Kembalinya Aldi

128 16 8
                                    

"Selamat beristirahat!" titah sang majikan setelah sampai di kediamannya kembali.

"Baik, Tuan." Aldi menjawab sambil membungkukkan badan. Menyerahkan kunci mobil pada pengawal lainya lantas dengan langkah lebar pria bertubuh tinggi serta berkulit putih itu berjalan menuju bangunan berjejer di belakang rumah besar milik majikannya, setelah dirasa cukup mengantar tuannya sampai di ambang pintu utama.

Menjadi seorang bodyguard memang terkesan pekerjaan yang santai, tapi sebenarnya mereka mengemban tanggung jawab yang begitu besar. Sedikit saja kelalaian tentu akan berpengaruh pada imej mereka sebagai pengawal ke depannya. Karena mereka tidak tau siapa musuh tak kasat mata sang bos yang diam-diam berusaha mencelakai sang tuan dan keluarganya.

Berniat mebersihkan diri terlebih dahulu sebelum istirahat, Aldi tiba-tiba saja mendengar keriuhan dari luar. "Al ... Al," panggil salah satu pengawal sembari mengetok pintu kamar Aldi.

Merasa namanya dipanggil, Aldi segera membuka pintu kamarnya. "Ada apa?"

"Ada yang mencarimu, cepatlah!"

Aldi mengurungkan niatnya untuk membrsihkan diri, ia mengikuti langkah tergesa-gesa teman yang memanggilnya tadi. 

Alangkah terkejutnya Aldi saat melihat kehadiran orang tua Lia di rumah besar. 
Hana dan Bagas menatapnya tajam saat melihat kedatangannya.

Hana dan Bagas baru pertama kali bertemu Aldi secara langsung, begitu juga Aldi sendiri. Namun Aldi pernah melihat sosok orangtua Lia saat gadis itu menunjukkan foto kedua orang tuanya yang terpajang di dinding rumah.

Sofia dan Dilan yang menyambut kedatangan orang tua Lia ke rumahnya, tampak biasa-biasa saja. Sebagai tuan rumah dan tentunya mengenal sosok Lia, Sofia sangat paham kenapa orangtua sahabatnya itu datang berkunjung. Sofia terlalu cerdik untuk tidak paham akan situasi yang terjadi. 

"Di mana anak saya?" tanya Hana tanpa basa basi pada Aldi yang baru saja masuk.

"Tenang dulu, Ma." Bagas sedikit tak enak hati. Dia mengenal seberapa terhormatnya keluarga Dilan.

Bagas yang semula tidak ingin pergi terpaksa pergi karena Hana bersikeras mencari putrinya ke rumah Sofia teman anaknya sekaligus tempat kerja kekasih putrinya.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Aldi dengan sopan, meski terkejut karena pertanyaan orangtua Lia barusan, Aldi berusaha ingin mendengar  terlebih dahulu tujuan sebenarnya kedatangan Hana dan Bagas.

Sofia dan Dilan yang paham akan situasi memilih tidak ingin ikut campur.

"Al, selesaikan secara kekeluargaan, duduk lah! dan saya harap kalian bisa menyelesaikan masalah ini baik-baik," kata Dilan sembari melemparkan senyum terbuka ke arah tamunya, lantas Dilan memilih merangkul sang istri untuk pergi dari ruang tamu secepatnya.

Dia percaya Aldi bisa mengatasi masalah pribadinya tanpa keributan. Dilan paham betul watak Aldi.

Aldi duduk di sofa tunggal sementara Hana dan Bagas duduk di sofa panjang. Sebelum memulai pembicaran Hana meneguk air putih yang sebelumnya sudah tersaji di atas meja.

"Lia kabur dari rumah, saya yakin kamu tau, tapi pura-pura tidak tau," tuduh Hana pada Aldi. Hana benar-benar tak dapat mengontrol emosinya.

Mengetahui Lia kabur dari rumah pagi tadi saat ia dan suaminya hendak bersiap-siap mengantar sang putri ke bandara, Hana langsung hiteris dan tak bisa berpikir jernih.

Satu-saatunya yang ia pikirkan saat ini adalah, bahwa Lia dibawa kabur oleh kekasih sang putri yang bekerja sebagai pengawal pribadi sahabat Lia sendiri.

"Tenang dulu, Ma." Bagas kembali mengingatkan Hana. Ini bukan rumah orang sembarangan, jadi sebaiknya istrinya itu harus bersikap sopan pikir Bagas.

"Bagaimana Mama bisa tenang? Lia pergi dari rumah padahal kita sudah menyiapkan keberangkatanya ke London."

Sekali lagi Aldi hanya bisa menyimpulkan keadaan dari penuturan terus terang Hana.

Bisa disimpulkan Aldi, bahwa Lia kabur karena tidak ingin ke luar negeri, dan Aldi juga bisa menyimpulkan bahwa orangtua Lia memaksa gadis itu ke luar negeri karena tidak setuju dengan hubungannya dengan Lia.

Tidak perlu Aldi tanyakan lebih lanjut, Aldi sangat paham. Sejak awal ia sudah memprediksi bahwa pasti akan ada masalah seperti ini. Hanya saja, kenapa Lia tidak jujur padanya dan dia malah tau dari kedua orangtua Lia yang datang tiba-tiba tanpa pemberitahuan lebih dulu.

"Saya benar-benar tidak tau keberadaan Lia, tapi saya akan kasih kabar bila tau dimana anak itu berada. Saya janji akan membawa Lia pulang dengan selamat tanpa cacat sedikitpun." Aldi berdiri lantas ia meminta izin Hana dan Bagas untuk segera mencari keberadaan sang kekasih.

"Saya izin pergi sekarang juga ma--pa, mohon bersabar dan berdoa saja semoga Lia baik-baik saja," kata Aldi.

Meski lelah baru kembali dari luar kota, Aldi tetap bersemangat untuk mencari keberadaan wanita yang rencananya ingin ia jadikan istri itu.

Hana dan Bagas terdiam sesaat, kalimat yang baru saja mengudara di telinga mereka seakan membuat Hana dan Bagas terhipnotis.

Saat punggung Aldi sudah tak nampak lagi, bersamaan itu pula Sofia keluar dari tempat persembunyiannya. Terlalu penasaran jika ia tak dilibatkan atas masalah sahabatnya.

"Jangan ragu pada pria itu, Tan. Kak Al pria yang baik, dewasa dan bertanggung jawab, Sofia yakin dia bisa membahagiakan Lia. Tidak akan ada lagi pria sesempurna kak Al untuk Lia, dan yang terpenting mereka saling menyukai." Sofia berusaha mencairkan ketegangan.

"Tapi ..." Hana masih ragu, lebih tepatnya ragu karena pekerjaan Aldi yang hanya seorang pengawal.

"Dia bukan sembarang pengawal Tan, mau Sofia bisik berapa gaji kak Al? Dan seberapa jumlah bonus yang sering suami Sofia berikan kalau Aldi membantu abang di kantor?" Sofia kembali dengan ide cemerlangnya.

Dia sangat tidak setuju jika masalah kasta menjadi penghalang bersatunya si pengawal tampannya dan sahabat baiknya. Sofia tau perjuangan Lia mendapatkan hati Aldi, dan dia suka pasangan itu bersatu.

Yang penasaran sama Sofia bisa baca novelnya di Noveltoon ya!! Bagi yang sudah terimakasih banyak😉
Jangan lupa jejak!!

   

My Sweet BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang