"Siapa dia? Kenapa terlihat sangat tampan," batin Caverline kebingungan sekaligus terpesona.
•
•
•
•
•"Nona, bisa kembalikan kucing saya?" tanya pria tersebut dengan wajah polos yang membuat Caverline merasa gemas sendiri. Bukan hanya peliharaan yang menggemaskan, bahkan pemiliknya lebih tampan dan menggemaskan.
"Ah, maaf. Ini kucing Anda," ujar Caverline memberikan kucing hitam tersebut kepada pemiliknya.
Lelaki tadi mengangguk dan duduk di bangku dekat pohon. Caverline ikut duduk karena tidak tahu ingin kemana. Jika dia kembali masuk, maka jelas Lilina sang tokoh utama akan menyebabkan ia tidak sengaja menumpahkan wine ke gaunnya.
Dan bisa juga opsi kedua, Putra Mahkota akan memusuhinya karena dia dulu dikenal sebagai penguntit dari pangeran pewaris kerajaan tesebut.
Bisa saja kan? Atau yang lebih parah ja bertemu dengan Arion Vendra sang pemilik menara. Bisa-bisa dalam sekali kedipan mata, ia lenyap dari muka bumi ini.
Caverline menatap ke arah pria tadi. Ia tampak polos dan lugu. Caverline merasa kasian kepada lelaki itu. Pasti suatu hari nanti banyak yang akan memanfaatkan dirinya.
Caverline menepuk pundah pria tadi pelan dan pria tersebut menoleh ke arah Caverline. "Tenanglah, Nak. Jagan takut, walaupun dunia merenggut senyummu tapi jangan pernah kehilangan semangatmu. Apa kau paham? Hufft, kenapa kau sangat polos. Pasti banyak yang akan memanfaatkan mu," ujar Caverline dengan nada bijak dan anggun. Ia seolah menasehati dirinya sendiri.
Lelaki itu terdiam seribu bahasa.
"Sebenarnya apa yang diucapkan wanita ini? Apa dia pikir aku anak kecil?" batin pria itu bingung.
Caverline berdiri dan menepuk-tepuk gaunnya pelan.
"Baiklah, selamat tinggal, Tuan tampan. Semoga Anda selalu diberi kemudahan dan kebahagiaan dimana pun Anda berada," ujar Caverline setelah itu ia pergi dari sana dan mulai masuk ke dalam ruangan megah tesebut.
Lelaki bersurai hitam tadi tersenyum tipis. "Ethan, berubahlah," perintahnya kepada sosok kucing hitam tersebut. Ethan berubah kembali setelah disihir oleh lelaki bersuarai hitam tersebut.
"Tuan, Nona tadi tampaknya tidak tahu identitas Anda. Nona tadi sangat imut," kata Ethan sembari menatap ke arah jalan yang dilalui oleh Caverline saat hendak pergi dari sana. Lelaki bersurai hitam hanya terdiam dan pergi menggunakan sihir teleportasi.
Ethan menatap ke belakang dan terkejut saat tuannya tidak lagi berada di sana. "Tuan selalu meninggalkan saya. Untung saya di gaji, kalau tidak sudah saya maki," gumam Ethan. Lalu tak lama kemudian ia ikut menghilang seperti lelaki tadi.
"Caverline, kemana saja kau nak?" tanya Duke Zein dengan wajah cemas. Caverline menggeleng kepala pelan dan segera merangkul Ayahnya itu.
"Daddy, saya tadi pergi menghirup udara segar. Maaf jika saya membuat Daddy khawatir," ucap Caverline sembari memberikan tatapan memelas. Duke Zein akhirnya luluh dan mengangguk.
"Baiklah, mari Daddy kenalkan dengan Putra Mahkota. Ya, walaupun kau sudah kenal, tapi kau belum memberikan ucapan selamat kepada beliau," kata Duke Zein yang membuat wajah Caverline memucat.
"A-apa?! Daddy akan membawaku kepada malaikat maut itu?? Apakah Daddy sedang bercanda?!!" teriak batin Caverline menggelegar di seluruh penjuru otaknya.
Caverline hanya bisa patuh dan mengikuti keinginan dari sang Ayah.
"Baiklah, Daddy," balas Caverline dengan senyum hangat. Duke Zein tersenyum saat melihat kepatuhan Caverline.
KAMU SEDANG MEMBACA
Im The Criminal Villain
RomanceCaverline Malvone. Seorang penulis novel bergenre fantasi terkenal. Umurnya 27 tahun, di umurnya yang sekarang merupakan puncak karirnya dimana, banyak penerbit buku yang berlomba-lomba untuk meminang karya-karyanya yang luar biasa. Caverline Veolli...