Mereka Di Sekitar Kita

25 2 0
                                    

Dewi masih di perpustakaan, padahal waktu menunjukkan pukul delapan malam. Enam bulan terakhir ia selalu menghabiskan waktu disini setelah jam kuliah, katanya ingin mencari bahan untuk penelitian. Bahkan petugas perpustakaan sudah hafal dengan wajahnya.

"Dewi, aku duluan ya? Kamu jangan pulang terlalu malam". Ucap Sarah sebagai petugas perpustakaan.

"Iya kak, sebentar lagi aku juga selesai". Jawab Dewi sambil melihat kepergian seniornya, hingga menghilang dibalik pintu.

Dewi adalah mahasiswi fakultas sejarah, pendiam, dan kutu buku. Dewi jarang pulang lebih cepat karena sifatnya, meskipun begitu ia memiliki banyak teman. Kampusnya memperbolehkan pelajar menggunakan fasilitas yang disediakan hingga pukul sembilan malam, karena banyak mahasiswa yang mengambil jam kuliah karyawan. Masih berkutat dengan buku-buku di atas meja, tanpa sadar Dewi sedang diawasi sepasang mata.

"Non... Sudah malam, saatnya pulang. Tidak baik disini sendirian". Ucap lelaki yang sudah ada di muka pintu.

"Ah, Pak Karyo mengagetkan Dewi saja. Iya, ini sudah selesai". Jantung Dewi hampir copot dibuatnya.

Sambil membereskan beberapa buku yang harus dibawa pulang Dewi ditemani Pak Karyo, petugas keamanan yang dapat giliran jaga malam ini. Dalam sekejap semua sudah selesai, Dewi bergegas pulang. Sambil memeluk buku, ia mengunci pintu perpustakaan. Walaupun Dewi bukan petugas yang ada disana, ia dipercaya memegang satu kunci cadangan. Karena jika menunggu Dewi, kakak seniornya akan pulang lebih larut lagi.

Cklek... Cklek... Suara pintu dikunci.

"Non... Sudah mau pulang? Saya baru mau menegur Non Dewi". Sahut laki-laki dari ujung lorong.

"Iya Pak, sudah selesai tugasnya. Lagipula tadi Pak Karyo sudah lewat sini". Sahut Dewi.

"Pak Karyo? Pak Karyo malam ini libur Non, katanya ingin mudik ke Bogor. Ibunya sakit". Jawab lelaki tersebut sambil berjalan ke arah Dewi.

"Jangan menakuti saya Pak, baru saja saya lihat Pak Karyo di sini." Jawab Dewi kepada Pak Hendra yang sekarang sudah di hadapannya.

"Bener Non, tadi siang Pak Karyo minta izin saya. Malam ini saya jaga dengan Pak Darmawan". Sekarang mereka sudah berjalan berdampingan menuju pintu utama.

Seakan Dewi sudah tidak menghiraukan kejadian di perpustakaan tadi, ia tidak ingin melontarkan ribuan pertanyaan pada Pak Hendra di sebelahnya.

"Non, tidak takut setiap hari pulang larut malam?" Pak Hendra membuka percakapan, pertanyaan yang membosankan menurut Dewi.

"Makhluk halus maksud Bapak? Saya yakin keberadaan mereka, tetapi saya juga yakin mereka tidak akan mengganggu selama kita berbuat baik. Intinya kita saling sopan saja sesama makhluk ciptaan Tuhan". Sahut Dewi.

Sambil mengobrol dengan Pak Hendra tanpa terasa mereka sudah berada di gerbang utama, tak lama kemudian Dewi menaiki angkutan umum untuk bisa sampai ke tempat tinggalnya. Setelah memastikan kepergian Dewi, Pak Hendra berbalik arah menuju pos jaga.

"Dewi lagi?" Tanya Pak Darmawan, seakan sudah hafal kebiasaan mahasiswi satu ini.

"Iya Pak, kalau tidak ditegur anak itu bisa sampai pagi saya rasa". Ucap Pak Hendra.

"Dia tidak perlu ditegur". Jawaban Pak Darmawan datar.

"Maksud Bapak?" Tanya Pak Hendra sambil mengernyitkan dahi tanda kebingungan.

"Saya lihat ada yang mendampinginya di belakang". Jawab Pak Darmawan seraya mengambil senter lalu bangkit dari kursinya, dan bermaksud ingin berpatroli keliling kampus.

Tanpa menghiraukan pernyataan Pak Darmawan, Pak Hendra menyeduh kopi di pos jaga sambil mengingat obrolannya tadi bersama Dewi. Ia duduk di depan monitor, dan memutar rekaman kamera yang ada di perpustakaan beberapa menit yang lalu. Benar saja, terlihat Dewi berbicara sendiri ke arah pintu. Ia juga melihat sesosok bayangan yang sedang berdiri tepat di belakang Dewi. Pak Hendra kemudian mengerti apa yang dimaksud rekan kerjanya barusan, sejenak ia merinding.

Di sisi lain Dewi sudah sampai di tempat tinggalnya, setelah mandi ia ingin segera beristirahat karena masih banyak aktifitas yang menunggunya besok. Matanya tertuju pada tumpukan buku yang ia bawa dari perpustakaan tadi.

"Buku apa ini? Mungkin milik Kak Sarah tanpa sengaja terbawa, besok akan aku kembalikan". Batinnya.

Tanpa disadari sepasang mata masih terus mengawasinya.

Tanpa disadari sepasang mata masih terus mengawasinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka Yang Kusebut Hantu 2 (Sekuel) (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang