Chapter 27. Holy Blade

483 78 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




27. Holy Blade

Dia pikir hanya anak-anak kecil di dunianya yang punya kelakuan bodoh seperti ini, tapi ternyata dunia ini tidak jauh berbeda dengan dunianya.

Melihat Illois sambil tersenyum sinis, dia benar-benar ingin muntah darah. Ingatlah dia sudah dua puluh lima tahun, dan anak laki-laki di depannya hanya anak laki-laki idiot yang baru berusia sebelas tahun.

Tidak peduli dengan perkataan Illois, Archi mencibir. “Anak muda sebaiknya kau belajar untuk masa depanmu, kau terlalu kecil untuk membicarakan masalah jodoh ataupun cinta!”

Di nasihati oleh anak kecil yang bahkan lebih pendek darinya, Illois meringkukkan ujung bibirnya. Melihatnya berbicara seolah-olah dia lebih tua darinya, dia mengeluarkan tawa yang renyah.

“Tidak apa-apa, aku bisa menunggu tujuh hingga sepuluh tahun lagi untuk menikah denganmu!” Menepuk ujung kepala Archi, Illois di sambut dengusan Archi.

Menjauhkan kepalanya dari tangan Illois, dia menatap Illois dengan mata mengancam.

“Aku tidak akan menikah denganmu sampai kapanpun, aku bahkan tidak mengenalmu!” Gerutu Archi, “jadi berhentilah mengatakan omong kosong yang tidak berguna.”

Setelah mengatakan itu Archi melirik ke arah kaki Illois dan menendang tulang keringnya dan langsung berlari meninggal Illois.

“Tidak sakit!” Illois bergumam bodoh setelah menerima tendangan Archi, bibirnya masih melengkung dengan mata yang masih mengikuti punggung Archi yang perlahan menjauh.

Seorang laki-laki yang sedari tadi memperhatikan mereka akhirnya keluar dari persembunyiannya.

Matanya berkedip licik menatap Illois, “Apakah anak itu?”

Mendengar pertanyaan itu, Illois langsung meluruskan bibirnya. Ekspresinya kembali ke wajah yang tidak penuh ketertarikan pada apapun di sekitarnya, seolah-olah ada jarak yang dia bentuk agar tidak ada seseorang yang akan mengusiknya.

“Ya!” Menjawab tanpa emosi, Illois menaikkan penutup jubahnya.

Laki-laki itu menatap adik laki-lakinya sambil tersenyum miring. Jika seseorang yang terbelenggu gunung es menemukan seseorang untuk melelehkannya, tentu saja pasti ada sesuatu yang mampu menarik si gunung es ke tempat hangat itu.

Dia penasaran apa yang membuat adiknya tertarik pada anak perempuan itu, jika di lihat pun itu hanya seperti anak biasanya.

Melirik ke arah laki-laki yang memegang blade di tangannya, Illois berkata acuh. “Aku akan kembali!”

Laki-laki itu mengangguk dan berbicara, “berikan ini pada Illona!”

Menyerahkan sebuah kotak kecil pada Illois, laki-laki itu menghela nafasnya, sayang sekali dia tidak bisa bertemu dengan adik perempuannya.

The Return Of Legends: Multiverse DawnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang