04.

2 1 0
                                    

“mau ngomong apa?.” tanya theo.

“sebenernya nggak penting sih, tapi gue serius.”

“yaudah apaan?.”

“thalia ... siapa?.”

theo terdiam sejenak. kemudian ia nenghela nafasnya. “sebenernya gue mau jelasin ini dari lama, tapi gue sayang sama lo dan gue belum siap denger jawaban lo.”

deara menunggu jawabannya.

“thalia itu ...”

sial. ponsel theo berbunyi. deara pun mendengus kesal dan membuang wajahnya. “sebentar.”

“lo sibuk.” gumam deara.

theo sibuk berteleponan. raut wajahnya tampak biasa saja. “iya, bye.”

theo duduk dihadapan deara.

“gue bilangnya nanti aja pas kita mensive. gue duluan, ditunggu mama.” theo mengecup kening deara lalu pergi meninggalkannya.



































































































“pasti surprise.” yakin nara.

deara terdiam. seketika, kata-kata asra teringat di kepalanya. nggak usah kebanyakan ngarep, dia sibuk. nggak mungkin punya waktu buat mikirin lo.

ia menyembunyikan kepalanya diantara kepala dan meja.

masih ditempat yang sama. nara datang karena deara memanggilnya dan memintanya untuk menemaninya. “asra mana?.”

“dia ... sibuk.” dusta nara.

“kata siapa?.” ucap gadis yang bersandar di pintu masuk. asra berjalan ke arah mereka berdua.

“lo kok nggak ngasih tau gue kalo deara nyuruh gue juga dateng?.” tanya asra sambil duduk diantara mereka.

“lo sih bikin dia overthinking mulu. gue kan jadi males.” ucap nara.

“lo kalo benci sama gue ya bilang dong.” ucap asra.

“hah? bukannya lo yang benci sama gue?.”

“udah! niat gue nyuruh kalian kesini tuh buat dengerin curhatan gue. bukannya malah ribut, pusing tau nggak?.” geram deara.

asra dan nara terdiam.

“jadi gini. gue sama theo mending udahan atau lanjut?.”

“lanjut.”

“udahan.”

B U M I

hai! jangan lupa selalu tinggalkan jejak dengan vomment ya! ramaikan kolom komentar dan share cerita ini ke teman kalian yaa, see you.

lanjut or udahan?

bumi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang