11. Mistake!

338 110 26
                                    

————— R E M A J A —————

Beralih dimalam Yeonjun yang membawa Soobin masuk kedalam club. Benar dugaan Yeonjun bahwa Soobin sedang berada dalam masalah. Karena Soobin menengguk minuman beralkohol banyak sekali.

Yeonjun belum pernah melihat sahabatnya segila ini. Lihat saja sekarang malah Soobin sedang meletakan pipinya didekapan dada montok seorang wanita sambil meracau entah apa.

"Heol!" Geleng Yeonjun sambil melihat itu dari jauh.

Drtt...drttt..

Hp Yeonjun bergetar dan ia melihat bahwa ibunya menghubunginya. Yeonjun lalu keluar dari club dan mengangkat panggilan itu.

Rupanya ada masalah dirumah dan Yeonjun disuruh untuk pulang. Yeonjun lupa bahwa ia tadi bersama dengan Soobin, ia malah meninggalkan Soobin sendiri didalam club.

Beralih ke Soobin, ia dibawa ke hotel oleh seorang wanita yang sedari tadi menemaninya. Entah apa yang akan mereka lakukan sehabis ini.

Pagi menjelang dan Soobin terbangun dari tidurnya. Kepalanya sangat pusing, sebentar! Dia langsung terduduk dan meneliti ruangan, ini bukan kamar Apartemenya.

"Aish, dimanakah aku?"

Cklek!

"Kau sudah bangun?" Soobin melirik kearah wanita yang sedang berjalan kearahnya.

"Siapa kau? Apa yang kau lakukan disini?"

"Kau tak mengingat semalam yang telah kita lakukan?" Tanyanya sambil mendekat kearah Soobin yang semakin menunduk takut.

Soobin menggeleng membuat wanita itu melebarkan senyumanya. "Hmm, bermain-main dengan anak ini sepertinya seru juga"

"Apakah kita melakukan 'itu?" Cicit Soobin sangat malu dan resah, ia harap ia tak melakukan apapun semalam dengan wanita ini.

Wanita itu ingin tertawa terbahak-bahak karena kepolosan Soobin, tapi ia tahan. "Well, kau bahkan melupakanya" Seru wanita itu berpura-pura sedih.

Grep!

"Hem," Wanita itu melongo karena Soobin menggenggam tangannya sangat erat.

"Tolong maafkan aku, jika terjadi sesuatu kepadamu-ah, maksudku jika kau hamil aku akan bertanggung jawab. Mohon maafkan tindakanku semalam aku tak sadar." Soobin nampak pasrah, sebagai lelaki sejati harus bertanggung jawab.

Wanita itu membekap mulutnya sendiri agar tak kelepasan tertawa. Sungguh anak ini sangat polos, dia bahkan tak ingat apa-apa semalam dan langsung percaya saja pada orang asing.

"Heum janji?" Tanya wanita itu.

"Ya! Aku berjanji!"

*****

Soobin membawakan minuman untuk teman-temanya. Ia lalu ikut duduk disebelah Hyuningkai, ia masih baper dengan jadianya Beomgyu dan Taehyun. Ia ingin jaga jarak dulu, apalagi dengan masalah yang sedang menimpanya sekarang.

"Jadi, kenapa kau tak masuk selama dua hari ini?" Tanya Yeonjun.

"Aku pulang kerumah karena ada masalah sedikit." Jawab Soobin sekenanya, sebenarnya ia ingin menceritakannya dengan Yeonjun tapi tak mungkin sekarang didepan Taehyun dan Hyuka juga.

Srek!

"Nah Soobin ini buku catatanmu, aku juga sudah mencatatkan materi selama dua hari untukmu." Taehyun menyodorkan buku milik Soobin.

"Eh, makasih Hyun. Sebenarya kau tak usah repot-repot." Soobin menggaruk kepalanya.

"Tidak papa kita kan teman." Jawab Taehyun sambil tersenyum manis yang membuat semua orang diruangan itu gemas denganya.

"Bagaimana aku bisa muve on kalau begini caranya!"

"Pantas saja si pendek dan Soobin jatuh cinta dengan anak ini."

"Kenapa dia sangat imut, Hyuka jadi minder!"

Begitulah kira-kira isi hati para remaja puber itu. Sekarang mereka semua pamit pulang menyisakan Yeonjun yang sebenarnya mau pulang tapi ditahan oleh Soobin.

Soobin ingin menceritakan masalahnya dengan Yeonjun, mungkin dia bisa memberika solusi. Jadi Yeonjun sedang tiduran dikamar Soobin.

"Ada apa? Tumben, biasanya tidak pernah curhat kalau aku tak memaksa." Yeonjun memainkan buku Soobin hanya dibolak-balik tak dibaca.

"Sebenarnya aku pulang kerumah untuk menemui Appa."

"Lalu?"

"Aku memintanya untuk melamar seorang perempuan yang kutiduri waktu itu."

Brak!

Yeonjun menjatuhkan buku itu dengan dramatis, ganti ia memandang Soobin dengan serius. Ah waktu itu ya, Yeonjun menampol kepalanya sendiri.

"Bagaimana bisa kau gegabah seperti itu Soobin! Apa kau yakin kau telah tidur dengannya?"

Soobin mengangguk lalu menggeleng, membuat Yeonjun gemas setengah mati ingin membelah otak Soobin agar ia tak terlalu polos lagi.

"Tapi aku harus bertanggung jawab! Aku tak mau dia melahirkan anak tanpa ayah!"

Ganti Yeonjun sekarang merebahkan dirinya dengan lemas. "Hei, berikan aku kontak wanita itu! Aku akan menghubunginya."

Soobin hanya diam, Yeonjun bangkit dan menatap Soobin. "Aku tak punya."

"Heol! Dan bagaimana caranya kau bisa bertanggung jawab kalau begitu Soobin!" Teriak Yeonjun frustasi.

"Ehm aku kira dia adalah temanmu."

Yeonjun melirik Soobin sangsi, kepolosan Soobin membuatnya kesal sendiri. Bisa jadi kan Soobin itu dijebak, tapi anak ini malah percaya begitu saja.

"Yasudah lupakan saja, lagipula dia tak akan bisa menghubungimu."

"Tidak! Bagaimana bisa seperti itu!" Protes Soobin tak terima.

"Lalu kau mau bagaimana? Appamu pasti juga marah kan."

"Appa menamparku dan ingin aku segera pindah keluar negri."

"Ide bagus!"

"Yeonjun! Bantu aku menemukanya."

"Bisakah kau menganggap ini semua adalah keberuntunganmu?" Yeonjun tak habis pikir, bukanya malah bagus ya Soobin jadi terbebas dari masalah, tapi malah anak itu yang ingin mencari masalah.

Soobin menggeleng, "Aku harus bertanggung jawab bagaimanapun resikonya, aku sudah berjanji padanya."

"Baiklah-baiklah, aku akan membantumu! Tapi dengan caraku dan kau tak bisa protes!" Soobin mengangguk dengan perasaan lega.

————— R E M A J A —————

[BL] Remaja | TXT (Complete 2021) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang