31. Kejadian yang tak terduga

26 9 6
                                    

-ujf-



"Saya suka awak."

Yujin terdiam. Ia seperti pernah mendengar kalimat itu di suatu tempat, tapi ia lupa di mana.
Butuh waktu untuk Yujin bisa mengingat kejadian itu.

Dan saat ia ingat, matanya langsung melotot dan tangannya dengan reflek memukul dada Taeyoung.

Buk!!

"HEH SEMBARANGAN!"

"Gak usah mukul juga kali, gue cuma ngasih tau isi hati gue doang."

Setelah dengan mudahnya berbicara seperti itu, Taeyoung malah berjalan meninggalkan Yujin tanpa pamit.

Yujin yang merasa dipermainkan pun langsung mengejarnya, namun dari kejauhan ia melihat sesuatu di tanah.

Dan saat mengetahui itu, Yujin langsung mendorong Taeyoung ke arah samping dengan sangat keras.

"Apa-apaan dah?!" Ucap Taeyoung ngegas.

Yujin yang tidak mengira bahwa dirinya berhasil menyelamatkan nyawa sahabatnya langsung terduduk lemas.

Ia menarik nafas dan membuangnya berkali-kali, Taeyoung jadi kebingungan sendiri dengan sifat Yujin karena ia tidak mengetahui bahwa kakinya hampir saja menginjak bom granat yang terkubur di dalam tanah.

"Bisa gak sih kalau jalan tuh liat-liat?! Lo hampir aja kehilangan nyawa lo, tau gak?!"

Taeyoung yang belum mengerti langsung melibat ke sekelilingnya, dan pandangan matanya jatuh kepada benda tua yang terkubur di tanah.

Benda itu adalah granat.

Seketika Taeyoung merasa bersyukur karena sang pencipta masih membiarkannya hidup dan menyelamatkannya dari bahaya melalui Yujin.

"Makasi Yujin.."

"Kaki lo gak apa-apa kan? Gak ada yang sakit kan? Maafin gue yaaa" rengeknya sambil memohon seperti anak kecil.

Taeyoung hanya tersenyum melihatnya, untuk kali ini ia membiarkan Yujin seperti ini karena Taeyoung sangat menyukai itu.

Bukannya menjawab, tanpa sadar Taeyoung malah mengusap-usap pipi Yujin dengan lembut sambil berkata..

"Jangan pernah tinggalin gue ya.."


-ujf-

Entah ini hanya kecemasan Yujin saja atau hal lain, Yujin tiba-tiba merindukan Bunda dan juga Seongmin, rasanya ia ingin segera menemui mereka.

"Bunda sama Seongmin lagi apa ya.." ucapnya bermonolog.

Saat ini Yujin sedang berjalan sendirian di tengah heningnya suasana desa ini di sore hari, bukan hanya jalan-jalan, tapi Yujin juga ingin melihat lebih dalam seperti apa keadaan tempat ini.

Jejak kaki yang Yujin tinggalkan di atas tanah membuat Jungmo menghentikan langkahnya saat sedang berpatroli.

Kemudian pandangannya mengarah ke arah depan, di mana seorang gadis tinggi itu berada sambil menengok ke kanan maupun ke kiri.

Uri Just Friend | Koo JungmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang