Happy Reading ❤️
________________"Jangan manja kamu jadi anak. Harusnya kamu bersyukur bisa ngerasain pasilitas mewah! Kita kerja itu buat kamu!" tekan pria yang bernama lengkap Ken Lijanto yang tak lain adalah Papanya Anaya.
"Tapi Naya cuma minta waktu kalian, Naya butuh perhatian dari Papa Mama," ucap Anaya.
"Udah deh Nay, kamu ini kenapasih? Ilangin sifat manja kamu tuh, kamu bukan anak kecil lagi yang harus selalu kita dampingi. Kita gini juga buat kamu, Mama harap kamu ngertii itu," ucap Sania yang tak lain adalah Mamanya Anaya atau sering gadis itu panggil dengan sebutan Mama Nia.
Gadis yang mempunyai Marga 'Lee' itu tersenyum getir. Sudahlah, tidak ada ujungnya jika ia terus melanjutkan pembicaraan ini. Mereka akan tetap bersikeras untuk tetap memilih pekerjaannya ketimbang dengan putri mereka.
"Anaya minta maaf Ma, Pah. Anaya pergi dulu," pamit Anaya, mereka mengangguk sambil bergumam.
"Jangan kemaleman pulangnya," perintah Ken yang langsung di angguki oleh Anaya.
Anaya meninggalkan kedua orang tuanya yang sedang melangsungkan makan malam. Kalau saja si Valak ini tidak terus-terusan mengirimnya pesan, mungkin gadis itu akan menghabiskan waktunya bersama orang tuanya.
Satu senyuman terukir di bibir Anaya, setidaknya Papanya itu masih peduli terhadapnya. Walaupun sedikit kasar, yang harus ia lakukan hanyalah foya-foya dan menikmati kemewahan dari Papa-Mamanya. Canda Foya.
Karena orang tuanya itu selalu rutin mengirimkan uang bulanan untuk Anaya. Bahkan uang yang mereka kirim bisa Anaya tabung karena terlalu banyak. Anaya bukan lah tipe perempuan yang suka menghamburkan uang, bahkan jika kedua orangtuanya tidak mengirim uang Anaya masih bisa mencukupi kebutuhannya dari job endors nya. Bisa di bayangkan seberapa banyak uang Anaya?
Anaya memarkirkan mobilnya setelah memasuki halaman rumah Varo, untung saja satpam di rumah itu selalu standby berjaga jadi Anaya tidak perlu repot-repot untuk menunggu. Bangunan besar nan megah itu terlihat sepi, hanya ada beberapa motor yang terparkir di sana. Bisa Anaya tebak pasti teman-temannya Varo sedang berkumpul di sana.
"Ehh, ada Non Naya," sapa Bi Lastri—asisten rumah tangga di rumah itu yang sedang membuang sampah.
"Ehh, hai Bi," sapa Anaya yang baru saja keluar dari mobilnya.
"Tumben Non malem-malem kesini?" tanya Bi Lastri.
"Iya nih Bi, Varo dari tadi nge-chatt terus nyuruh Naya kesini," jelas Anaya yang langsung di angguki oleh Bi Lastri.
"Yaudah, ayo Non masuk. Di dalem lagi rame, temen-temennya si Aden lagi pada main," ajak Bi Lastri—membiarkan Anaya masuk lebih dulu.
Saat Anaya sudah sampai di ruang tengah, ia melihat teman-temannya Varo yang sedang bermain bersama Vino. Bocah itu dengan riang menaiki punggung Airon yang di jadikan nya sebagai kuda. Hal itu mengundang gelak tawa dari mereka yang menyaksikannya.
"Loh, Kakak cantik?" gumam Vino saat menyadari kehadiran Anaya. Begitupun dengan ke-enam inti ADERAAL yang sama terkejutnya saat melihat Anaya.
"Kak Ultlaman stop kak! Tulunin Vino," pinta Bocah itu membuat Airon menghela nafasnya lega, akhirnya Vino turun juga dari punggungnya. Pasalnya sedari tadi Vino terus saja merengek-rengek, dan kebetulan Airon dengan suka rela menjadi kuda untuk Vino naiki. Namun sialnya bocah itu malah tidak mau turun, dan apabila Airon paksa Vino akan kembali menangis.
Vino langsung berlari ke pelukan Anaya, bocah itu berjingkrak-jingkrak kegirangan.
"Hai ganteng," sapa Anaya sambil membalas pelukan Vino.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO
Teen Fiction[ FOLLOW DULU SEBELUM DIBACA!!] UPDATE SETIAP MALAM MINGGU Alvaro Arbeloa Maldini. Cowok bengal yang di anugrahi oleh tuhan dengan ketampanannya. Pulang pergi ke ruang BK sudah menjadi rutinitasnya sehari-hari. Banyak wanita yang berharap di jadika...