14. Terima kasih Jungmo

33 13 11
                                    

-ujf-

Jungmo duduk di kursi yang ada di balkon rumahnya sambil memikirkan sesuatu, jujur ia masih bingung dengan Bona.

Bagaimana bisa wanita itu hamil? Padahal mereka saja tidak satu ranjang dan bahkan Jungmo tidak pernah menyentuhnya.

Jangankan menyentuh, berdekatan dengan Bona saja membuat Jungmo tidak nyaman.

Apa Bona berbohong? Karena selama ini Jungmo memang jarang mengobrol dan memperhatikannya. Apa mungkin Bona berbicara seperti itu hanya demi mendapatkan kasih sayangnya Jungmo?

Hal itu membuatnya bingung sekaligus frustasi, ternyata seburuk ini menikah di usia muda.

Seketika Jungmo menyesal pernah mengiyakan perkataan Mamahnya, tapi ia melakukan ini semua juga demi keselamatan Yujin.

Jadi Jungmo hanya bisa pasrah dan sabar, "Arghhh" lelaki itu mengacak-ngacak rambutnya sambil berteriak.

Dan teriakannya membuat Bona tiba-tiba muncul, "Ngapain ke sini?"

"Ya kamu ngapain teriak? Aku pikir kamu jatuh atau apa"

"Gue frustasi. Puas lo?"

"Ada apa? Sini cerita sama aku"

"Males."

"Kamu kenapa dingin banget sih sama aku?" Bona bete dengan sifat Jungmo yang makin hari makin dingin itu.

"Gak tau"

"Ish"

"Apa?"

"Coba sehariii aja kamu perlakuin aku kaya istri kamu, aku cemburu kamu perhatiannya sama Yujin doang.."

Jungmo terdiam mendengar itu. Lagi-lagi Bona membawa nama Yujin, kenapa harus Yujin terus yang di salahin? Padahal ini salah dia sendiri.

"Gue gak akan kaya gini kalau lo gak mulai duluan Bona" ucapnya, lalu berjalan ke arah pintu karena tidak nyaman berdekatan dengan Bona.

"Maksud kamu apa?"

Lelaki itu membalikkan tubuhnya dan menatap Bona dengan smirk di wajahnya, "Lupa atau amnesia? Masih inget gak apa yang lo lakuin ke gue waktu dulu?"

"Tapi aku kan udah minta maaf sama kamu, aku juga nyesel Jungmo.."

Sumpah. Rasanya Jungmo ingin menghilang saja dari dunia ini, bagaimana bisa Jungmo menikah dengan wanita seperti Bona? Sungguh gila.

"Permintaan maaf lo gak bisa ngembaliin harga diri gue, paham?"

-ujf-

Bel pulang sekolah pun berbunyi, Yujin berjalan menuju halte bus seorang diri karena Taeyoung ada urusan, dan Seongmin harus mengerjakan tugas kelompok di rumah temannya.

Jalanan tidak terlalu ramai karena sudah sore dan sepertinya hari ini akan turun hujan.

Sudah 20 menit Yujin menunggu, namun belum ada tanda-tanda busnya akan datang.

Uri Just Friend | Koo JungmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang