kujejalkan tinta di jelaga keruh ini
dengarlah dengan hati...diantara sayup camar yang riuh, ada hening yang tertambat rapuh...
kesesapkan suar lirih dari seberang,
bacalah dengan haru...diantara lalu lalang besi-besi meroda, aspal selalu terinjak tanpa perna benci dengan deru yang menginjaknya
pekak beriringan lajunya awan ke barat daya
diseretnya gaduh-gaduh rinai ke timur laut
supaya haru-biru lebih terasa membakar jiwa-jiwa yang mulai bubuh menjadi jelaga
-Ry-
KAMU SEDANG MEMBACA
Tigaratus Tigapuluh Lima Lembar
Poetrytake your coffee and cookies. enjoy reading. -Ry-