IV

270 45 10
                                    

"Aku menang! Aku menang untuk ke-5 kali nya lohhh" BEN memuji diri nya sendiri dengan kehebatan nya bermain game.

"Apa kau menggunakan game untuk membunuh victim huh? " (Y/N) yang mulai tak suka melihat BEN merasa dirinya yang paling hebat pun berkomentar.

"Yup! "
'What the... ' batin (Y/N) sweatdrop ria.

"Okey, Thank you for the time (Y/N). Kita akan main lagi besok, aku harus melakukan sesuatu yang penting" tidak menunggu jawaban dari (Y/N) dia malah sudah menghilang.

"Bagaimana anak sepertinya masih bisa tersenyum" gumam (Y/N).
Saran dari BEN cukup membuat nya berani mencoba, (Y/N) berjalan dihalaman mansion yang luas dan sejuk.

Hingga dia menemui sungai kecil yang jernih, mengikuti arah sungai itu bagaikan melangkah kedepan dan meninggalkan luka dimasa lalu.

"Dandelion? " matanya melihat dandelion yang berterbangan tertiup angin.
(Y/N) berjalan dan mendapati tanah yang dipenuhi dandelion.

Matanya terpaku sesaat meliat keindahan hamparan bunga tersebut. Kaki ringkih nya berlari tanpa alas kaki kearah dandelion membuat benih bunga itu bertebaran.

Flashback

"Bunga yang kau sukai! Hayo apa" Felicia terlihat menuntut jawaban (Y/N) yang kalah dalam permainan botol.

"Aku tidak menyukai bunga"

"Harus dong! " Felicia menggoyangkan tubuh (Y/N) dengan kuat.

"Eh? Kok maksa? "

"Tinggal jawab aja susah banget! "

"Bangkai"

"pfffft-.....BWAHHAAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH-HMMMPP...MMM!! " Mulut Felicia yang terbuka lebubar untuk tertawa seketika dibekap oleh tangan (Y/N).

"Aku sudah menjawab bukan! "  bekapan itu terlepas, Felicia masih menahan tawanya.

"Selera mu sangat buruk (N/N). Kau harus nya menyukai bunga yang ku suka" (Y/N) menaikkan satu alis nya mendengar itu.

"Lagi pula dandelion lebih bagus dari pada bangkai" sambung Felicia.

"mengapa? "

"karena warnanya putih bersih, dan indah bila tertiup angin"

"kau belum pernah mencium aroma bunga bangkai yang tertiup angin sore ya? "

"pasti seperti bau mu"

Ctak!

"Kenapa aku harus menyukai pilihan mu? " sewot (Y/N).

"Hei kau ini menurut saja! Apa yang membuat mu tertarik dengan bunga bangkai hah!? " Felicia menjitak kepala (Y/N) karena merasa kegoblokan nya mulai mengambil alih.

Flashback

"Everything will be alright" ucap (Y/N) dengan air diujung matanya.

"Dandelion.... Kau seperti dia bagi ku, kecil indah dan sangat rapuh" memejamkan mata dengan bersandar dipohon.
Senyum yang lama tak hinggap di wajah nya mulai membentang, tangan nya bergerak melepas jubah nya.

Helaian berwarna (H/C) mulai menari-nari tertiup angin, mata (E/C) menampakkan cahayanya lagi, cahaya untuk tetap hidup dan menunggu masa depan.

Setelah puas beristirahat dan memanjakan mata nya dengan hamparan dandelion itu (Y/N) kembali kemansion. Hari begitu cepat berlalu hingga cahaya mulai meredup.

Dandelions || CreepypastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang