#5 Puan Hujan

3 1 0
                                    

--

Sang Langit sedang gundah, Ia tak kuasa menahan pelik luka..

Puan itu sepertinya tau, dia menengadah.

Menantang air langit yang jatuh menghujam wajah merahnya.

Dalam basah tubuhnya, Ia menjelma menjadi anak yang seolah sedang di gembala oleh Langit.

Tidak kah menyakitkan?

Di balik sini sang Aku iri
melihat sang Langit dapat membuat sang Puan beranjak dari bangku ujung kedaiku..

Sedangkan sang Aku,
setiap hari hanya berani mengusiknya
dengan secangkir kopi hitam
dan pertanyaan sederhana

hanya karena ingin mendengar sebait kata
yang keluar dari pita suaranya...

-Ry-

Tigaratus Tigapuluh Lima LembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang