Part 2 : Kelas Ekonomi

301 41 5
                                    

"Aku akan memakai gaun berwarna biru langit itu," ucapnya. Setelah itu Ember mengangguk dan memberikan gaun yang diinginkan oleh Caverline.





"Salam kepada, Madam Sherin. Semoga kebahagiaan selalu mendampingi Anda," sapa Caverline dengan salam ala bangsawan. Madam Sherin tampak mengangguk dan tidak mempermasalahkan keterlambatan Caverline.

"Mari kita belajar tentang dasar-dasar ekonomi, Nona Caverline," ajaknya dengan wajah ramah. Caverline mengangguk dan segera mengikuti Madam Sherin.

Madam Sherin menjelaskan dengan tenang dan nyaman. Caverline juga dengan mudah menyerap semua pelajaran tersebut. Oh, jangan lupakan bahwa Caverline merupakan anak yang mudah menyerap ilmu lebih dari orang pada umumnya. Ia juga sering mendapatkan juara di sekolahnya dulu, ia juga pemegang sabuk hitam Taekwondo.

"Cukup sampai di sini saja, Nona. Saya akan memberikan tugas rumah sebagai tujuan agar Anda tidak melupakan dan paham dengan ajaran saya," ucap Madam Sherin lembut. Madam Sherin suka dengan sikap dan sifat Caverline yang sangat santai dan menghormatinya.

Caverline tersenyum. "Bagaimana jika saya menjawab sekarang juga, Madam? Saya ingin istirahat setelah ini, saya takut lalai dalam pengerjaan. Saya ingin diberi pertanyaan sekarang juga, tolong," pinta Caverline dengan wajah memohon. Madam Sherin tersentak dan mau tidak mau harus menganggukkan kepalanya.

Madam Sherin merupakan anak dari Baron Roma, ia adalah anak satu-satunya milik Baron Roma.

Di masa depan, Madan Sherin akan menikah dengan Erl Danyang yang telah memberikan jasa kepada kaisar. Caverline senang karena tampaknya Madam Sherin suka dengan tingkah lakunya. Caverline ingin mengambil gelar jenius milik Lilina.

"Karena aku suka pujian dan gelar. Maka, aku akan mengambil panggung milik Lilina. Hahaha, maaf ya, penulis."

"Baiklah, Nona. Pertanyaan pertama, jika di sebuah perusahaan terdapat kesulitan keuangan dan hampir mendekati bangkrut, apa yang akan Anda lakukan sebagai manager industri tersebut? Sementara di sisi lain, Anda tidak bisa mengajak berbisnis dengan siapapun. Namun, Anda memiliki beberapa barang bekas seperti kain dan pernak-pernik. Jadi, untuk mencapai keuntungan kembali, apa yang akan Anda lakukan?" satu pertanyaan lolos dari bibir manis Madam Sherin. Caverline tersenyum ketika mendengar soal yang dianggapnya mudah tersebut.

Caverline tersenyum dan menatap ke arah mata Madam Sherin. "Pertanyaan mudah. Jika saya memiliki barang bekas, tentunya saya masih bisa bangkit kembali. Jangan terfokus pada kebangkrutan dan kekurangan anggaran perusahaan. Kita bisa membuat kain-kain bekas menjadi barang yang lebih berguna, misalnya membuat celemek, gaun untuk masyarakat, membuat bordiran yang indah. Apalagi kita memiliki pasokan yang banyak, pernak-pernik juga bisa kita ubah menjadi perhiasan yang indah, misalnya menjadi hiasan gaun, gelang tangan, kalung, anting, hiasan topi dan masih banyak lagi. Tentu saja jika saya yang menjadi manager toko tersebut, saya akan memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia dengan baik. Lalu, bom! Saya akan bangkit menjadi perusahaan besar, seperti itu sekiranya jawaban saya, Madam," jelas Caverline panjang lebar. Ia juga memperlihatkan detail mana yang harus di sorot dan detail mana yang hanya sebagai pengecoh soal.

Madam Sherin terkejut. "Ba-bagus sekali, Nona Caverline. Lalu berlanjut soal ke-dua, jika Anda disuruh memilih antara bisnis ilegal yang banyak diminati dan bisnis ternak yang bangkrut. Manakah yang akan Anda pilih?" tanya Madam Sherin dengan tenang.

Madam Sherin memperhatikan wajah Caverline, ia berharap ada rasa ragu di dalam pemilihan anak didik barunya. Namun, bukan sikap ragu atau goyah, Caverline malah memberikan senyum cantik dan liciknya. "Saya tentu saja akan memilih peternakan yang bangkrut. Jika saya memilih industri ilegal, maka saya sudah gila. Dilihat dari namanya saja sudah diketahui berapa banyak kerugian yang akan ditanggung jika saya tertangkap. Tapi jika peternakan, saya bisa saja membuat bisnis dibawahnya seperti bisnis ilegal dan tidak akan diketahui oleh siapapun dengan adanya kedok embel-embel peternakan. Saya rasa opsi kedua sangat amat menguntungkan dalam berbagai sisi, Madam. Itu saja jawaban saya," jawab Caverline dengan bijak. Madam Sherin melongo dengan ucapan Caverline.

Im The Criminal VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang