Sembilan Belas; Kembalinya Pengelana

3.2K 844 258
                                    

November 2020,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

November 2020,

Kelana

Banyak banget hal yang gue lewati selama hampir dua tahun ini. Perubahan demi perubahan terus terjadi, yang pada akhirnya membawa gue pada sebuah babak baru dalam menjalani alur kehidupan. Pada Oktober 2019, gue melepas lencana pilot yang sudah beberapa tahun tersemat itu dan memulai sebuah cerita baru.

Gue bukan lagi Kapten Kelana Buana, melainkan hanya Kelana Buana karena sudah tidak lagi terikat dalam profesi sebagai seorang penerbang.

"Bu, jumlah investornya sudah mencapai target. Ada total 200 bibit yang harus dibeli bulan ini."

"Oke, langsung beli dan sebar ke beberapa mitra, ya."

Namanya Piara.id

Sebuah start-up flatform investasi peternakan yang sudah didukung oleh kemajuan teknologi. Berdiri pada Januari 2020 lalu, belum genap berusia satu tahun namun telah memiliki ribuan investor hampir di seluruh Indonesia.

Cara kerjanya sangat sederhana, investor bisa berinvestasi kapan saja melalui website atau aplikasi Piara.id. Investasi ini berupa pembelian bibit ternak yang nantinya akan dititipkan kepada mitra peternak Piara.id. Kemudian, bibit ternak ini akan dibesarkan selama 4-6 bulan. Selama masa program, seluruh biaya operasional dan pakan ditanggung oleh Piara.id. Lalu ketika hewan telah berhasil dijual di akhir masa program, investor akan mendapatkan bagi hasil dari keuntungan bersih dengan besaran 50:50 bersama mitra peternak.

Gue juga tidak mengerti kenapa bisa tiba-tiba banting setir ke bidang yang sangat bertolak belakang. Namun di industri ini, gue merasa lebih nyaman dan berhasil menemukan jati diri yang sebenarnya. Sejak awal, jadi pilot bukan berasal dari keinginan gue. Gue hanya menggertak, berontak, sebelum akhirnya sadar bahwa gue bisa saja lebih baik dan hidup jika berada di bidang lain.

Setelah kecelakaan pesawat yang menggemparkan dunia pada akhir April 2019 silam, segalanya berubah drastis terutama untuk gue beserta keluarga. Karena kecelakaan itu, Papa yang memang telah didiagnosa mengalami penyempitan pembuluh darah di jantung harus menjalani serangkaian perawatan di rumah sakit kenamaan milik pemerintah. Selama itu pula, Mama selalu menemani Papa, pun dengan seluruh kakak-kakak gue yang mendadak saling perhatian karena mereka semakin mengerti dengan arti kehilangan.

Hingga pada akhirnya, Mama dan Papa kembali rujuk dan memutuskan untuk hidup bersama lagi. Perpisahan mereka rupanya hanya menjadi jeda, jeda yang berisi pelajaran bahwa meskipun cinta mereka hilang, mereka masih punya banyak sekali rasa sayang serta setumpuk kenangan yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Keharmonisan keluarga semakin membaik, bahkan kami jadi sangat sering berkumpul bersama disela-sela kesibukan soal pekerjaan.

Semenjak berhenti menjadi pilot, gue nyaris memutus seluruh hubungan dengan orang-orang yang dulu pernah menjadi bagian penting dari kehidupan gue. Gue tidak lagi menetap di Bandung, memilih pulang ke rumah gue di Gading Serpong dan mendirikan kantor di sana. Sesekali rasa rindu selalu datang, terlebih ketika secara tak sengaja gue diingatkan pada beberapa momen sederhana yang pernah gue lalui dulu.

Kelana Langit SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang