.
.
"collab"
.
.
------------{ a moment's time }-------------
'tinta merah menentukan nasibku, dan amarahnya
aku benci itu
kutatap lagi kertas yang tercetak nilai 60. Bagiku, itu sudah pencapaian usahaku mengerjakan soal-berhitung yang menyebalkan. kalau saja dihadapkan pada pilihan aktivitas fisik, tentu aku akan memilihnya. Malas rasanya pulang menghadapi omelan seperti.. kau ke sekolah tidak untuk bermain-main..bla bla dan membandingkan dengan teman yang 'uwau.
Jemariku mulai mengeluarkan korek api, Kini Langit jingga dan tembok belakang sekolah menjadi saksi kertas ulangan yang terbakar.
Ah aku lupa... juga anak itu.
"Kau mau?"
Dia menyodorkan sebungkus permen,
untuk kesekian kalinya.
"Berhentilah mengikutiku, dan jangan memberiku permen seperti anak es de--"
"Tapi kita memang masih SD--"
"ugh.. jangan memberiku permen!"
"es krim?"
"Kau bukan ibuku! Nih, kau puas!? hmmmp!"
kurenggut bungkus es krim dan melahapnya, ringisan lirih keluar menahan rasa dingin. kedua mata bulatku menatapnya tajam, berniat mengusir.
Tak lupa kedua pipiku yang menggembung.
"Sangat..puas"
"Bagus.. aku mau sendirian!"
Puas mengomel, selanjutnya Aku lebih memilih duduk, menatap kosong kertas tadi yang kini menjadi abu. Diiringi lambaian angin yang menjadi elusan rambutku, ekspresiku berubah drastis. Ah sudahlah aku semakin malas pulang, kugigit bibirku dan membenamkan wajah dibalik lutut, mengabaikan es krim yang mencair. Anak itu, dia masih belum beranjak dari tempat nya.
"ngomong-ngomong...terimakasih menolongku tadi, kau terlihat........keren"
kalimat sederhana namun hangat , untuk pertama kali aku mendengarnya...setelah sekian lama, dan mulai detik itu tatapanku mengarah ke kedua matanya. Dia yang juga menatapku tampak terhenyak sesaat
"Untuk bocah yang sangar kau cengeng juga--"
"ugh.."
dasar menyebalkan..
--------{for you, from the warmest}-------
.
.
.
'Sepersekian detik terlewat, entah apa yang kupikirkan,
entah apa yang kuingat
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'M FIRE
FanfictionJudul sebelumnya: [Boboiboy Blaze by Highest] Arus angin menerbangkan 'setangkai bunga rapuh...berjuta arti. Seolah memiliki semangat terbang melintasi jagad raya. Dia akan kembali ke tempatnya dengan tangkainya yang sederhana. Bukankah itu seperti...