Chapter 04

375 56 16
                                    

"Kurasakan penyesalan dalam setiap langkahku"

*****

.

.

.

Kejadian 'salam tonjokan membuatku terjebak di lapangan luas. Alas sepatu bergesekan dengan rumput begitupun juga dengan dia. Keringat mulai bercucuran seiring ribuan langkah bertambah. Yeah hukuman lari cukup efektif untuk olahraga siang, tapi setidaknya aku tau pesonaku ketika teriakan histeris no have akhlak terdengar dari pinggir lapangan.

"wah hali tampan"

"Blaze, juga tampan"

"Kyaa mereka gans banget"

dia populer juga untuk ukuran orang datar. Monologku terhenti saat sebuah ide jahil muncul di kepalaku. Aku mempercepat lariku untuk mengimbangi langkah Halilintar.

"Hei gledek kita balapan" Aku menyeringai. Halilintar menatap sinis 

"Ceh siapa takut." Dia mempercepat lari mendahuluiku. Aku menyeringai 

Dan terjadilah perlombaan lari dadakan di lapangan. 

"Lin! Semangat nanti gue traktir ice krim!!"

Seruan dari teman Halilintar dengan Arhan di sampingnya yang menggelengkan kepala. 

"Blaze tidak gak akan kalah dari Gledek!" 

"Lo pikir gue bakal ngalah?!"

Wow haha kepancing dia.

hei kenapa aku menikmatinya.

kulirik Halilintar di sampingku yang tampak serius seolah ingin memenangkan pertandingan. Oke aku tak akan kalah. Semangatku yang  muncul entah darimana mulai berkobar membawaku ke putaran terakhir.

capek dan panas.

Langkahku mulai melambat. Paru-paruku seolah meminta kadar oksigen lebih. Begitupun juga dengannya.

"ceh." Halilintar  memalingkan muka kesal.

Aku menjatuhkan tubuhku di bawah pohon dan menarik Halilintar. Dia duduk di sampingku. Mataku memandang langit dengan nafas yang masih belum normal.

"waw kalian seri"

Aku terkekeh menanggapi 'teman Halilintar yang menghampiri kami bersama Arhan.

"yah sial".

Aku melirik halilintar di samping dan kembali menatap langit setelah mengucapkan satu kata.

"Blaze."

Dia menoleh "Gue tahu."

Tidak ada salahnya kan sesama musuh memperkenalkan diri.

"Lin" 

Temannya memberi halilintar minuman. Dia menerimanya dan minum sampai habis. Seketika aku protes.

"Anjir tega bener lo Ar nggak ngasih minum"

Tuk

Arhan meletakkan minuman kalengan di dahiku.

"emang sengaja"

Wah temen laknat.

"ngomong-ngomong namaku Yasa. " Teman Halilintar memperkenalkan diri. 

"Arhan--"

"Atau Udin" potongku.

Pletak

"Aduh!"

I'M FIRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang