04

8.8K 826 108
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Oksa berbalik kembali berjalan memasuki rumah sakit setelah eric telah hilang dari pandangannya.

Saat tengah berjalan-jalan tadi, mereka mendapatkan kabar kalau mama Oksa drop dan perlu dirawat, dan tanpa pikir panjang lagi mereka langsung bergegas kemari.

Dan setelah bertemu dengan emili, eric harus segera pulang, Oksa yang memaksa laki-laki itu untuk cepat pulang, sebab eric perlu mempersiapkan diri sebelum mengikuti olimpiade.

"Risa."

Gadis itu secara tiba-tiba menghentikan langkah dirasa ada seseorang yang memanggil namanya.

Oksa berbalik kebelakang, ia terdiam sejenak melihat sesosok laki-laki yang tengah terduduk dikursi roda.

Kepalanya seketika menoleh ke arah sekitarnya, dia tak yakin kalau yang dipanggil cowok itu adalah namanya. Bisa saja nama itu bukan hanya miliknya.

Disaat oksa tengah bingung, laki-laki itu mendorong kursi rodanya mendekati gadis itu, wajah pucatnya tampak sedikit berseri, bibirnya melengkungkan senyum tipis.

Melihat hal tersebut, Oksa jadi tau kalau panggilan itu memang tertuju untuknya. Tetapi, siapa cowok ini?

"Siapa ya?" Tanya Oksa ramah.

Terlihat ada sedikit keterkejutan dari laki-laki itu. "Kamu lupa sama aku?" Terdapat rasa kecewa dalam raut wajah laki-laki itu, senyumnya luntur.

Oksa terdiam ditempatnya dan menatap laki-laki itu khawatir, pasalnya ingatannya memang buruk bila mengingat wajah seseorang yang baru ditemuinya.

Ia berusaha mengingat siapa sosok dihadapannya, sampai jatuh pada kejadian dirumah teman papa dan mamanya.

Iya, Dia pernah bertemu sosok cowok yang memakai kursi roda. Apa mungkin cowok ini?

"Lo Gevan?"

Oksa adalah orang yang termasuk gampang mengingat nama, tapi tidak dengan wajah.

Gevan hanya mengangguk sebagai tanggapan, kemudian menundukkan kepalanya dan meremas tangannya sendiri dengan kuat.

Oksa menatap khawatir, "Lo gapapa?" Ia secara spontan berjongkok dihadapan gevan agar bisa melihat wajah cowok itu.

"Gevan." Panggilnya, saat gevan sama sekali tak menanggapi.

Entah keberanian darimana oksa menggenggam tangan laki-laki itu, melepas remasan tangannya hingga tampak jelas warna kemerahan pada tangan laki-laki itu.

SacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang