Last skenario cinta 3 (END)✅

♥︎70♥︎

1 bulan berlalu...

Meysa terbangun dengan keringat dingin,nafas yang naik turun.

mimpi yang membuatnya terbangun,mimpi itu...

~~

Meysa dan gilang kini tengah menikmati sarapan pagi di meja makan bersama ketiga anaknya dan ketika Asisten rumah tangganya.

meysa melamun,membuat gilang terheran heran.

"sayangg,ada apaaa hm?"tanya gilang

"eum,aku boleh ga ketemuan sama puri?"

"loh,kok tumben?ada apa emang?"

"yah aku pengen ngobrol aja,boleh kan?"

"yaudah bolehh,tapi jangan lama lama yah"

"makasih sayang"

"sama sama istrikuu"

~~

meysa kini tengah duduk di kursi taman menunggu kedatangan puri.

setelah cukup lama menunggu,akhirnya piro datang.

"Woy,lu ngapa si ngajak gua kesini?udah tau gue lagi hamil tua!"kesal puri,yah memang bisa di lihat dari perutnya yang makin hari makin besar.

"hehe,iya iya maaff,aku cuma mau curhat ko"

"curhat lagi curhat lagii,apa lagi?ada apaaaaa"

"Kamu ga ikhlas gitu dateng kesini?"

"astaghfirullah mey ga ikhlas darimana?gue bela belain jauh jauh buat ketemu sama lo tau!"

"yaudah iya maaf,jadi mau dengerin ga nih?"

"apa emang?"

"Aku mimpi toni datang,dia kaya nyampein sesuatu.dan.."

"Dan apa?"

"kita saling peluk?itu artinya apa ya pur?apa aku kangen dia atau dia kangen aku atau ramalan suatu kejadian gitu?"

"hmm,menurut psikologis si kalo seseorang bermimpi bertemu seseorang itu tandanya dia sedang tidur"

"puri aku ga bercanda!!!!"

"iya iya maaf,yah gue gatau,gue bukan pakar mimpi"

"ah,curhat sama kamu mah ga bener!"

udah tau ga bener,ngapain curhat?~pri

meysa merajuk,ia menatap ke bawah.

Dan betapa kagetnya dia,saat melihat cairan putih keluar dari sela sela baju daster yang puri kenakan,

"Pu,pur"sahut meysa

"apa lagii??"tanya puri yang nampak acuh dengan hp nya

"i,itu di bawah kamu apa?kamu kencing?"

"hm?apaan si?"

puri melirik ke bawah

"em,gue ga kencing ko"

"T,trus itu a,apa?"

"gue gatau"

"jangan jangan,ketuban kamu pecah?!"

"ohh,pecah"

"puri!!kamu kok malah santai santai aja sii!!bentar aku telfon ambulan dulu!kamu mau ngelahirin itu!!"

meysa berdiri dan menelfon ambulan dengan cemasnya.

"Dasar meysa"gumam puri

♥︎❤︎♥︎

"Aduhh dokk!!!sakittt!!!"nampak puri yang baru merasakan detik detik dimana ia akan melahirkan.

dan tiba tiba andy datang lalu menerobos dokter serta suster nya.

"pur,pur lo kenapa?!"cemasnya pada puri yang terkulai di ranjang rumah sakit

"gua mau konser!puas lo!"kesal puri seraya memegang perutnya

Sedangkan dokter dan suster hanya geleng geleng saja.

"mohon kakinya di kangkangkan ya bu"arah dokter pada puri

sedangkan andy menemani puri di sisi ranjang yang satunya.

"tarik nafas dan dorong yang kuat ya buu,satuuu duaaa tigaaa"

"Euhhhhhhhhhh!!!"

"ayo bu teruss!!"

"Aaaaa andyy!!!sakittttr!!!"

"Tahaannn!!pur lo bisaa huwaaa!!!"

"bego ngapain nangiss!!"

"itu kata lo sakit kann!"

"ayo bu dorong teruss!"

"Aaaaa"

Saat teriakan terakhir puri,andy jatuh pingsan tak sadarkan diri.

puri serta dokter yang melihat itu tak percaya.puri sangat malu,suami macam apa andy???

~~

Mata gue mulai terbuka.

gue melihat sinar sinar terang dan bau obat obatan di sekitar ruangan ini.

gue masih inget,gue nemenin puri bersalin kan?

segera mungkin gue bangun dari soffa,dan melihat puri tengah tidur dan mengelus elus sesuatu di sampingnya.

"Pur?"

saat gue lihat,ternyata puri lagi nidurin bayi,anak gue dan puri!

"Pur??"

saat gue mau ngedeketin anak gue,puri ngehadang gue.

"mau ngapain lo?deket deket sanah sanah!"usirnya

"kenapa si?itu kan anak gue juga!"

"apah?lo fikir aja gitu apa anak kita bakal  bangga punya bapak kaya lo?nemenin istrinya lahiran aja malah pingsan,itu payah namanya!"

"ya,ya maaf pur.lagian gue ga biasa liat beginian"

"tuh kan,belum apa apa udah begitu.nak,jangan jadi kaya bapak kamu ya,memalukan"

"pur gue pengen gendong.."

"gak!"

"Plis purr.."

"gak!"

"gue mau adzanin.."

"yaudah nih!untung aja mamah sama papah belum dateng,kalo iya mereka juga malu punya mantu kek lo!"

"julid banget si lo!"

Gue pun menggendong bayi laki laki gue.

"ganteng banget pur,kaya gue"

"HUWEKKK!!"

"Njir!"