V

244 46 2
                                    

Di hutan yang terlihat sunyi nan mencekam itu terlihat gadis berjubah hitam yang berjalan dengan langkah yang pelan dengan membawa sabit yang didapatkan nya, dia hanya ingin membawa alat apapun yang menurut nya mudah digunakan nya, sampai dia melihat tumpukan benda tajam didepan rumah rusak itu.

Yang menarik perhatian nya adalah benda dengan bahan perak yang mengkilat, sekali sentuhan saja bisa membuat kulit robek tanpa rasa karena ketajaman nya, maka dari itu dia mengambil nya.

(Y/N) masih berjalan tanpa ekspresi dan pikiran kosong, langkah nya membawa nya kehamparan dandelion kemarin.
Merebahkan badan nya disana, melepas penat dan menetralkan pikiran nya.

"Sendiri saja? " tanya seseorang yang membuat (Y/N) mengacungkan sabit nya, kedatangan orang itu sangat tidak terduga.

"Tenang saja nona, saya orang baik" kata nya, pria paruh baya itu menduduk kan diri di samping (Y/N).

"Kau tidak takut dengan ku? " tanya (Y/N) yang terheran melihat manusia begitu santai nya berhadapan dengan pembunuh.

"Haha... Apa yang anda katakan nona, saya hanya arwah penjaga tempat ini. Saya melihat anda kemarin disini, sepertinya taman saya membuat mu senang ya" tawa ringan dengan nada ramah nya membuat (Y/N) mendengarkan perkataan nya.

'Apa imortal itu berarti indigo? ' (Y/N) menundukkan kepala nya dengan berpikir.

"Jika anda berpikir anda indigo itu salah, saya hanya ingin menampakkan diri saja. Saya cukup kesepian disini, tapi dengan melihat dandelion saya merasa tidak kesepian" pria itu menatap lurus kedepan.

"Hm, teman ku juga sangat menyukai nya"

(Y/N) berdiri dan pergi begitu saja tanpa berpamitan kepada pria itu, pria itu hanya menatap punggung ringkih itu dengan senyum maklum.

==============================

Sampai dimansion dia sudah tersambut oleh Toby yang sedang bernyanyi dengan menggunakan mic, Jeff yang meminum alkohol dengan Kagekao dan Masky, Sally yang mengajak Jack menari dan dijawab gelengan oleh nya, sebagian anggota girl sedang bergosip ria, dan sisanya mungkin menjalankan tugas.

Mata (Y/N) terpaku oleh lelaki berambut pirang yang terus menatap nya dari kejauhan.

'Ada apa dengan anak itu' pikir (Y/N) yang merasa awkward.
Saat kaki nya ingin melangkah menaiki tangga Kagekao menarik nya untuk menari.

(Y/N) sedikit gelagapan karena tidak bisa menari apalagi dipegang oleh seorang pria.
Karena merasa tidak nyaman (Y/N) melepas genggaman Kagekao dan meneruskan langkah nya keruangan Slenderman.

"Sudah melakukan nya? " yang di tanya hanya mengangguk, sebelun dia pergi Slenderman menahan nya.

"Dari mana kau mendapatkan benda itu? " tanya Slenderman dengan menunjuk benda di belakang tubuh nya.

"Tumpukan sampah besi"

"Ku sarankan jangan terlalu tajam, tumpulkan sedikit dan beri cairan pengarat. Itu akan semakin menyiksa victim mu" Saran Slenderman membuat (Y/N) sedikit terbantu.

Didalam kamar dia melepas jubah nya, mengganti pakaian nya dengan baju santai berwarna (F/C) yang memiliki bahan dingin dan lembut serta celana pendek sepaha berwarna (F/C).

Merebahkan tubuh nya di kasur yang nyaman dan mulai terlelap sebelum...

Brak!!!

Gdubkrak!!

"Main bareng yok (N/N)! " suara hantaman dan suara seseorang membuatnya terjengkat dari kasur dan terjatuh kebawah.

"HENTIKAN SIFAT MU YANG SUKA MENGEJUTKAN ORANG FEYY! " (Y/N) yang baru saja melihat siapa orang itu hanya diam, orang yang dianggap nya adalah Felicia, karena hanya dia yang memanggil nya (N/N).

Sebalik nya, BEN masih terdiam melihat wajah (Y/N) yang tidak tertutupi jubah dengan baju yang santai.
Matanya terpaku melihat netra (E/C) nya yang indah dengan bentuk kelopak dan bulu mata yang cantik.

Karena risih dipandang lelaki tanpa berkedip seperti itu membuat (Y/N) malu dan melempar bantal tepat kearah wajah BEN.

Buak!

(Y/N) mengambil jubah nya dan menutup kembali tubuh nya, tidak bisa dipungkiri bahwa perasaan nya menjadi campur aduk antara kesal dan juga malu.

//klo bhasa skrg tu si reader gk pd ged. Maklum lah dari pada gk punya malu kek author :'D

"Ketuk pintu dulu! Ini adalah kamarku, jadi hargai privasi ku bocah! " BEN yang tersungkut oleh perkataan (Y/N) yang memanggil nya bocah.

"ENAK SAJA! AKU INI LEBIH TUA DARI MU TAU" (Y/N) menatap nya dengan remeh.

"Apa mau mu? "

"Main" ucap BEN dan memperlihatkan dvd ditangan nya, lagi.

"Kemarilah, aku akan mengajari mu segala permainan yang ada didunia ini" Ucap nya dengan nada sombong nya.

(Y/N) yang masih malu hanya duduk dan diam.
"Kenapa diam saja? Biasa nya tidak seperti ini" tanya BEN dengan mata yang melihat layar dengan serius.

"Biasa saja" BEN yang tidak puas mendapat jawaban itu pun mempause permainan mereka.

"Soal tadi maaf, aku tidak sengaja. Lagi pula kenapa memang? Kau cantik apa adanya dirimu" BEN berkata enteng mengabaikkan (Y/N) yang sudah merah padam didalam jubah nya.

"Sebenarnya kami tidak suka menilai orang lain, karena terkadang itu akan menyinggung mereka, tapi kau tau. Kelebihan atau kekurangan mu dimata kami itu sama saja " tangan nya naik menepuk kepala (Y/N), membuat si pemilik kepala mendongak kearah nya.

Tangan BEN yang satunya digerakkan nya untuk membuka tudung jubah yang menutupi wajah (Y/N).
Tudung itu terbuka, wajah (Y/N) sudah menjadi merah sempurna membuat BEN yang melihat nya membuang muka karena ikut memerah.

Kedua nya masih terdiam, memikirkan kata-kata selanjutnya.
"A-aku akan keluar " BEN bangkit dan berjalan keluar kamarnya.

"Eh? Dvd nya? " tanya (Y/N) cengo.

------------------------------------------------------------

BEN yang tengah melayang menuruni tangga mencoba menghapus kejadian tadi, dia sangat malu entah untuk apa.

'Aku yang membuka nya, kenapa aku yang malu bodoh! '
'Dia memang tidak secantik victim-victim ku, tapi... Melihat nya memerah arghh sial! '
'dia sangat imut demi lord Zalgo'

'Ada apa? ' tiba tiba suara asing yang bergema dan menyeramkan masuk kedalam batin BEN.

'He!? Lord Zalgo!? ' teriak batin BEN.

'Hm, ada apa memanggil ku? '

'T-tid-tidak, tidak ada Lord' BEN membuyarkan pikiran nya saat suara serak Jeff meneriaki nya.

"APA SIH WOI BERISEK! " Amuk BEN.

"SALAH SENDIRI TULI" semprot Jeff.

"TULI MATA NYA JACK HAH!? " Seketika pisau bedah melayang hampir mengenai mata BEN kalau dia tidak menghindari nya dengan cepat.

Pelaku nya adalah Eyeless Jack yang merasa tersinggung karena almarhum mata nya di bawa-bawa.

"AWOKAWOKAWOKAWOK...MAMPOS" tawa Jeff pecah diiringi Laughing Jack yang menyaksikan mereka.

Dandelions || CreepypastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang