Dua Belas; Takdir yang Berjalan

3.7K 898 362
                                    

Kelana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelana

"Nanti tanggal tiga Papa ke Bandung, kita ketemu ya di Trans Studio Mall."

Ajakan dari Papa dan Mama masih terngiang-ngiang, ada debaran yang gak bisa gue artikan dengan segenap pertanyaan yang tidak menemukan jawab. Kira-kira, mereka mau ngapain ya? Gue harap mereka cuma ingin ketemu gue, tanpa ada maksud apa-apa.

Udah beberapa hari ini, gue susah banget ketemu sama Langit. Dua kali coba nanyain dia ke menara, tapi katanya udah pulang atau dapet lembur. Masalahnya dia cuma baca WhatsApp gue aja, gak dibales, gue telepon juga gak diangkat yang sebenernya bikin gue khawatir takut dia sakit kayak Semesta waktu itu.

Entah gak cocok ngurus ikan atau gimana, akuarium gue udah kosong lagi karena ikan lemon yang gue beli waktu itu mati semuanya. Rencananya hari ini gue mau ke pasar ikan, tadinya ngajak Langit cuma gue masih belum dapat kabar. Nanya ke Sakti juga percuma, orang sekarang adik lelakinya itu lagi di UEA karena dapet flight ke sana.

"Om, ikan yang gak cepet mati apa ya?"

Ikan Hias Om Yas,

Gue masih inget banget kalau waktu itu gue ketemu Langit untuk yang pertama di kios ikan ini.

"Ikan punya takdirnya masing-masing, mbak. Ada yang mati muda, ada yang panjang umur. Tapi kalau mau, coba pelihara cupang."

Yah, gue gak suka ikan cupang soalnya kayak preman.

"Kalau yang lucu-lucu gitu emang cepet mati ya, om?"

"Tergantung sih, gimana kualitas air dan makanan biasanya."

"Saya kan jarang di rumah, nah yang tahan ditinggal-tinggal ikan mana ya?"

"Istrinya Bang Toyib kali ya, mbak? Hehe." Yeu, si om malah bercanda. Tapi bener sih, tiga kali lebaran dan tiga kali puasa, istrinya Bang Toyib masih nunggu aja.

Eh tapi kata orang, istri Bang Toyib udah nikah lagi. Berarti dia udah gak nunggu suaminya pulang dong?

"Lemon kemarin mati?"

"Lemon kemarin mati?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kelana Langit SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang