TRAGIS- Shinta bukan Arum

502 31 1
                                    

Setelah selesai sarapan mereka bertiga berkumpul di ruang tamu sedangkan Pakde Tarno merasa bingung mengapa sudah jam segini Shinta masih berada di rumah dan belum pergi ke kantor.

"Loh, Ndhuk kok belum berangkat?" tanya Pakde.

"Shinta sudah keluar dari kantornya." Bukan Shinta yang menjawab melainkan Budenya.

"Kenapa keluar? Kamu enggak betah?" tanya Pakde kembali.

"Nggih Pakde," balas Shinta.

"Ya sudah enggak papa, rezeki kan enggak cuma disatu tempat kalau memang sudah rezekinya pasti nanti kamu bisa kerja lagi," ucap Pakde menyemangati Shinta.

"Nggih Pakde," balas Shinta.

"Oya Pak di kantormu ada lowongan pekerjaan?" tanya Bude.

"Beberapa bulan ini belum ada Bu, memangnya buat siapa?" jawab Pakde sembari bertanya.

"Buat Shinta," balas Bude.

"Ohh buat kamu toh ndhuk. Sementara ini belum ada nanti kalau ada pasti Pakde kabarin ya," ucap Pakde.

"Nggih Pakde. Tapi Shinta mau pulang saja nanti sore," ucap Shinta dengan tatapan sedih.

"Loh enggak usah pulang kamu disini dulu saja lagian di kampung kamu sendiriam mending disini ada Bude sama Pakde mu." Pakde mencoba menahan Shinta agar tetap disini.

"Iya, Ndhuk nanti kalau kamu pulang Bude sendirian lagi," sambung Bude.

"Nggapunten Bude, Pakde. Shinta enggak mau merepotkan disini. Tapi pasti Shinta bakal kesini lagi kalau ada waktu," ucap Shinta tersenyum.

"Ya sudah kalau itu sudah jadi keputusanmu Bude sama Pakde enggak bisa nahan kamu disini terus," ucap Pakde.

"Nggih Pakde. Ya sudah Shinta mau beresin pakaian Shinta dulu," ucap Shinta pergi menuju kamarnya.

"Kasihan ya, Pak. Sudah yatim piatu dan dia harus membiayai dirinya sendiri," ucap Bude sedih.

"Itulah hidup Bu kita enggak harus terus menerus untuk bergantung dan menggandalkan orang lain karena ada kalanya kita akan hidup sendiri dan mandiri,"  ucap Pakde.

••••
Pagi ini Damar berniat akan mendatangi Shinta tapi Damar bingung karena dirinya tidak tahu dimana rumah tempat tinggal Shinta.

"Aku cari alamat Shinta dimana ya?" Gumam Damar lirih.

Beberapa menit Damar mencoba berfikir agar dirinya dapat menemukan alamat rumah Shinta hingga akhirnya Damar menemukan jawabannya.

"Shinta kan mantan karyawan Mas Danu, nah otomatis pasti ada data Shinta disana." Damar mengoceh sendiri.

Tanpa menunggu waktu lama Damar pun langsung menuju ke kantor Danu. Dan kebetulan hari ini Danu masih dirawat di rumah sakit.

Setelah menempuh 30 menit perjalanan Damar pun akhirnya sampai di kantor Danu. Dengan segera Damar langsung menuju ke ruangan kerja Danu. Tapi ketika dirinya akan masuk tiba-tiba seorang satpam melarangnya.

"Tunggu Pak," ucap Satpam menahan Damar.

"Kenapa, Mas?" Tanya Damar bingung.

"Mas mau apa masuk ke ruangan Pak Danu?" Tanya Satpam tersebut.

"Emm ... itu saya disuruh Pak Danu buat ambil berkas," bohong Damar.

"Ohh gitu, Pak ya sudah saya tinggal," ucap Satpam.

Tanpa membuang-buang waktu Damar langsung mencari berkas yang berisi data semua karyawan. Satu persatu map telah dibuka tapi Damar belum menemukan datanya. Dan tiba-tiba matanya menuju ke sebuah laci lemari dan benar setelah dibuka Damar menemukan map yang berisi data Shinta. Selain ada map Damar juga menemukan foto-foto yang membuat dirinya lemas tak berdaya.

TRAGIS [ Kematian Arum Sari Yuningsih ]🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang