya mengernyit, melihat lamat-lamat potret tersebut. Merasakan seperti mengenali wajah cowok dalam gambar itu, Oksa pernah melihatnya tapi entah dimana, ia lupa.

Sadar atau tidak, setelah gadis itu memasuki rumah ini, satu per satu hal aneh mulai datang menghampiri dan mengacaukan pikiran oksa.

Brukk..

Suara benturan keras tersebut berhasil membuat Oksa tersentak, gadis itu menoleh kesana kemari mencari asal suara tersebut.

Brakk..

Kembali suara seperti benturan keras diikuti pecahan kaca berhasil menarik perhatian gadis itu.

Oksa bergerak mendekat, ia meyakini satu ruangan yang menjadi sumber suara tersebut, ruangan dengan pintu berwarna cokelat tua.

Ada apa sebenarnya dibalik pintu itu? ia sama sekali tidak akan merasa gentar kalau yang ditemukannya adalah sesosok hantu. Oksa tidak percaya hal seperti itu.

Tepat sesaat setelah berada didepan pintu, terdapat sedikit celah disana, oksa mengintip sedikit, hingga pemandangan didalam sana berhasil membuatnya melotot dan dengan berani langsung membuka lebar pintu tersebut.

Otomatis netra Oksa bertubrukan dengan netra kelam milik seorang laki-laki yang tadi Oksa lihat potretnya dilorong. Kalau dirinya tidak salah ingat.

Mata Oksa membulat seketika, melihat bagaimana lutut laki-laki itu yang berdarah akibat pecahan kaca, tanpa menunggu lagi gadis itu segera bergerak mendekat, ia meringis melihat kondisi kaki laki-laki itu.

"Risa." Suara lirih nan sendu meluncur dari bibir laki-laki besurai hitam tersebut, dia menatap Oksa dihadapannya dengan sayu, "aku ngga lagi halusinasi kan? Kamu ada disini."

Ia bergerak menggeret kakinya, mengesot. Tak peduli jika beling-beling itu akan lebih melukai hampir semua bagian kakinya.

Oksa tambah melebarkan matanya, Ia membantu cowok itu berdiri dan menuntunnya kearah ranjang, meski dengan susah payah karena faktor badan laki-laki itu yang lebih besar darinya.

Oksa ngeri melihat darah laki-laki itu yang mewarnai lantai. Dan yah, terdapat satu hal lagi yang baru saja oksa temui, bahwa sepertinya laki-laki ini tak dapat menggunakan kakinya, mendapati kursi roda yang letaknya tidak jauh dari tempatnya.

Oksa mendudukkannya di tepi ranjang dan dirinya berdiri dihadapannya.

Grepp..

Tubuh gadis itu membeku saat cowok itu dengan tiba-tiba memeluknya, dia menenggelamkan wajahnya pada perut oksa.

"Ini nyata, Risanya Gevan udah kembali." Suara yang terdengar serak dan lirih. "Risa.. Risa.. Risa." Gevan terus menyebut nama oksa berulang, membuat gadis itu berdiri kikuk.

Ia tak mengerti bagaimana laki-laki itu bisa mengenalinya, padahal dia saja tak kenal dengan cowok itu.

"Lo gapapa kan?" Walau masih bingung dengan situasinya, Oksa tetap membalas pelukan laki-laki itu tanpa gadis itu sadari sendiri.

Ia melakukan hal tersebut semata-mata karena merasa iba melihat bagaimana tubuh laki-laki bernama Gevan tersebut bergetar. Jadi jangan salah mengartikan.

Gevan menghirup dalam aroma tubuh oksa yang begitu menenangkan baginya. Aroma yang sangat dirinya rindukan. "Risa ada disini."

"Risa milik Gevan."

"Risa hanya punya Gevan, risa ngga boleh tinggalin Gevan lagi."

Sungguh saat ini dirinya seperti orang bodoh, oksa tak tau harus berbuat apa. Tapi jika boleh jujur, Oksa merasa kasihan dengan laki-laki yang tadi disebut dengan nama gevan tersebut.

Bagaimana kondisi laki-laki itu bisa seperti ini?

Dia terlihat seperti sangat membutuhkan kehadiran seseorang.

"Jangan pergi, tetep disamping aku." Lirih Gevan.

Oksa terdiam. Ada satu pertanyaan yang masih mengganjal dalam hatinya sedari tadi.

Kenapa cowok itu mengetahui namanya?

Apalagi sebutan yang sangat jarang orang gunakan untuk memanggilnya, selain eric dan keluarganya.

***

Gmana nih versi revisi ini?

Gmana nih versi revisi ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©Nkimtt12Maret2021

SacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang