Chapter 17. Child Of Destiny

642 116 2
                                    

17

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17. Child Of Destiny


Mundur kembali ke tempatnya, Arthur kembali ke wajah tampan yang acuh tak acuh.

Cecilion membantu Archi mengiris daging, ketika dia melihat putrinya yang kesusahan memegang pisau di tangannya. Archi tersenyum pada Cecilion dan langsung mengunyah daging yang sudah di potong-potong, dan sesekali dia mengucapkannya pada Luna yang berada di pangkuannya.

Melihat pemandangan ayah dan anak yang begitu harmonis, Earl Ansaac sedikit menghela nafas menyesal. Jika dia tidak egois di masa lalu, mungkin cucunya tidak akan bersikap asing kepadanya seperti sekarang ini.

“Apakah kau akan berencana menetap di sini?” Earl Ansaac bertanya pada Carmilla, dan berharap mereka bisa tinggal bersamanya di hari-hari tuanya.

Carmilla melihat ke arah ayahnya, “Kami akan tinggal di kota Lumina!”

“Mengapa tiba-tiba berencana tinggal di ibu kota kekaisaran?”

“Ini tidak tiba-tiba,” Carmilla meletakkan pisau dan garpu di tangannya. “Ini sudah di rencanakan oleh sang ratu sejak putriku lahir!”

“Sang ratu?” Earl Ansaac menatap bertanya pada Carmilla.

Carmilla melirik Archi yang masih sibuk dengan makanannya, “Putriku adalah anak takdir, seorang anak yang sudah lama di ramalkan keberadaannya!”

“Selama aku dan Cecilion meninggalkan daerah kekaisaran, sang ratu pula yang selama ini menyembunyikan keberadaan kami.”

“Sang ratu juga yang memberikan kami gelar seorang Count dan Countess, dia sudah menunggu hari-hari ini akan datang!”

Earl Ansaac menatap cucu perempuan yang ada di depannya tidak percaya, ternyata anak dalam ramalan yang sering menjadi perbincangan para bangsawan adalah cucunya.

“Tunggu, jadi dia seorang Count?” Earl Ansaac mengalihkan perhatiannya pada Cecilion yang masih membantu Archi memotong daging.

Carmilla mengangguk ringan sambil menyesap gelas berisi anggur.

Archi yang mendengar ucapan Carmilla yang mengatakan bahwa dirinya adalah anak takdir, sedikit mengerut dahinya.

Sambil mengunyah daging panggang di hadapannya, dia memanggil keberadaan sistem yang sudah lama tidak terdengar.

“Tidakkah kau tahu apa itu anak takdir?” Archi langsung bertanya ketika sistem kembali muncul di benaknya.

Suara mekanis yang begitu manusiawi bersuara di benak Archi, memberitahukan informasi mengenai hal yang ingin dia ketahui. “Anak takdir tentu saja anak yang sudah di beritahukan dalam ramalan!’’

“Biasanya mereka memiliki kekuatan yang menakjubkan atau sesuatu yang langka untuk menentukannya menjadi anak takdir.”

“Sebuah ramalan biasanya terjadi karena turunnya firman dari dewa kepada imam kuil!”

The Return Of Legends: Multiverse DawnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang