Keenam

1.2K 127 42
                                    

Sekolah di sini berbeda dengan ditempatnya dulu, disini ia lebih bebas beradaptadi tidak seperti ditempat asalnya yang selalu memperhatikan kasta.

Dengan senyum yang menghiasi wajah lelaki manis itu dan sang pasangan yang senantiasa berada disampingnya. Setiap mata tertuju pada mereka seakan ada tatap kagum dan ada juga yang mungkin iri dengki.

"Masii pagi anjir mata aing". Mendengar itu keduanya langsung melihat kesumber suara yang ternyata itu adalah lucas, namun dejun lebih fokus kepada seseorang yang ada disebelahnya.

Kini dejun menggenggam erat tangan hendery dan menariknya menjauh dari mereka. Hendery ingin bertanya kenapa dejun tiba - tiba menariknya namun niatnya ia urungkan karena menyadari tangan dejun menjadi dingin dan sedikit gemetar.

"Sayang?" Ucap hendery dan membalikkan badan dejun untuk berhadapan dengannya. Terlihat raut wajahnya yang khawatir, takut dan gelisah.

Dejun menatap hendery dengan intens seakan meminta pertolongan. Hendery yang paham pun langsung mendekapnya didalam pelukan, mengusap lembut surai pria manis didepannya.

"Tenang jun, dery disini akan selalu bersama dejun". Dejun masih terdiam, ia bingung harus melakukan apa. Beberapa saat kemudian dia mendongak menatap wajah tampan sang kekasih lalu tersenyum.

"Dejun sayang dery" ucapnya.

➖➖➖

Dia sudah menceritakan semuanya kepada hendery, sedikit lega menurutnya namun masih ada rasa khawatir di dalam hatinya.

Orang itu adalah Qian Kun, entah bagaimana bisa ia bisa tau kalau dejun berada di sini. Dia selalu bersama dengan hendery tidak mau terpisah sedikit pun mungkin karna rasa khawatir yang amat dalam.

Seharian ia berada di dalam kelas begitu juga dengan hendery yang senantiasa selalu ada disamping nya dan menenangkannya.

➖➖➖

Bell pulang sekolah berbunyi semua murid berhamburan keluar kelas. Dejun menghela nafas berat, ia takut akan terpisah dengan pria tinggi didepannya. Sesekali ia melihat ke arah hendery dengan senyum manis, rasa bersyukur mereka bisa bertemu secara kebetulan.

Mereka berdua sudah bersiap untuk pulang, begitu pun haechan yang berada disamping dejun. Sambil melontarkan beberapa kekesalan nya terhadap pelajaran di kelasnya hari ini. Namun langkah mereka terhenti saat seseorang memanggil salah satu diantara mereka.

"Der ! Woii der !". Seorang yang badannya mirip samson berlari ke arah mereka.

"Ngapa cas?". Yaps ia adalah lucas, dengan nafas yang masih terengah - engah ia tersenyum.

"Der bantuin gue bentar dah yee" pintanya.

"Ngapain? Lu kg liat kita mau pulang? Minta tolong yang laen ae lah" ucap hendery seraya menarik tangan dejun dan diikuti oleh haechan.

"Wehh der bentar doang njir, ayolah" ia sedikit berlari menyusul hendery. Hendery menghela nafas dan melihat kearah sang kekasih.
Dejun tersenyum dan mengangguk. ia menghela nafas untuk yang kedua kalinya.

"Jun tunggu sini dulu ya, chan jagain dejun ya" ucap hendery.

"Der dejun bukan anak kecil ish"ucap dejun dengan sedikit mempoutkan bibirnya. Dan itu membuat hendery gemas. Sambil terkekeh ia mengikuti lucas meninggalkan mereka berdua.

Setelah kepergian mereka, dejun dan haechan duduk didepan perpustakaan yang tidak jauh dari gerbang sekolah mereka.

"Ka echan kebelet"ucapnya tiba - tiba, dengan muka yang tidak bisa diekspresikan, yang membuat dejun terkekeh. "Gih sana ketoilet dulu, kaka tunggu sini aja ya?" Haechan mengangguk menyiakan dan ia langsung berlari kearah toilet.

A C C I D E N T A L  [ HENXIAO ]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang