--
Pagi tadi, embun lebih basah dari kemarin
Merajuk, mengais tanah memintalnya menjadi hara
Pada jejak-jejak kaki yang tertinggal
Ada asa yang dipanggul rapi diatas pundak para pejuang pundi
ditemani riuh suara tawa dari pondok seberang
yang dari sorot matanya tak mengenal apa yang disebut LaraYang mereka paham hanya Harsa ditemani senandung ria
Lalu diwaktu sore mulai patah, perlahan tangga biru langit
berganti gradasi jingga yang berterus terang ingin menggamit malamLangkah-langkah terhenti pada peraduan dibawah jingga
yang mulai dipetik semesta bergeser malam tiba-Ry-|03022021
KAMU SEDANG MEMBACA
Tigaratus Tigapuluh Lima Lembar
Poetrytake your coffee and cookies. enjoy reading. -Ry-