Jam menunjukan pukul 01.00 dini hari dan jalanan begitu sepi hanya suara angin yang berhembus dan suara mesin mobil Damar. Malam ini Damar akan mengantar Shinta untuk pulang kerumah.
"Kaki kamu masih sakit, Shin?" tanya Damar.
"Sedikit Mas," balas Shinta.
"Nanti langsung istirahat ya, jangan begadang," ujar Damar sambil fokus menyetir.
"Bbaik Mas."
Setelah perbincangan selesai semuanya menjadi hening dan kembali seperti semula. Hingga akhirnya mereka pun sampai dirumah Erna. Shinta terkejut ketika melihat pintu rumah Erna tervuka lebar padahal hari sudah larut malam.
"Kok pintunya masih terbuka jam segini?" tanya Damar.
"Tidak tahu, mari kita turun dan masuk dulu," ajak Shinta pada Damar.
Shinta dan Damar pun turun dari mobil dan bergegas masuk kedalam rumah. Betapa terkejutnya Shinta yang melihat Erna sedang terkapar lemas dipangkuan Agus. Mereka pun tidak sendirian dan ada banyak warga yang menemaninya. Tapi ketika mereka melihat kedatangan Shinta semua wajahnya berubah menjadi pucat seperti melihat hantu. Hingga akhirnya mereka lari terbirit-birit ketakutan.
"Kenapa mereka semua lari setelah melihatmu?" tanya Damar bingung.
"Itu tidak penting."
Shinta langsung berlari menghampiri Erna yang berada dipangkuan Agus. Dengan berlinang air mata Shinta mengelus pelan tangan Erna dan membuat Erna membuka matanya perlahan.
"Buuuu," panggil Shinta dengan isak tangisnya.
Erna pun membalas dengan senyuman lemah.
"Ndhuk kamu dari mana saja, Ibumu mencarimu sejak tadi siang," tanya Agus pelang.
"Tadi saya kecelakaan kecil dijalan, Pak. Terus saya pingsan dan akhirnya ditolong sama Mas Damar." Jelas Shinta pada Agus.
"Maafin saya bu tadi saya lupa ngabarin ibu," ucap Shinta.
"Enggak papa ndhuk, yang penting sekarang kamu baik-baik aja," ucap Erna dengan suara lemah.
"Ya sudah ayo biar saya yang bawa Ibu ke kamar," ajak Shinta.
Dengan bantuan Damar dan Agus, Shinta memapah Erna untuk menuju kamarnya. Setelah Erna terlelap, mereka bertiga menuju keruang tamu. Jam pun telah menunjukan pukul 02.00 dini hari, dan Damar berniat untuk pulang tapi ditahan oleh Agus.
"Nginep disini saja ini sudah malam, saya takut terjadi apa-apa," ujar Agus menyuruh Damar untuk menginap dirumahnya.
"Tidak usah pak saya nggak apa-apa," tolak Damar.
"Sudah Mas ini sudah larut malam juga, saya nggak mau Mas Damar kenapa-kenapa," sambung Shinta.
"Baiklah untuk malam ini saya akan menginap disini," balas Damar.
"Yo wis, sekarang kamu tidur dikamar Shinta dan Shinta tidur dikamar Ibu," ujar Agus.
"Loh nanti Bapak tidur dimana?" tanya Shinta.
"Bapak hari ini ada jadwal ronda jadi pulangnya nanti subuh," balas Agus.
"Oh nggih, Pak."
"Ayo ini sudah malam kalian berdua istirahat," pinta Agus.
"Tunjukan kamarmu pada Nak Damar ya," lanjut Agus.
"Nggih pak."
Shinta menunjukan kamar Arum yang akan ditempati Damar malam ini. Setelah sampai didepan pintu Damar pun membuka pelan dan melihat dalamnya. Sedangkan Shinta mengikutinya dibelakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAGIS [ Kematian Arum Sari Yuningsih ]🔞
HorrorWARNING⚠ [ MOHON UNTUK TIDAK MEMPLAGIAT CERITA INI. KARENA SAYA MEMBUATNYA BERDASARKAN HALUSINASI DIRI SENDIRI ] Sejak kematian Arum yang sangat tragis membuat semua warga Grobogan bertanya-tanya siapa yang telah membunuhnya. Hingga suatu hari datan...