Tersesat 3

7 1 0
                                    

Namanya Mbok Laksmi. Wanita tua itu duduk diantara Danu dan Zahara, terpisah dengan meja makan sederhana di hadapan mereka. Mbok cerita tentang semua. Mbok menemukan Danu tergeletak diguyur hujan tepat di depan rumahnya. Rumah yang kini menjadi tempat tinggal Danu selama pencarian kekasihnya. Danu tidak pernah lagi melihat ke-tiga kawannya, Adrian, Viola, Alex. Mungkin mereka sudah pergi dari hutan ini, atau sudah mati dimangsa hewan buas, atau bahkan mati kelaparan. Selama enam bulan itu Danu tidak pernah melihat seorang pun manusia di hutan ini. Beruntung Mbok menemukannya, jika tidak habislah sudah.

"Enam bulan?" Tanya Zahara. Kedua alisnya menyatu tanda keheranan.

"Ya, enam bulan. Semenjak itu aku tinggal di sini bersama Mbok. Hampir putus asa aku mencari dirimu, tapi aku yakin suatu saat kita pasti bertemu." Danu menjelaskan.

"Apa kau tidak berusaha mencari pertolongan?"

"Puluhan kali aku menyisir hutan, kupastikan seperti tidak berujung. Lalu aku kembali lagi dan lagi di rumah ini."

"Bagaimana mungkin? Aku hanya berjalan biasa mengikuti langkah anak kecil itu, mengapa bisa sampai enam bulan?"

"Aku juga tidak mengerti, kita seperti terjebak di alam mereka. Benar kata Alex, kedua anak kecil itu bukan manusia."

"Buku?"

"Ada di tangan Viola."

"Buku yang kalian bicarakan, bukan aksara biasa seperti kata orang. Buku itu berisikan mantra, seseorang telah membangunkannya." Mbok memotong percakapan.

"Apa maksud Mbok membangunkan?"

"Nyi Ageng Ayu Sukma Ningrum."

"Nama itu..."

"Dialah yang pertama kali merasuki tubuh Dewi, kita bertemu dengannya di aula teater kampus." Danu menjawab ribuan pertanyaan Zahara.

"Apa yang dia inginkan?"

"Keabadian."

"Bagaimana Mbok bisa tahu segalanya?" Tanya Zahara pada Mbok sekarang.

"Terlalu panjang jika Mbok ceritakan sekarang, kalian harus bergegas, mereka telah menunggu."

"Kemana kita harus pergi, Mbok?"

Sesuai petunjuk yang Mbok berikan, mereka berjalan ke arah Timur. Di sana mereka bisa dapat tumpangan. Sebenarnya Danu bisa saja pergi saat itu, tapi ia ingin mencari kekasihnya terlebih dahulu. Enam bulan bukan waktu yang singkat, mereka harus mengejar waktu. Mungkin sudah terlambat, tapi itu lebih baik daripada tidak sama sekali.

*****

Di sisi lain Adrian, Viola, Alex telah sampai di tempat tujuan. Sebentar lagi mereka dapat menolong Dewi, sahabatnya. Enam bulan berlalu setelah perpisahan mereka dengan Danu dan Zahara di hutan sebelumnya. Bagaimana bisa? Jakarta-Banyuwangi tidak mungkin membutuhkan waktu selama itu, mereka belum sadar bahwa semua yang terjadi sulit dicerna nalar.

"Kau yakin ini tempatnya?" Tanya Viola di tengah dua pria tampan itu.

"Aku juga belum yakin, tapi naluriku merasakan Dewi ada di sini." Adrian mengungkapkan apa yang ada di benaknya.

"Permisi..." Alex mendekati pria tua yang di lihatnya.

"Permisi... Apakah benar ini Alas Purwo?"

.....

.....

Tak ada jawaban. Membalikkan badannya saja tidak. Perasaan Alex mulai tidak enak lagi, perasaan yang sama ketika mereka berlima memasuki hutan sebelum kehilangan Zahara dan kepergian Danu.

"Kalian tidak akan lolos dari ratu."

"Mati..."

"Mati..."

"Mati..."

Alex mendekati Adrian dan Viola, mengajaknya pergi sesegera mungkin. Pria tua yang menggunakan blangkon itu berkata seperti memberi peringatan. Dan terus mengucapkan kata "MATI" hingga suaranya tidak dapat di dengar lagi. Berjalan ke tengah hutan hingga menemukan tempat yang cocok untuk mendirikan tenda, ini adalah pertama kali mereka membuka isi tas. Dengan segala persiapan dua tenda ukuran biasa sudah siap dihuni, api unggun sudah dinyalakan. Setelah makan secukupnya mereka memejamkan mata, berharap besok bisa menemukan Dewi di tempat ini.

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Matahari terbenam di ujung barat. Danu dan Zahara melihat cahaya di kegelapan, berharap mendapatkan pertolongan dari manusia. Kini mereka dapat keluar dari hutan tersebut setelah mendapat arahan dari wanita tua yang dipanggil Mbok.

"Jalan raya! Itu jalan raya, Danu!"

Mereka Yang Kusebut Hantu 2 (Sekuel) (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang