Dua; Pasar Ikan dan Pengakuan

7.8K 1.2K 484
                                    

Langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit

08126446xxx is calling you ...

Gue baru aja menyelesaikan jam kerja dan bertukar shift dengan pegawai lain ketika panggilan dari nomor tak dikenal itu tiba. Datangnya bukan ke ponsel gue, melainkan pada ponsel merah muda yang disinyalir merupakan milik Captain Kelana Buana.

"Halo?"

"Nah, halo. Mas, ini hape saya deh kayaknya. Anu, saya yang punyanya, bisa dibalikin gak ya? Ntar saya ganti ongkosnya, atau atau gini deh, saya yang nyamperin masnya. Gimana?"

Gue sedikit menjauhkan ponsel itu karena tak tahan dengan racauannya, "Ah, iya, tadi hapenya ketinggalan depan starbucks." ucap gue pelan. "Bisa diambil, di bandara aja."

"Yah, kejauhan. Besok deh besok, saya jam delapan ada di bandara. Bisa kan ya? Janjian sebelah mana?"

"Hm ... " Gue berpikir sebentar, "di Starbucks lagi aja."

"Oh, oke. Tolong cek dong ada pesan atau enggak, kalo ada yang telpon reject aja ya mas kecuali dari maskapai. Kalau sekiranya penting, sms saya ke nomor ini. Makasih, mas."

"Sama-sam— dih, mati."

Alis gue saling bersentuhan, tepatnya ketika menatap layar telepon yang kembali stuck di layar kunci depan. Tanpa memusingkan apapun lagi, sesegera mungkin gue menyabet tas yang disimpan pada loker pegawai kemudian keluar dari dalam menara. Gue harus menaiki lift untuk bisa tiba ke lantai dasar. Saat itu gue keluar barengan sama rekan-rekan lain yang mukanya pada kusut karena kelelahan.

Gue pikir benda yang sekarang bergetar juga berasal dari ponsel yang sama, tetapi gue salah karena ternyata panggilan selanjutnya masuk ke ponsel milik gue. Meski malas, gue menggeser ikon telepon berwarna hijau itu hingga kini panggilan telah tersambung. Gue tidak berbicara, menunggu orang tersebut memulai obrolan lebih dulu karena gue pikir gue tidak memiliki sesuatu untuk dikatakan.

"Gawat, Lang."

"Apaan?"

"Ikan lo yang kayak badut itu dimakan ikan alligator anjir!"

Mata gue langsung membulat, "Kok bisa?! Lo mainin ikan-ikan gue ya?!" gue agak berteriak sampai seisi lift kebingungan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kelana Langit SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang