Xiondra | 03

873 103 14
                                    

Happy Reading!

•••

Setelah menempuh waktu selama 22 jam lamanya perjalanan, akhirnya mereka telah sampai di bandar udara internasional Soekarno-Hatta. Melangkah turun dari dalam pesawat dan segera mencari orang suruhan Opa yang akan menjemput mereka berdua.

Seorang lelaki berbadan kekar dan setelan hitam melangkah ke arah mereka berdua. “Tuan Andra dan Nona Ondra?” Ucapnya sedikit ragu-ragu.

Ondra mengangguk samar. “Iya hmm...”

“Max. Nama saya Max.” Ucap Max menyela.

“Oke Max. Panggil nama aja, gue risih soalnya!” Max mengangguk pertanda ia setuju.

Mereka langsung melangkah kearah mobil yang Max gunakan untuk menjemput mereka berdua, segera melangkah masuk ke dalam mobil saat Max mengambil alih koper keduanya dan kemasukkan nya kedalam bagasi mobil.

Mobil yang mereka naiki mulai melaju meninggalkan bandara dan berbaur dengan kendaraan lain.

Ondra menatap keluar jendela dengan pandangan yang sulit di artikan. Menatap bangun-bangunan bertingkat tinggi dan kendaraan lain yang berlalu-lalang. Ondra menghela nafas gusar saat pikiranya berkecamuk, memikirkan hal-hal yang akan terjadi di kedepannya. Apakah ia bisa menjalani semua ini. Membuka luka lama yang sudah ia kubur dalam-dalam, melawan semua rasa sakitnya selama ini yang selalu ia coba untuk lupakan, walaupun rasanya sangat mustahil.

Andra menatap kembaran dalam diam. Ia mengerti apa yang tengah kembaran nya itu pikirkan. Selama ini ia juga selalu mencoba membantu kembaran nya itu secara perlahan melupakan kejadian yang membuat mereka hancur sehancur-hancurnya. Ia pun merasakan nya saat kebahagiaan mereka di renggut dalam kedipan mata. Sulit memang untuk menerima semua ini, namun ia akan berusaha untuk kembaran nya.

Andra akan mencoba lagi, karena tidak ada usaha yang mengkhianati hasil.

•••

“Kita tinggal di sini?” Ondra menatap mansion dihadapan nya dengan kagum. Sungguh mansion ini sungguh besar dari mansion milik Opa nya yang berada di New York.

“Iya. Sekarang kita masuk, gue udah capek!” Andra merangkul kembaran nya kemudian mengajaknya masuk kedalam.

“Keren.” Pekik Ondra girang. Andra menunduk menatap Ondra miris, kenapa kembaran norak sekali.

Mereka masuk ke dalam lift menuju ke lantai atas, tempat dimana kamar mereka berada. Saat lift berhenti di lantai yang mereka tuju, mereka langsung keluar dari lift dan di sambut beberapa maid yang tengah berjejer menunggu mereka.

“Selamat datang Tuan dan Nona muda!” Sapa salah satu dari mereka. Mereka sedikit membungkukan badanya memberi hormat.

“Lah, aku kira ini mansion gak ada orang. Orang tadi di lantai bawah gak ada orang sama sekali.” Kata Ondra sedikit heran.

“Lantai bawah hanya untuk anggota saja, jika ada maid yang berada di sama, mungkin dia sedang membersihkan nya Nona.” Jelas wanita yang diperkirakan seumuran dengan Omanya.

Dahi Ondra menyerngit samar. “Anggota? Anggota Apa?”

“Anggota dya's angels, Nona.” katanya.

•••

Andra membuka pintu kamar kembaran nya dengan perlahan. Melangkah masuk untuk membangunkan Kembaran nya yang masih tidur. Andra menatap jam yang berada di atas nakas, sudah pukul tujuh lewat lima belas menit.

“Ndra?”

Andra menepuk pipi Ondra beberapa kali, namun sama sekali tidak membuat tidur kembaran nya terusik. Ia beralih menggoncang tubuh Ondra sedikit lebih kuat dan di respon dengan deh eman sesaat oleh Ondra.

“Ondra! Bangun nggak lo!” Andra menarik kedua tangan kembaran nya hingga ondra terduduk dengan mata terpejam.

Andra sedikit menunduk untuk meraih Ondra ke gendongan Koala nya. Yang disambut baik oleh Ondra, bahkan ia semakin menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Andra. Andra menghela nafas panjang, namun tak urung ia mengelus punggung Ondra dengan sayang.

“Ndra, bangun yok. Elo belom makan dari tadi kan?” Tanya Andra dengan lembut.

Kakinya melangkah masuk ke dalam lift dan menekan tombol menuju ke lantai dua dimana ruang makan berada. Mansion Opa nya ini memiliki empat lantai. Lantai pertama digunakan untuk anggota dya's angels bersantai, dan beberapa kamar untuk anggota dya's angels tempati saat mereka memilih menginap. Lantai dua digunakan sebagai dapur dan beberapa kamar untuk para maid. Di lantai tiga terdapat hampir 20 kamar yang mereka gunakan untuk tempat tidur anggota inti dya's angels tidur dan si kembar. Dan lantai empat atau lantai yang terakhir mereka gunakan untuk tempat gym, ruang latihan tinju, dan ruangan untuk meeting anggota dya's angels.

Ting!

Andra melangkah keluar seraya menggerutu kesal. Pasalnya, sedari tadi ia membangun kan Ondra, namun Ondra sama sekali tidak bangun juga, ia hanya merespon dengan deheman dan kembali melanjutkan tidurnya.

“Xiondra, lo tidur atau simulasi mati sih? Heran gue, dari tadi gue bangunin gak bangun-bangunan juga!” Omel Andra sepanjang kakinya melangkah.

“Lo nyumpahin gue mati?” Tanya Ondra dengan suara seraknya sehabis bangun tidur. Ia kembali menelungkupkan kepala nya diatas meja makan setelah Andra mendudukkan ia di kursi.

Andra tak menghiraukan ucapan kembaran nya. Ia menatap maid yang sibuk menyiapkan makanan dan bertanya kepada maid tersebut. “Yang lain kemana Bi?”

Maid tersebut menoleh. “Biasanya, jika mereka tidak makan malam di mansion, mereka akan datang ke mansion jam sembilan malam, Tuan!” Jelas maid tersebut.

Andra menggunakan pertanda mengerti.

“Makan Ndra.” Perintah Andra kepada kembaran nya.

•••

Bersambung...

Yang minta up kilat sini absen dulu...

XIONDRA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang