--
Untuk Ai,
Mengenalmu tidaklah cukup satu dekade waktu.
Kita sudah Bersama ketika masa Putih Abu-Abu.
Aku berhati-hati dalam setiap langkah mengiringimu.
Sisi Burukmu adalah istimewa untukku..
Aku tahu langkahmu tak mudah hingga menjadi seperti saat ini.
Aku tahu tentang apa dibalik tawamu yang terbahak-bahak.
Pilu.
Aku mendengar jeritan itu
Benteng yang kau bangun begitu jauh bermil-mil
Saat Aku ingin memecahnya,
kau yang disana semakin deru membuat benteng baru
untuk menenggelamkan ruang-ruang yang tersisa.Dengarlah.
Meski begitu, aku tetap menjadi telingamu.
Lukamu kurasakan.
Seperti saat-saat mereka meneriakimu.
Menghakimimu.
Meninggalkanmu.
Menghianatimu.
Aku tetap pion yang selalu berada satu langkah didepanmu.
-Amee-
******************************
Poem ini otentik seperti aslinya yg dikirim sahabat gua di DM, hanya edit bagian spasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tigaratus Tigapuluh Lima Lembar
Poetrytake your coffee and cookies. enjoy reading. -Ry-